14

895 111 18
                                    


Joyana dan Yeri turun dari taksi dan berjalan dengan langkah lebar. Beberapa orang yang mengenal Yeri menganggukkan kepalanya hormat tapi begitu melihat Joyana semuanya mengernyit heran. Ada orang gila yang ingin masuk ke kantor.

Yeri membawa Joyana ke lift yang dikhususkan untuk para direksi. Lama, Joyana benci menunggu lift yang terbuka. Dan begitu terbuka, Joyana ingin sekali mengumpat karena ternyata Keano lah yang berlama-lama di dalam lift.

“Keluar bego! Jangan berdiam diri di dalam lift, aku ingin masuk!”

Keano segera keluar dan saat pintu lift tertutup, dia segera merogoh handphone nya dan mengetikkan pesan pada beberapa orang.

Keano : Macan betina datang ke kantor albino.

Joyana dan Yeri segera keluar dari lift dan berjalan lurus lalu belok kanan, di sana sudah ada perempuan tinggi yang Joyana yakini sebagai sekretaris Sean. Keduanya berhenti di depan perempuan bernama Seulgi Kang.

“Ada yang bisa saya bantu?”

“Kak Sean ada di dalam?”

Seulgi menggeleng, “Bapak Sean sedang ada rapat, sebentar lagi akan selesai. Mau menunggu di dalam?”

Yeri mengangguk dan menarik Joyana untuk masuk ke dalam ruangan Sean. Joyana duduk dengan tidak sabar, dia ingin segera bertemu Sean. Astaga, lama sekali. Joyana tidak tahan. Kenapa rapatnya sangat lama?

“Tenanglah kak, kita baru sepuluh menit disini. Kak Sean pasti akan datang.”

Sepuluh menit? Kenapa rasanya sudah berjam-jam. Joyana sangat gila, dia seperti budak cinta sekarang.

Memalukan!

Begitu pintu terbuka dan memunculkan sosok Sean, Joyana langsung berdiri dan berlari kearah pria itu. Dia hanya diam dan menatap tajam Sean. Memeluknya? Lupakan itu!

“Dasar pria menyebalkan, kalau ada masalah itu cerita! Jangan dipendam sendiri! Dimana otakmu itu hah?”

Sean meringis mendengar ocehan Joyana ditambah perempuan yang dicintainya ini malah memukul kepalanya dengan keras. Sean melirik Yeri yang ikut meringis dan terkekeh kecil.

“Joyana,”

“APA?”

Sial,

Sean tidak berani berbicara sekarang. Kenapa rasanya Joyana sangat menakutkan?

“Joyana, tenanglah! Kita bica baik-baik.”

“MAKSUDMU, AKU TIDAK BISA TENANG? BEGITU? HEH, YANG HARUSNYA TENANG ITU KAMU BUKAN AKU! HERAN, DIAJAK NIKAH AJA GA MAU. NIKAH ITU ENAK, BISA HAHA HIHI TIAP MALAM SEENAKNYA TANPA ADA YANG PROTES.”

“Joyie,”

“APA? MAU BILANG APA? MAU PROTES? YAKIN KAMU TIDAK MAU NIKAHIN AKU? YAKIN?”

Sean ingin sekali mengumpat sekarang. Yeri bahkan Seulgi yang tadi mendengarkan dari luar pintu ikut berdiri di belakang Sean, mendengarkan ocehan Joyana yang lucu menurutnya.

Chandra, Keano, Steve bahkan yang lain juga ikut datang dan bingung melihat Sean yang hanya diam dan Joyana yang berada di depannya sembari menatap Sean dengan menyeramkan.

“Joyie, ngapain kamu disini?”

Joyana menatap Chandra yang melangkah mendekat dengan kesal, dia langsung menunjuk Chandra dan menyuruhnya berhenti melangkah, “DIAM DI TEMPAT ATAU KUPOTONG ADIK KECILMU ITU CHANDRA.”

“DASAR ADIK KURANG AJAR, INI ASET BERHARGA BEGO!”

“KAMU YANG KURANG AJAR! APA HAKMU MENYURUHKU UNTUK MENGHINDARI SEAN HAH? AKU SUDAH BESAR CHANDRA, BAHKAN AKU BISA MENGGANTI PEMBALUTKU SENDIRI SETIAP BULANNYA.”

Sean menutup wajahnya sedangkan yang lain melongo tak percaya mendengar ucapan Joyana yang memalukan. Berbicara tentang mengganti pembalut, Joyana terdiam. Dia menyadari satu hal.

Joyana memandang Sean dengan perasaan takut.

“Ada apa Joyie?”

“Aku telat datang bulan.”

Suara cicitan Joyana masih bisa di dengar oleh semua orang dan sesuai dugaan, semuanya saling berpandangan dan menjerit.

Chandra langsung berlari kearah Joyana dan mengusap perut adiknya yang langsung ditepis Sean.

“Itu milikku Chandra!”

Chandra menatap Sean sengit, “Jadi, kamu mau menikahi Joyana atau tidak setelah ini?”

Chandra tidak usah bertanya apapun pada Sean karena saat Sean mengatakan kalau perut yang dipegang Chandra adalah miliknya, secara tidak langsung dia mengakui kalau dia sudah melakukan satu hal dengan Joyana.

“Aku akan menikahinya.”






END

Yesss,You AreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang