eleven-11

334 23 4
                                    

Yang ditakutkan dari sebuah persahabatan adalah perpisahan

-lailiaf.h


🎇🎇🎇🎇

"Na kantin! makan dulu!" ucap Delan membangunkan Neina yang tengah tertidur lelap.

Sedangkan Fino, ia tengah membereskan alat tulisnya. Setelah ulangan harian fisika tadi, Neina gunakan untuk tidur. Tempat duduknya yang berada dipojok memudahkanya untuk menjelajah alam mimpi tanpa sepengetahuan guru. Dua sahabat di depannya itu kompak menutupi Neina dari pandangan guru agar Neina tak ketahuan.

"Na... Bangun..." Delan menepuk pelan pipi Neina.

"Emmmm, gue ngantuk." erang Neina masih dengan mata terpejam.

Dari pintu kelas terdapat Bryan yang sedang menyandarkan tubuhnya di pintu kelas, menunggu Delan dan Fino membangunkan sahabat perempuan satu-satunya itu.

"Ntar tidur lagi na, tadi pagi lo belom sarapan." Delan menarik tangan Neina, tapi sang pemilik masih malas bergerak.

"Gue males jalan del."

Saat mata Fino melihat kearah pintu ia melihat bryan disana. "Yan!! Nih Neina gendong!" teriak Fino.

"Ogah! Jalan ndiri napa na!"

"Kalo gitu gue gak mau ke kantin." Neina kembali menarik tanganya dari delan dan menelungkupkan kepalanya di meja.

"Ck! Nyusahin aja lo na!" Bryan berjalan ke bangku Neina dan jongkok, menunggu Neina naik ke punggung nya.

Tak menunggu waktu lama, Neina langsung menaiki punggung bryan, dan mereka keluar kelas menuju kantin.

Sepanjang perjalanan suara bisik-bisik siswi terdengar ditelinga Neina, Neina menaruh kepalanya dipundak bryan dan kembali memejamkan matanya. Tak memperdulikan ucapan syirik yang mengusik hidupnya. Ia sudah cukup kebal dengan itu semua.

Sesampainya di kantin, mereka duduk di bangku tempat mereka biasa tempati. Disamping neina ada Bryan dan di depannya ada Fino, sedangkan Delan ia tengah memesan makanan untuk mereka.

"Ck! Badan lo berat amat na!" ucap bryan dan langsung dihadiahi tabokan oleh Neina.

Delan datang dengan membawa dua orange juice, dibelakangnya terdapat pak kumis yang membawakan pesanan mereka. Bakso empat mangkok, satu orange juice dan susu putih satu, khusus Neina.

Saat mereka sedang menikmati makanan, tiba-tiba tiga orang siswi berseragam ketat, rok jauh diatas lutut, dengan make up tebal. menghampiri mereka.

"Hay my honey Fino, nih aku bawain coklat, ini oleh-oleh dari london lho." ucap cewek dengan rambut coklat. Yuna, nama boss genk cabe itu,  sisil dan ana sebagai antek-anteknya.

"Jijik!" Fino menaruh sendok nya mendadak nafsu makannya hilang.

"Delan sayang, kamu mau aku suapin?" ucap sisil sambil mencoba merebut sendok dari tangan delan.

"Jauh-jauh sono! Gue alergi deket lo!" delan mencoba menjauh dari sisil.

"Na! Lo geseran dikit napa! Ato lo pindah kursi sana!" ucap ana, ia mencoba menjauhkan bryan dari Neina.

Neina yang risih seketika berdiri. Ia menatap tajam kearah tiga cabe itu.

"Lo pada pergi!" ucap Neina dingin.

"Lo aja yang pergi na!" jawab sisil, ia masih sibuk menggoda delan.

Brakk!

"Lo lupa siapa gue?!" Neina menggebrak meja, dan kembali menatap cewek-cewek itu, ketiga cewek yang ditatap mulai tak berani melihat Neina, keadaan kantin menjadi hening.

tired of lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang