13

512 87 1
                                    


“Apa ada yang mau kamu jelaskan Sean?"

Sean tau maksud Chandra menanyakan hal itu. Chandra bahkan mengajaknya berbicara berdua di ruang kerjanya tanpa diganggu Joyana maupun Keano.

“Aku mencintai adikmu!”

Bingo!

Akhirnya Sean mengucapkannya juga. Chandra senang mendengarnya tapi ada satu hal yang harus ia perjelas disini. Dia tidak ingin Joyana menangis nantinya jika Sean ternyata hanya mencintai Joyana dan masih terbayang masalalu.

“Lalu bagaimana dengan Irene?”

“Aku sudah tidak mencintainya Chandra, kamu tau itu. Bagaimana kamu bisa menanyakannya lagi?”

Chandra mengendikkan bahunya, “Aku hanya ingin melindungi adikku saja.”

Sean mengerti. Dia tau itu, Sean juga akan melakukan hal yang sama pada Yeri nantinya jika ada pria yang ingin mendekati adiknya.

“Apa kamu hanya akan mencintainya? Tidak ada langkah ke depannya?”

Sean terdiam, dia menunduk dan memejamkan matanya. Kenapa sangat sulit untuk menjawab pertanyaan Chandra? Tidak bisakah Chandra hanya membiarkannya mencintai adiknya saja?

“Kenapa diam?”

“Tidak bisakah kita membahas yang lainnya?’

Chandra tertawa mengejek pada Sean “Apa kamu sangat takut Sean?”

“Chandra tolong!”

“Membiarkanmu hanya mencintai Joyana dan tidak memberikan kepastian untuk masa depannya? Tidak Sean, aku tidak bisa melakukannya. Dia berhak hidup bahagia bukan denganmu yang masih terpuruk dengan ketakutanmu sendiri!”

Sean mengepalkan tangannya dan menatap nyalang pada Chandra, “KAMU TIDAK TAU APAPUN CHANDRA. JADI TUTUP MULUTMU ITU! "

“DIMANANYA YANG TIDAK KUMENGERTI BRENGSEK? TENTANG DIRIMU YANG TAKUT AKAN PERNIKAHAN ATAU TENTANGMU YANG SELALU LARI DARI KENYATAAN?”

Chandra berdecak kesal dan memilih membalikkan badannya, dia pergi meninggalkan Sean. Chandra menuruni anak tangga dan langsung menyeret Joyana untuk pergi. Joyana yang tidak tau apapun memilih bertahan dan hal itu membuat Chandra mendengus kesal.

“Pulang Joyana!”

“Ada apa denganmu? Apa kamu bertengkar dengan Sean? Aku akan pulang tapi nanti.”

“Apa kamu ingin berpamitan pada pria yang bahkan tidak memiliki keinginan untuk menikahimu?”

Menikah? Siapa yang akan menikah? Joyana tidak mengerti.
Joyana menatap Chandra dalam dan melepaskan pergelangan tangannya yang di pegang Chandra lalu tersenyum, “Aku masih kuliah kak, siapa yang ingin menikah?”

Chandra menatap Joyana dengan datar, “Apa kamu ingin menikah nantinya jika sudah lulus kuliah?”

“Tentu saja!”

“Lalu dengan siapa kamu ingin menikah?”

“Emmm…” Joyana menengadahkan kepalanya ke lantai dua, disana ada Sean yang menatapnya datar. “Sean?”

Chandra mengikuti mata Joyana yang menghadap ke atas dan mendengus, “Dia tidak memiliki keinginan untuk menikahimu!”

Tidak ingin menikahiku?

Joyana merasa hatinya tercubit sekarang. Joyana masih menatap Sean yang perlahan membalikkan badannya. Kenapa? Kenapa dia berbalik? Joyana ingin berteriak dan berlari mengejarnya, menanykan apakah yang diucapkan kakaknya benar atau hanya bohong belaka?

Setelah semua ini? Setelah mereka melewati banyak hal, Sean kini berpaling darinya? Pernikahan? Joyana memang memimpikannya, dia bahkan berharap itu akan terjadi padanya dan Sean.

Joyana membiarkan Chandra membawanya pergi. Dia hanya diam saat Yeri menyapanya. Joyana ingin menangis tapi dia masih menahannya.

Keano memilih diam dan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan standart, membiarkan Chandra memeluk Joyana dikursi belakang. Keano juga merutuki kebodohan Sean tapi pria itu tau, dia tidak berhak menghukum Sean. Sean dan masalahnya, Keano tidak tau sampai kapan Sean akan bergelut dengan masalahnya sendiri.

***

Sudah dua hari Joyana mengurung diri di kamar. Chandra hanya bisa diam dan membiarkan Joyana dengan kesendiriannya, dia tau Joyana butuh waktu untuk sendiri. Elina yang sudah kembali dan tidak tau apapun hanya bisa membujuk Joyana untuk makan dan keluar.

“Kamu tidak ingin keluar?”

Joyana menggeleng dan memilih menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya.

“Apa kamu akan menyiksa tubuhmu sendiri? Seberat apapun masalah yang kamu hadapi, jangan lari Joyie, hadapi! Hanya orang-orang lemah yang memilih lari dari kenyataan Joyie!”

Joyana tau, dia sangat tau itu. Tapi hatinya masih sakit.

“Mama akan keluar, kamu makan ya, mama sudah menaruhnya di nakas. Itu makanan kesukaanmu.”

Elina pergi meninggalkan Joyana yang masih diam. Perlahan, Joyana kembali menangis. Kenapa rasanya sangat sakit? Ini bahkan sudah dua hari. Joyana tidak mengerti, kenapa Sean tidak ingin menikahinya? Ada apa dengan pria itu?

Sean, Joyana merindukan pria itu. Joyana ingin memeluknya, tidak ingin melepaskannya.

“Kakak belum makan?”

Joyana menyingkap selimutnya dan menapati Yeri yang sudah duduk di ujung kasurnya. Dengan perlahan Joyana menududukkan dirinya dan menatap Yeri bingung, “Kenapa kamu kesini?”

Yeri tersenyum dan menarik tangan Joyana, “Aku ingin memberitahumu rahasia. Tapi kakak harus makan dulu.” Joyana menggeleng dan Yeri  langsung menatap Joyana serius, “Ini tentang kak Sean.”

Sean?

Rahasia apa?

“Makan dulu!”

Yeri menyendokkan makanan pada Joyana dan dia menerimanya. Joyana sangat pensaran sampai dia harus mengunyahnya dengan cepat. Dia tidak ingin membuang waktu.

“Jadi, rahasia apa?”

Yeri meletakkan piring dan sendoknya di atas nakas lalu menatap Joyana sebelum menghela nafas, “Kak Sean memiliki trauma mengenai pernikahan. Hal ini bermula dari perceraian kedua orangtua kita. Kak Sean hanya kecewa awalnya karena dia tau, ketika dua orang dewasa sudah tidak memiliki prinsip yang sejalan, perpisahan adalah pilihannya. Tapi kekecewaan itu berubah menjadi kemarahan untuk dirinya sendiri, mengetahui satu fakta tentang perselingkuhan papa.” 

“Papa berselingkuh dengan kekasihnya sendiri, kak Irene. Awalnya kak Sean tidak percaya tapi setelah melihatnya langsung, kak Sean sangat marah besar. Papa dan kak Irene bahkan tidur bersama di rumah kita, saat itu kak Sean sedang pergi untuk pekerjaannya. Tanpa sepengetahuan mereka berdua, kak Sean pulang untuk mengambil berkas yang tertinggal. Dan dia melihatnya.”

Joyana membekap mulutnya. Dasar wanita ular! joyana akan menjambak Iren tiga kali lipat lebih kencang jika bertemu dengan wanita itu nantinya.

“Dari sanalah kak Sean sangat takut dengan pernikahan, berpisah adalah hal yang sangat menakutkan untuknya. Aku tau kak Joyie sangat kecewa padanya tapi tolong mengertilah tentang kondisi kak Sean. Dia sangat mencintaimu kak. Dia bahkan kembali ke kamarnya lagi di lantai dua karena adanya kakak.”

“Aku tau Kak Chandra ingin melindungimu. Tapi tidak adil rasanya jika kakak tidak tau cerita sesungguhnya.”

Joyana mengangguk, “Kalau begitu, antarkan aku ke tempat Sean sekarang!”

***

Yesss,You AreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang