16. Siapakah diriku?

37 6 1
                                    

Hari ini adalah hari terakhir Alena dan Marvin mengikuti ujian penentuan kelulusan. Seperti remaja SMA umumnya selepas ujian Alena dan Marvin akan melakukan budaya coret mencoret seragam sekolah yang mengatasnamakan kenangan yang tertumpah di setiap coretan pada seragamnya.
" Pulang nanti kamu bersamaku ya "
Marvin berbisik di telinga Alena, padahal ujian belum selesai, entah bagaimana caranya Alena dan Marvin bisa satu ruangan ujian kali ini, dilihat dari abjad nama sangat jauh urutannya. Mungkin ini yang dinamakan takdir.
" Kenapa diam saja? "
" Kamu berisik, jika pengawas melihat kita, kita bisa di usir keluar ruangan "
" HEY KALIAN NGAPAIN?" MAU KELUAR RUANGAN?"
Baru saja Alena mengatakan hal itu pada Marvin, kini pengawas ruangan menyadari bahwa ada 2 orang peserta ujian yang berbisik bisik dihadapannya.
" Tidak ibu yang manis, kami tidak ngapain-ngapain "
Sontak saja Alena memukul lengan Marvin dan mengisyaratkan agar Marvin segara menutup mulutnya, pengawas itu bukan guru yang biasa mengajar mereka, apa Marvin tidak takut jika dikeluarkan. Sungguh tidak waras.

***
Salsa POV

Elano❤️
" Kamu sudah sarapan dear? "
Me
" Sudah... Apa di Amerika banyak wanita cantik? "
Elano❤️
" Tentu banyak, tapi tidak ada yang menandingi kecantikan dirimu "
Me
" Dasar buaya "
Elano❤️
" Hey sayang buaya ini kekasih mu 😘 "

" Dasar tidak waras "
Kini salsa hanya menatap layar itu tanpa membalas pesan singkatnya, sebab ia mengetahui bahwa Elano hari ini akan mengadakan meeting dengan beberapa pemimpin perusahaan yang ada di Amerika tentang masalah property mungkin, ah sudahlah salsa takkan mengerti hal itu.
" Hari ini aku harus minta maaf kepada Alena dan menceritakan padanya bahwa aku dan Elano sudah memiliki hubungan "
Salsa berfikir sejenak apa yang harus ia lakukan untuk meminta maaf kepada adiknya itu. Yaaa terlintas di pikirannya ia akan memasakkan makanan kesukaan Alena saja, sup ayam, Alena sangat menyukai makanan itu. Terlebih lagi papanya akan pulang malam ini. Sudah 4 hari papanya berada di Singapura untuk urusan bisnis, katanya ada masalah mengenai pembagian saham, ah entahlah lagi lagi salsa tidak mengerti akan hal itu. Yang harus ia lakukan sekarang adalah memasak di dapur.

" Sedang memasak apa mbak Salsa? "
" Eh bi ati, ini sedang masak sup ayam kesukaan Alena dan papa "
" Mari bi ati bantu "
" Boleh bi, dengan senang hati "

***

Malam ini akan menjadi malam paling melelahkan bagi Alena, bagaimana tidak?
Sejak siang tadi ia pergi bersama teman temannya untuk merayakan hari berakhir nya ujian penentuan kelulusan. Dan mereka bertingkah layaknya remaja labil yang baru saja mengenal dunia. Mulai dari menaiki motor beramai-ramai, sampai pada mencoret seragam sekolah dengan cat pilox warna warni yang akan menjadi saksi masa SMA mereka. ( Jangan di contoh guys, cerdas dalam bertindak 😘 )
Dan kini waktu telah menunjukkan pukul 23:00 WIB, Alena telah sampai di gerbang rumah mewah tuan Atmaja.
" Hati hati Vin, terimakasih hari ini "
Marvin hanya mengedipkan sebelah matanya, lalu melajukan motornya dan sekejap saja menghilangkan dari pandangan Alena.
" Sudah jam berapa ini? "
Suara berat khas laki-laki paruh baya, ya tuan Atmaja yang menanyakan itu pada Alena, kini keadaan Alena sangat sangat tidak layak di pandang, rambut terurai berantakan, seragam yang lusuh dan berwarna warni, belum lagi bau menyengat pada tubuh alena, sangat tidak layak untuk di pandang.
" Jam 11 "
Jawab Alena santai.
" Kamu tidak sadar, kamu ini anak perempuan, pulang larut malam jika terjadi apa apa bagaimana? "
" Sudahlah pa, jangan berpura-pura bahwa papa perduli, padahal faktanya semua itu hanya topeng "
Alena berjalan mendahului tuan Atmaja dan sebelum Alena menaiki anak tangga...
" Papa memang bukan orang tua yang baik Alena, papa tidak pernah memperhatikan perasaanmu, bahkan papa tidak mengakui dirimu sebagai Putri papa, tapi ketahuilah papa sayang padamu" papa hanya Khawatir, kamu baru pulih dari sakit, kamu harus banyak istirahat sayang "
Penjelasan itu mampu menghentikan langkah Alena, dan Alena berbalik pada tuan Atmaja lalu berkata.
" Berhentilah berpura-pura TUAN ATMAJA YANG TERHORMAT " aku sudah muak "
Tanpa sadar kini mata Alena sudah mengeluarkan air yang mengalir membasahi kedua pipinya.
" Aku muak pa, aku harus berpura-pura menjadi orang lain, kenapa papa melakukan ini padaku? Alena hanya ingin papa yang dulu, papa yang selalu memanggil diriku putri kecil papa "
Dengan suara bergetar Alena mengungkapkan apa yang selama ini ia pendam rapat-rapat, rasanya ingin sekali ia mengguyur tubuhnya di atas air shower mengalir agar otaknya dingin seperti terkena rinai hujan.
" Maafkan papa Alena, semua ini demi kebaikan kam....."
" Selalu itu, selalu itu, cukup pa Alena muak, berbahagia la papa dengan keluarga papa saat ini "
Alena meninggalkan papanya yang terkulai lemas lantaran perkataan putri kecilnya, dan tanpa sadar kini air itu keluar, mata tuan Atmaja kini telah dihiasi dengan air tanda kelemahan dirinya.
" Bagaimana papa akan bahagia Alen, kebahagiaan papa adalah kamu, hanya kamu sayang, andainya mamamu tidak melakukan semua itu, pasti kita sudah bahagia "
Jika boleh jujur, tuan Atmaja pulang lebih awal ke rumah lantaran mengetahui bahwa Alena sedang sakit dan ia harus melihat kondisi putri kecilnya, ia mengkhawatirkan sesuatu terjadi pada Alena, ia takut penyemangat hidupnya kenapa napa, makanya ia langsung memesan tiket ke Indonesia. Semua lantaran Alena ya lantaran Alena.

***

Tok...tok...tok...
" Alen, boleh aku masuk? "
Tak ada jawaban dari Alena, perlahan salsa membuka pintu itu dan melihat keadaan dihadapannya. Ia melihat Alena terduduk rapuh sambil memeluk erat lutut nya, matanya tak henti mengeluarkan air penderitaan, belum lagi suhu tubuhnya yang meningkat, sangat perih hati Salsa melihat hal itu.
" Alen... Ayo kita bersih-bersih"
Bukannya menjawab Alena justru semakin terisak dalam tangis nya dan semakin erat memeluk tubuhnya sendiri, pertanda bahwa dirinya sangat terluka, ia berharap papanya yang akan datang memeluk nya, tapi semua hanya ilusi semata.
" Alen..."
Salsa terus saja membujuk agar Alena mau membersihkan diri, setidaknya ia mengganti pakaian saat ini, sebab kini pakaian yang dikenakan Alena sangat tidak layak untuk ia kenakan, terlebih saat ini kondisi suhu tubuh nya meningkat. Salsa Khawatir Alena akan kembali drop.
" pergilah sa... Aku ingin sendiri, ku mohon "
"Baiklah "
Dengan berat hati salsa keluar dari kamar itu dan meninggalkan Alena dengan keadaan yang sangat memprihatinkan. Jika salsa masih tetap di berada disamping Alena , sudah jelas ia akan marah pada salsa dan tidak akan berbicara lagi pada Salsa. Maka dari itu salsa langsung menuruti permintaan Alena.

" Bagaimana keadaan nya? "
" Sangat buruk, sangat sangat buruk "

Hai guys?
Apa kabar ni?
Mimin kok rasa rasa bakalan seminggu gitu deh gak update 😞
Hmmmm.... Maafin ya guys
Tapi janji bakalan double update kalo perlu triple wkwk😘
Tapi ntar di usahakan deh😘
Salam manis mimin keceh❤️




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 27, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Janji dan Rinai HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang