5. Salam Damai

42 12 0
                                    

Hai hai apa kabar hari ini?
Mimin mau minta saran nih, kira kira karakter tokoh yang sesuai untuk Marvin dan Alena siapa ya?

Tok...tok...tok...
" Alen... Kamu ga sekolah sayang? ". Salsa coba membangunkan Alena yang masih tertidur pulas, sementara jarum jam dinding sudah menyentuh angka 7.
" Emmm....Iya sa... Aku bangun ". Sahut Alena dengan suara yang terdengar masih parau.
" Yauda aku tunggu di meja makan ya ". Jawab salsa keluar dari kamar menuju lantai dasar.
Tiba-tiba seperti melihat wajah Marvin, Alena langsung melompat saat mendapati jarum jam dinding sudah menyentuh angka 7, dengan langkah terburu-buru Alena melompat menyambar handuk lalu mendobrak pintu toilet padahal pintunya harus digeser baru terbuka.
" Awww.... Sttt aku kesiangan ". Gerutu Alena dalam hati.

" Papa udh berangkat sa?". Tanya Alena saat menuruni anak tangga.
" Sudah dari tadi, katanya ada meeting dengan rekan bisnisnya diluar kota ".
" Oke... Aku berangkat sa, aku sudah sangat sangat terlambat ". Kata Alena sambil menyambar roti selai ditangan salsa.
Salsa hanya menggelengkan kepala saat melihat tingkah adik bungsu nya.

School...

" Hai manis, kenapa kemarin kamu gak sekolah? Kamu kejebak hujan ya? Kenapa gak hubungi aku biar aku jemput? ". Tanya Marvin panjang lebar.
Alena hanya diam, rasanya ia masih marah kepada Marvin lantaran kejadian kemarin saat Marvin mempermalukan Alena diseluruh teman kelasnya.
" Hey... Kamu kok diam aja sih ?".
" Okay aku minta maaf untuk kemarin, niat awal aku emang cuma balas dendam, tapi setelah kesini aku mau kita berteman ". Kata Marvin mencoba meyakinkan kan Alena dengan mengulurkan tangan tanda berdamai.
Alena hanya menatap nya tak yakin.
" Oh ayolah Alen, aku mau kita berteman Alena, aku dan kamu ". Marvin mencoba kembali meyakinkan Alena.
Alena pun menyambut uluran jabatan tangan seorang Marvin Dirgantara.
" Okay kita teman sekarang ". Kata Alena sambil tersenyum sangat manis.
" Ya ampun Alen, jangan tersenyum seperti itu dihadapanku atau aku akan meleleh sekarang ". Batin Marvin.

" Okay karena kita teman, aku harus tau rumah kamu dimana, sebab waktu itu, kita di lorong yang sama, pasti rumah kita tak begitu jauh kan? ". Tanya Marvin.
Dengan gugup Alena mencoba menjawab pertanyaan Marvin.
" Emmm....emmm.... Rumah aku di emmm.... ".
" Kok emmm...em....sih Len, aku cuma tanya rumah kamu kok, jangan tegang gitu ". Kata Marvin memotong.
" Rumah aku di lorong Anggrek nomor 7 D ". Jawab Alena spontan.
" Oh berarti kita satu lorong, rumah aku nomor 16 D, hanya beda nomor saja ". Kata Marvin semangat.
" Emmm..... Itu bukan rumah aku Vin, itu rumah majikan orang tua ku ". Kata Alena gugup.
Marvin hanya menatap Alena dengan tatapan menyelidik.
" Lalu kenapa waktu itu kau dijemput seorang laki-laki yang kamu sebut dengan sebutan pa, papa maksudmu? ". Tanya Marvin mengingat kejadian pertama kali Meraka bertemu.

" Alena, ngapain kamu disini?"
" Eh pa, gapapa, udah yuk pulang, ketimbang disini ribet ngomong sama lelaki ga waras".

" Oh itu majikan orang tuaku, dia bukan papaku, aku tidak menyebutnya pa, tapi aku menyebut nya pak, mungkin kamu tak mendengar nya karena saat itu kamu fokus marah kepada ku, ia emang sangat baik mau memberikan ku tebengan karena aku dan orang tua ku tinggal dirumah nya. ". Kata Alena mencoba menjawab semua pertanyaan Marvin dengan tenang.
" Oh baiklah, tak masalah siapa yang menjemput waktu itu, yauda yuk masuk ke kelas ".
Dengan riang Marvin menggandeng tangan Alena menuju kelas dan Alena hanya tersenyum manis.
" Maafkan aku Vin, sebab telah mengarang semua cerita ini, semua ini karena papa...ya karena papa " batin Alena

Salam manis dari mimin keceh 😊

Janji dan Rinai HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang