Joyana terlihat biasa saja ketika Chandra menghubunginya lagi dan mengatakan kalau dia belum bisa pulang. Begitupun ketika kedua orangtuanya menghubunginya jika mereka belum bisa pulang karena masih ingin jalan-jalan.Jika biasanya Joyana selalu merengek agar mereka cepat kembali tapi tidak dengannya kali ini. Sekali lagi, dia merasa biasa saja. Bukannya dia tidak merindukan orangtuanya maupun Chandra, dia sangat rindu mereka tapi dia lebih merindukan orang lain. Tinggal dengan Sean selama sebulan lebih membuat Joyana terbiasa dengannya.
Joyana mendorong pintu berwarna coklat itu dengan tidak sabaran tapi langkahnya terhenti ketika melihat seorang perempuan yang sangat dikenalnya tengah duduk di depan Sean.
Joyana memilih meninggalkan keduanya dan pergi menuju kamarnya di lantai dua. Dia bisa mendengar Irene menanyakan tentang siapa dirinya pada Sean dan Sean menjawabnya sebagai anak titipan yang harus dia jaga.
Joyana mempoutkan bibirnya dan mendecak sebal. Tapi ada beberapa hal yang ia ingin ketahui perihal kedatangan Irene ke rumah ini. Untuk apa dia kesini? Apa ingin menjelaskan sesuatu yang harusnya ia jelaskan tapi Sean tidak ingin mendengarkannya? Lalu bagaimana jika Sean akhirnya mendengarkannya? Apa dia akan kembali pada Irene?
Lalu bagaimana dengannya?Joyana tidak mengerti dengan perasaannya sendiri dan yang dia lakukan adalah turun ke bawah dan pura-pura ke dapur.
“Sean, aku mohon, kembalilah padaku! Kita mulai semuanya dari awal.”
Joyana terdiam diujung anak tangga. Badannya sedikit bergetar menunggu jawaban Sean. Ada hal yang Joyana lewati, apa itu? Apa yang sudah Irene katakan?
“Baiklah!”
Joyana merasa sangat sakit mendengar ucapan Sean. Kenapa dengan dirinya? kenapa dia merasa sesak? Apa tubuhnya ada masalah sampai dia merasakan sesak?
Joyana bisa melihat Irene yang tersenyum dan berjalan mendekati Sean, memeluknya dengan erat. Joyana tidak suka ini, kenapa Sean harus menerima perempuan jahat ini kembali?Dengan langkah besar Joyana mendekati mereka berdua dan menjambak rambut Irene, “Jangan memeluk Sean, dia bukan milikmu!”
Irene meronta dan berusaha melepaskan diri dari Joyana, “Lalu apa dia milikmu? Dasar gadis gila!”
“Kamu yang gila! Aku melihatmu bersama pria lain dan sekarang kamu menginginkan Sean juga? Apa kamu tidak bisa menghargai dirimu sendiri hah? Murahan sekali!”
Irene tidak terima dan berusaha menampar Joyana tapi Sean lebih cepat, “Singkirkan tanganmu Irene! Aku tidak suka ada orang lain yang menyentuhnya selain aku.”
Irene menatap Sean dan Joyana bergantian, “Apa maksudmu? Kamu membelanya daripada aku? Aku mencintaimu Sean, kamu sudah mengiyakan kalau kita kembali bersama tadi.”
“Aku memang mengiyakan untuk kembali Irene tapi hanya sebatas teman, tidak lebih.”
“Tidak, tidak,kamu tidak bisa melakukan hal ini padaku!”
Dasar gadis gila!
Joyana sudah tidak tahan, dia dengan cepat menendang tulang kering Irene dan menjulurkan lidahnya. Rasakan itu!
Sebenarnya Sean ingin tertawa melihat keberanian Joyana tapi dia menahannya. Dia melirik Irene yang kesakitan.
“Pergilah Irene!”
“Aku tidak akan pergi Sean! Kamu milikku! Bukan milik gadis keparat ini!”
“IRENE!”
Irene dan Joyana sama-sama terlonjak kaget. Ada sedikit ketakutan yang dirasakan Joyana sat melihat Sean yang marah seperti sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yesss,You Are
RomanceJoyana membencinya, sangat membencinya! Sampai dia tau, orang yang dibenci yaitu Sean, akhirnya menginginkannya.