12. Salah paham

27 9 0
                                    

Marvin POV
" Jangan bermain-main denganku Elano..."
Salsa POV
" Maafkan aku Alen... "

Pagi ini tak seperti pagi-pagi biasanya, dimana Salsa yang biasa menyiapkan sarapan untuk papa dan Alena.
" Segara bawakan sarapan ke kamar saya bi "
Kata Salsa dari arah ruang fitness pribadi keluarga.
" Kenapa harus dikamar sa? Sini kita sarapan bersama "
Kata Alena.
Salsa hanya berlalu di hadapan Alena dan tak menghiraukan perkataan Alena.
" Sudah kamu selesaikan sarapan, kamu harus berangkat kesekolah "
Kini tuan Dirgantara menenangkan Alena.
Sudah pasti penyebab semua ini adalah kejadian malam tadi, yang berpengaruh buruk bagi hubungan kakak beradik ini.

School-
" Hai selamat pagi Vin "
Marvin hanya acuh lalu berlalu meninggalkan Alena yang berjalan sendiri dilorong sekolah.
" Apa ada ini? Apa ada yang salah dengan diriku? Kenapa semua tidak ingin bicara dengan ku? "
Batin Alena keheranan.
" Udah selesai tugas? "
Alena mencoba berbicara kembali dengan Marvin. Namun yang ditanya malah asik memandangi benda pipih, padahal Alena berbicara tepat didepan wajah nya
" Hei Marvin? "
Kini Alena mulai melambaikan tangannya di hadapan wajah Marvin. Namun Marvin terlihat semakin asik dengan benda pipih itu.
" Baiklah aku minta maaf..."
Tetap tidak ada respon dari lawan bicaranya.
" Marvin, aku bicara padamu" Aku minta maaf untuk malam tadi karna meninggalkanmu begitu saja "
" Santai saja, aku bukan siapa siapa "
" Ayolah Marvin... Elano yang mengajakku duluan "
" Itu hakmu "
" Oke... Sekarang aku bertanya padamu" kenapa kamu bisa berdansa dengan salsa malam tadi? "
" Bukan hakmu untuk bertanya "
" Hei Marvin, aku minta maaf" ayolah kita teman? "
Alena mengulurkan satu tangannya di hadapan Marvin dengan wajah memohon.
Marvin pun mengangkat wajahnya dan menatap wajah Alena.
" Astaga hentikan semua ini Alena, aku takkan sanggup melihat wajah mu yang seperti ini" Aku takkan bisa marah terlalu lama dengan dirimu Alena "
Batin Marvin.
" Jadi, jawab pertanyaanku kenapa kamu bisa berdansa dengan salsa? "
" Hanya kebetulan "
Jawab Marvin santai.
" Dan kamu? Siapa Elano? "
" Dia orang yang pernah ku ceritakan padamu, yang menolongku di kala hujan itu "
" Oh "
" Hanya itu ? "
Tanya Alena.
" Tentu, kamu akan pulang sekolah bersama ku "
" Bukan itu maksudku Marvin "
" Tapi itu maksudku Alen, aku tak ada bertanya apa maksudmu "
" Akhhhh baiklah...dasar membingungkan"
Alena memutar bola matanya jengah melihat Marvin yang selalu saja mengatakan hal hal yang selalu membuatnya bingung.

Alena turun dari motor yang dikendarai oleh Marvin, dan segera membuka pintu pagar besi.
" Tidak berterima kasih? "
" Didalam pertemanan tidak ada kata terima kasih Alen "
Kata alena menirukan suara Marvin yang pernah mengatakan hal itu kepadanya.
" Haha... Baiklah, aku pulang "
" Hati hati "
Alena hanya tersenyum melihat teman barunya itu, ya mungkin teman dimasa kini, tidak tau dihari esok.

" Dimana salsa bi? "
" Didapur mbak, sedang memasak sesuatu katanya "
Alena berjalan menuju tempat yang dikatakan oleh Bu ati.
" Sedang apa sa?
Prang....
Suara mangkuk terjatuh, lantaran Salsa terkejut dengan kedatangan Alena.
" Bisa tidak mengucapkan " permisi " ketika ingin berbicara dengan orang lain "
Salsa menjawab dengan nada dingin sambil membersihkan bekas serpihan kaca dilantai.
" Maaf... Mari ku bantu "
" Tidak perlu, aku bisa sendiri "
" Sa... Aku minta maaf untuk kejadian malam tadi" Elano yang mengajakku berdansa dan papa menyetujui nya "
" Bukan urusan ku "
" Ayolah sa...kamu hanya salah paham, aku dan Elano tidak ada hubungan apa apa"
" Alen, terserah kamu ingin berdansa dengan siapa, ingin menyukai siapapun itu, terserah, tapi tidak dengan Elano! "
Kini suara Salsa meninggi.
" Baiklah, aku minta maaf, aku janji tidak akan berhubungan lagi dengan Elano" apa kamu menyukai nya?"
" Itu bukan urusan mu" aku hanya tidak ingin melihatmu akrab dengan Elano, apalagi sampai menyukai nya"
" Baiklah... Aku berjanji" kita baikan?"
" Hmmm baiklah..."
Sebenernya ingin sekali Alena bertanya kepada salsa siapa itu Elano baginya, dan kenapa ia tidak boleh lagi berhubungan dengan Elano, apa mereka sudah memiliki hubungan? Ah entahlah. Namun ia sadar semua itu hanya akan menimbulkan masalah baru, sebab ini kali pertama salsa marah kepada Alena, apalagi sampai berkata kasar seperti tadi.
" Kalau begitu, sekarang aku yang bertanya " kenapa kamu dan Marvin berdansa bersama malam itu? "
" Oh teman baru SMA mu itu... Dia yang memaksaku untuk berdansa dengannya"
" Benarkah? "
" Iya, semua itu karna kamu meninggalkannya begitu saja dan pergi bersama Elano"
" Aku sudah minta maaf padanya" Elano itu lelaki yang pernah kuceritakan padamu, yang menolong ku dikala rinai hujan itu turun "
" Hm aku sudah tau "
" Benarkah? "
" Tentu, Elano yang memberitahu ku"
" Melalui?"
" Jangan banyak tanya Alen, mari bantu aku masak sup ini"

Salsa POV
" Tentu saja Elano memberitahu diriku... Sebab ia mengetahui cerita itu Alen "

Salam manis dari mimin keceh❤️

Janji dan Rinai HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang