Pagi ini, mentari mangkir dari tugas nya untuk menghangatkan bumi. Tugas itu di gantikan oleh Rinai Hujan yang turun, memberi bumi sedikit kesejukan. Ada banyak insan yang mengeluh bila rinai-rinai itu bekerja dipagi hari, sebab ada banyak hal yang perlu insan-insan itu lakukan dipagi hari. Tetapi, hal itu tak berlaku bagi Alena sang pencinta Hujan.
" Kamu kesekolah naik apa Alen? ". Tanya Salsa dari sebrang meja makan.
" Tentu saja seperti biasa, layaknya putri seorang asisten rumah tangga, aku akan kesekolah naik angkutan umum ". Jawab Alen sambil menuangkan susu hangat ke gelas miliknya.
" Hm... Kamu pergi bareng papa aja ". Kini sang papa angkat bicara.
" Tak perlu repot-repot pa, Alen sudah terbiasa, Alen berangkat sa, see you ". Kata Alen sambil mencium pipi kakak sulung nya.
" Tapi ini hujan len, nanti kamu sakit". Kata Salsa mencoba menahan Alena.
" Hujan ini tak kan tega membiarkan aku sakit sa, dari pada kamu menyalakan hujan, lebih baik pikirkan keadaan rumah ini yang selalu memberi luka setiap hari pada diri ini ". Jawab Alena berjalan meninggalkan ruang makan.
" Biarkan saja nak, Alena benar hujan tak akan tega menyakiti nya, karna belum saat nya ia tahu semuanya, biarkan semua seperti ini sampai waktunya tiba ". Tuan Atmaja berbicara dan berjalan meninggalkan ruang makan.
Salsa hanya dapat menumpahkan air mata nya menahan segala kesedihan dan berharap bahwa semua ini segera berakhir.Ditepi jalan terlihat sesosok gadis lugu, yang baru saja mengenal dunia, dan kini tengah menari di derasnya tumpahan rinai hujan.
" Terima kasih Tuhan, telah mengirimkan sahabat terbaik ku pagi ini, aku bahagia ". Teriak Alena pada sang Pencipta Hujan berharap Ia mendengar kan ucapan terima kasih dari gadis lugu ini." Hey... Kamu tidak waras ya, ini hujan dan kamu hujan-hujanan ". Tiba-tiba seorang laki-laki datang dan memayungi Alena yang mulai kedinginan.
Saat itu terjadi, Alena hanya terdiam sambil menerima tangan hangat yang mencoba menuntunnya menuju tempat yang memiliki atap.
" Kenapa kamu hujan-hujanan? Bagaimana jika kamu sakit? Bukannya kamu harus kesekolah? ". Tanya lelaki itu panjang lebar.
" Hujan ini takkan tega memberikan diri ini rasa sakit sebab ia sangat menyayangi diri ku " jawab Alena sambil menatap kosong setiap rinai hujan yang turun.
" Kamu siapa? " Kini Alena menyadari bahwa ia bersama orang asing.
" Kenalin nama ku Elano Pratama, maaf sebab telah lancang memegang tanganmu tadi ".
" Tak apa, harusnya aku yang berterima kasih pada mu ". Jawab Alena sopan.
" Kamu bersekolah dimana? Dimana rumahmu, dan oh ya siapa namamu? "
Tanya Elano penasaran sebab ia merasa ada yang lain dihatinya saat menatap mata indah Alena.
" Namaku Alena Angelica, rumahku di perumahan jal...." Kata-kata Alena terputus sebab petir mulai menunjukkan kehebatan nya." Aaaaa......". Kini Alena sudah berada dalam dekapan hangat seorang Elano Pratama".
" Ah... Maaf aku tadi hanya terkejut, dan tidak bisa mengontrol diriku ".Jawab Alena kikuk mulai melepaskan tangan yang melingkar di pinggang Elano.
" Santai saja, salam kenal dari ku, semoga kita dapat bertemu lagi setelah ini ".
" Kamu mau kemana? " Tanya Alena.
" Ahh... Aku harus ke kampus ada mata kuliah yang harus ku hadiri saat ini ". Jawab Elano sambil melepaskan jaket yang di gunakannya.
" Ini pakai lah, anggap saja permintaan maaf ku karna telah berani memeluk mu tadi ". Kata Elano
" Harusnya aku yang minta maaf, Tak perlu, kamu juga sedang kedinginan, kamu saja yang pakai ". Jawab Alena menolak halus.
Elano bangkit dari duduknya dan mengenakan jaket itu di tubuh Alena.
Alena hanya terpaku mendapati sikap manis Elano.
" Pakailah nanti kamu kedinginan, aku pergi dulu, atau mau ku antar? ".
" Tak perlu aku bisa sendiri, sekali lagi terima kasih ". Sergab Alena menahan rasa aneh di dada.
Elano pun beranjak dari tempat itu lalu melajukan sedan mewah yang dibiarkan kehujanan karna tadi menolong gadis yang akan banyak mengisi hari-hari nya.Elano POV
" Alena... Terima kasih telah menerbitkan getaran ini kembali, terima kasih.... " Kini hati Elano mulai berbicara kembali setelah sejak lama merasa kelabu lantaran kejadian lalu.Hayo semakin penasaran ya?
Jadi hayuk tambahkan ke daftar perpustakaan kalian semua🤗
Salam manis mimin keceh....
KAMU SEDANG MEMBACA
Janji dan Rinai Hujan
Short StoryMalam ini hujan mengguyur, rinainya menelusuri setiap kenangan yang terjadi dimasa lampau. " Papa takkan mengingkari janji itu Alena, takkan pernah...." " Papa...... Hikss hikss paaaa " " Puas kamu Alena? Kamu puas? " " Diamlah.... Mari bangkit Alen...