" Marvin, ngapain kamu disitu? Sini masuk ". Tiba-tiba kata itu menelisik menyudahi lamunan Marvin.
" Eh iya bu, maaf saya telat, ojol saya tadi bannya meledak bu, jadi harus pesen ojol baru, yang tak kunjung menghampiri ". Jawab Marvin yang sama sekali tidak ditanyakan oleh Bu Kiran guru kimia kelas 12.
" Siapa yang nanya alasan kamu telat? Lagian setiap hari kamu telat kan, dengan alasan rumah kamu banjirla, kaos kaki kamu hilang satula, bahkan kamu juga mengatakan kalo kucing tetangga mu meninggal dan kamu harus melayat dulu ". Jawab Bu Kiran panjang lebar.
" Hehe iya Bu, ibu emng yang terbaik selalu mengingat Marvin yang tampan ini ". Jawab Marvin sambil berjalan menuju tempat duduk nya." Kenapa kamu gak balas wa ku vin? ". Tanya Rara yang duduk tepat di depan Marvin.
" Baru juga aku duduk, sabar dulu ngapa kalo mau nanya, WiFi rumah aku mati disambar petir, jadi gak ada kuota buat online ". Jawab Marvin asal.
" Apa tadi malam hujan turun? Kaya nya dirumah aku enggak deh ". Kata Rara mencoba mengintrogasi.
" Rumah aku tiap hari hujan badai, ada petir, sampe sampe gerbang rumah sering terbang dibawa angin ". Jawab Marvin tak masuk akal.
Mendengar alasan Marvin, Rara menatap kesal Marvin sambil memajukan bibirnya, berharap Marvin akan membujuk nya. Tapi yang terjadi malah sebaliknya, Marvin malah menatap gadis yang tengah berdiri didepan kelas, tak lain adalah Alena.Alena POV
" Astaga... Itukan lelaki yang kemarin aku tabrak dan aku tinggalkan begitu aja ". Alena berbicara dalam batin, menyadari bahwa lelaki yang kini menatap nya adalah orang yang sama yang ia tabrak Kemarin." Alena kamu boleh duduk sayang ". Perintah Bu Kiran dengan lembut.
" Tunggu Bu, saya kok baru tau kalo dikelas kita ada gadis baru yang manis ini? " Tiba-tiba Marvin bertanya yang membuat seluruh siswa dalam kelas menatap nya aneh.
Ya... Fakta emang, kalo Marvin terkenal paling ribut dikelas, tapi sepanjang hidupnya di sekolah itu, teman-temannya tak pernah mendengar Marvin memuji seseorang apalagi itu wanita, Rara saja yang mengejar-ngejarnya tak pernah ia gubris.
" Kenapa? Ada yang salah dari kata kata ku? ". Tanya Marvin pada seluruh siswa dikelas itu.
Dan satu persatu siswa yang menatapnya aneh kembali kepada kegiatan mereka masing-masing.
" Okee Marvin, perkenalkan ini Alena Angelica, siswi baru dikelas ini, dan kenapa kamu baru lihat Alena hari ini, semua itu karna kemarin Alena tidak masuk kelas sebab ingin mencari udara segar dikantin " , " iyakan Alen? ". Sindir Bu kiran, yang hanya di balas senyum kikuk dari Alena.
" Oh... Kenapa sendiri-sendiri len ke kantin nya, kan harus nya kamu ngajak aku calon pangeran hatimu ". Jawab Marvin asal, yang disambut tawa keras dari seisi kelas.
" Sudah sudah... Alen, silahkan kamu duduk di belakang Marvin ". Perintah Bu kiran sekali lagi.
Alen pun berjalan dengan kikuk menuju tempat duduk barunya, yang akan menjadi saksi perubahan baru dalam hidup nya." Ya ampun kenapa harus dibelakang lelaki gesrek ini sih? ". Alena menggerutu dalam hati.
" Hai manis... ingat aku gak? Oh ya pasti ingat dong yakan? Secara garis keturunan kan aku tampan, Hamish Daud mah lewat ". Marvin mencoba menggoda Alena.
" Aku gak ingat kamu, dan gak guna juga saya mengingat kamu ". Jawab Alena sambil pura-pura menulis sesuatu, agar tak melihat wajah Marvin.
" Oke kalo kamu gak ingat aku, it's okay no problem..., Kalo gitu kenalin nama aku Marvin Dirgantara, lelaki paling tampan di seluruh jagat raya, panggil aja aku Marvin tapi khusus buat kamu, boleh panggil aku sayang". Kata Marvin sambil tertawa meledek.
" Hey... Inget ya, aku gak kenal sama kamu dan gamau kenal sama kamu, apalagi manggil kamu sayang, jangan mimpi ". Jawab Alena yang kini menatap mata Marvin tajam.
" Gitu dong kalo diajak bicara lihat mata lawan bicara nya, ternyata bener ya kamu itu manis, cukup manis dan manis kali " Marvin terus saja meledek Alena.
Dengan kesal Alena menunduk kan pandangan nya, menutupi wajahnya yang kini sudah merah seperti kepiting rebus.
" Astaga... Alena, kamu ini kenapa kok malah malu malu gini? Ayo dong lawan, dia emang tampan tapi sikapnya bukan tipe kamu banget Alen ". Alena berbicara dalam hati mencoba meyakinkan dirinya sendiri.
" Sekali lagi aku bilang, aku gamau kenal sama kamu, jadi mohon gausah liatan terus wajah aku seperti itu, kalo kamu ngefans ntar aku yang ribet ". Jawab Alen coba melawan dengan suara yang sedikit keras.
" Marvin... Perhatikan kedepan, ibu sedang menjelaskan ". Kata Bu Kiran yang sedari tadi memperhatikan tingkah laku kedua siswa dan siswi nya.
" Eh iya Bu, saya suka gitu emang bu, kalo liat yang manis-manis suka gak tahan, mau diajak kenalan aja ". Jawab Marvin yang kembali menuai gelak tawa didalam kelas.
" Dasarrrrr.... Jomblo alay kau Vin ". Kata salah seorang teman kelas Marvin.
Marvin hanya tersenyum lalu memperhatikan guru yang tengah menjelaskan.Jam istirahat tiba....
" Vin, kau gak ke kantin? Udah istirahat ni ". Kata teman sebangku Marvin yang bernama Rico.
" Duluan aja ric, aku masih ada keperluan yang harus di selesaikan ".
" Alay kau... Hahaha ". Kata Rico sambil menunjuk kertas yang ada ditangan Marvin, sebab tulisan kertas itu dibaca oleh Rico.
" Berisik kau, kaya ga pernah muda aja hahaha ". Kata Marvin sambil berjalan menuju bangku paling sudut dan menyisipkan kertas itu ditengah lipatan buku bersampul hijau.
" Udah kelar, yok kantin yok ". Kata Marvin berjalan di depan Rico.
" Udah ditungguin, Gatau diri , dasar anak micin ". Gerutu Rico setengah bersuara.Hari ini hari yang melelahkan bagi Alena, harus bertemu dengan Marvin si laki laki gesrek itu, dan hari ini harus kembali berdesak desakan dengan berbagai manusia di bangku apek angkutan umum.
" Bi... Tolong buatin Alen jus jeruk ya, Alen dikamar ". Teriak Alen meminta tolong kepada asisten rumah tangga keluarganya.
" Ini mbak Alen jus nya, di minum sampai habis ya ". Kata Bi ati, yang selama ini selalu menyiapkan keperluan Alena.
" Makasih banyak bi ".
" Sama sama mbak Alen ".Drtttt drtttt....
Satu pesan baru dari nomor tak dikenal, Alena Segera membacanya.
" +62*****6577 "
" Hai manisnya aku, Coba buka tas
kamu, baca tulisan yang ada
dibuku warna hijau "
Alena segera membuka tasnya dan mengambil buku bersampul hijau lalu membukanya dan ternyata....
" Selamat manis, kamu akan kedatangan satu fans baru, sesuai dengan kata mu tadi
Salam kasih new Fans mu"
" Marvin awas kamu ya......." Suara Alena terdengar diseluruh ruang kamar.Hai hai terus kepoin ya
Jangan lupa komen dan tambahkan ke perpustakaan ya😊
Salam manis Mimin keceh
KAMU SEDANG MEMBACA
Janji dan Rinai Hujan
Short StoryMalam ini hujan mengguyur, rinainya menelusuri setiap kenangan yang terjadi dimasa lampau. " Papa takkan mengingkari janji itu Alena, takkan pernah...." " Papa...... Hikss hikss paaaa " " Puas kamu Alena? Kamu puas? " " Diamlah.... Mari bangkit Alen...