1. Perkenalan

136 17 3
                                    

Marvin house

Berjalan dengan langkah tertatih bak ibarat last child " disaat ku tertatih tanpa kau disini " *haha apaan sih min

Setiap langkah yang di lakukan lelaki itu selalu disertai kata kesal yang terucap dari bibir coklatnya
" Dasar gadis sinting, sudah menabrak bukannya tanggung jawab malah pergi bersama om om kaya raya " . Begitulah kira deskripsi tentang gadis yang ditemuinya siang ini.

" Pak, pak, pak ijooooooo......" Teriak lelaki berambut gelombang dengan postur tubuh ideal siswa SMA.
" Ehhh nak Marvin, maaf tadi bapak dari kebun belakang, di perintahkan ibu untuk menyiram tanaman ". Kata seorang pria paruh baya sambil membuka pintu pagar besi yang dilapisi perak murni.
" Sumpah gak nanya pak Jo ", kata lelaki tersebut sambil cengengesan.
Pria paruh baya itu hanya tersenyum saat melihat tingkah putra semata wayang majikannya. Ya pria paruh baya itu adalah pak Ijo security dari keluarga besar Dirgantara.

" Ma.... ma Marvin pulang..." ,Teriak manusia yang tak lain adalah Marvin.
" Marvin, kamu itu sudah 17 tahun sayang, jadi harus dewasa dong, gak malu sama pacar kamu ". Ledek nyonya Dirgantara sambil mengambil tas sandang putra semata wayangnya.
" Kata siapa aku punya pacar ma? Pacar aku itu cuma mama sayang ". Kata Marvin sambil memeluk manja mamanya.
" Yakin kamu enggak punya pacar? Jadi yang kemarin datang ke rumah kita siapa?". Selidik nyonya Dirgantara
" Ahhh itu Rara ma, anak nya om Danuarta temen bisnis papa, dia itu teman sekolah Marvin ". Jawab Marvin malas, dan melangkah pergi naik menuju kamarnya.

Alena house

" Kamu apain tadi laki-laki itu?." Tanya Tuan Atmaja kepada putri kedua nya.
" Gak di apain-apain dianya aja yang lebay pa, Alen cuma jalan kok eh trus dianya marah-marah gak jelas ". Jawab Alena sambil mengingat kejadian siang tadi.
" Terus kalo yang ini apa Alen?". Tanya sang papa sambil menyodorkan selembar kertas putih bertuliskan " Sekolah Harapan Bangsa Medan ".
" Apa gak cukup dalam waktu satu bulan kamu sudah tiga kali pindah sekolah?, Masih kurang?. "
" Itu salah paham pa, Alen cuma bosen aja di kelas, trus Alen keluar kelas nongkrong dikantin, gak salah kan?. " Jawab Alen santai tak berdosa.
" Astaga Alen.... sekolah itu bukan punya kamu, gabisa seenaknya kamu main keluar aja, ya kamu harus ikuti aturan disana ". Ucap sang papa sambil menjatuhkan tubuhnya di atas sofa jepara mewah.
" Kalo papa mau, papa bisa beli sekolah itu kan? ". Jawab Alena santai, sambil memegang jus jeruk segar ditangannya.
" Astaga.... Kamu ya, pokoknya papa gamau tau, ini yang terakhir papa dengar kamu punya masalah di sekolah ". Jawab sang papa meninggalkan putri keduanya yang sangat bertolak belakang dengan putri sulungnya.
" Siapa suruh papa gak ngakui kalo Alen ini Putri papa ". Batin Alena sedih.

Alena POV
" Kira-kira kaki tuh laki laki luka gak ya? "
" Ahhh gak mungkin jatuh dikit doang jadi luka "
" Ihh ngapain juga aku mikiri lelaki gesrek itu ". Kata Alena berbicara sendiri dalam batinnya.

Marvin House

" Sayang... Marvin bangun udah hampir jam 7, apa kamu gak kesekolah? ".
" Iya ma bentar lagi, lagi mimpi Raisa ninggalin Hamish demi aku ". Jawab Marvin ngasal sambil menarik rapat selimutnya.
" Oh... Raisa ninggalin Hamish demi kamu, kalo nama kamu di coret dari ahli waris kira-kira Raisa masih mau gak ya? ".
" Siap iya ma, 5 menit Marvin turun ". Jawab Marvin sambil menyambar handuk dan berlari menuju kamar mandi.
Nyonya Dirgantara hanya tersenyum melihat tingkah laku putra semata wayangnya, lalu turun untuk melihat suami tercinta nya.

" Kamu pergi sama papa ya Vin, hari ini papa pengen nganterin kamu ".
" Ihhhh apaan sih pa, Marvin udah 17 tahun, ya kali pake dianterin kaya anak TK gitu ". Jawab Marvin sambil menyambar roti selai yang disiapkan sang mama.
" Emang kamu pernah TK? ". Tanya sang papa meledek.
" Ya gak pernah sih pa, tapi kan.. ya pokoknya gamau ah pa ".
" Jadi kamu mau pergi sama siapa sayang? ". Kini nyonya Dirgantara angkat bicara
" Kan ada ojol ma, bisa pergi naik ojol kali, zaman udah maju ma jadi jangan galau, Sans gitu...". Jawab Marvin ngasal sambil mencium kedua pipi mama nya.
" Papa gak dapat jatah ni? ". Ledek tuan Dirgantara kepada putranya
" Ih apaan sih pa... See you ma... Aku berangkat ". Teriak Marvin yang sudah diambang pintu.

" Pagi... pak jo, aku berangkat ".
" Iya nak Marvin, hati-hati dijalan ya, kalo ada apa-apa sebut saja nama bapak tiga kali pasti bapak tidak datang ". Kata pak ijo sambil cengengesan.
" Kok lucu sekali bapak pagi ini haha...." Ledek Marvin.

School-

" Kenalin saya Alena Angelica, saya pindahan dari SMA Bhakti Karya Medan ". Kata seorang gadis didepan kelas

" Oh Alena Angelica ternyata... Baiklah, permainan kita mulai " batin lelaki yang tersenyum licik di ambang pintu kelas.

(Hai hai maaf kalo banyak typo ya...)
Salam dari mimin manis keceh parah
Jangan lupa tambahkan ke perpustakaan ya😊

Janji dan Rinai HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang