Jika tidak bertemu, tidak akan pernah saling mengenal. Tidak pernah tahu apa yang akan terjadi. Tidak tahu rasa apa yang ada dan dengan siapa saja. Tidak pula akan pernah tertulis sebuah kisah yang menurut manusia mungkin tidak masuk akal.
Bak tokoh yang memainkan drama tanpa diberi tahu naskahnyaㅡdrama kehidupan namanya. Siapa sajaㅡtermasuk kita sendiriㅡtentu adalah tokoh utama drama kehidupan tersebut dalam kisah masing-masing yang berbeda.
Lalu di sini, kita akan bercerita tentang kisah seorang siswi SMA berparas cantik, imut, lucu, namun memiliki sifat yang cukup bertolak belakang. Ah, tidak, gadis ini bukan tipikal cewek tomboy atau semacamnya. Penampilannya terbilang sangat feminin, tapi kalimat yang selalu terlontar dari mulutnya suka bikin orang yang dengar lumayan kena mental breakdown.
Nama gadis tersebut adalah Chaera Isabela Wariman, atau panggil saja dengan sebutan Caca. Caca aja ya ga usah pake marica hey-hey!
Kini waktu sudah memasuki pukul 3 sore. Yang artinya Cacaㅡsebagai seorang siswi kelas 11ㅡsudah selesai dengan jadwal menimba ilmunya hari ini. Saatnya untuk pulang dan beristirahat mengisi kembali energi untuk aktivitas esok hari.
"Eh, apaan nih? Kok nyelip di tas gue? Perasaan tadi ga ada," monolog Caca kala merogoh tas guna mengambil kunci motor maticnya dari sana.
Tadinya Caca betulan bingung, tapi setelah tahu benda asing dari tasnya dikeluarkan ternyata adalah coklat batang beserta notes kecil, Caca lantas mengembus napas berat. Lagi-lagi, pernyataan cinta entah dari anak kelas mana lagi. Yah, teman Caca memang bisa dihitung jari, tapi yang naksir masyarakat sekabupaten. Abisnya Caca imut sih.
"Whoever you are, thanks. Tapi besok lagi mending lo kasih aja ke Raya, yang ngebet punya pacar tuh dia."
Caca pun kembali memasukkan coklat batang dan notes tadi ke dalam tasnya. Baru kemudian Caca lanjut melangkah menuju di mana motornya terparkir dan segera pulang.
💫💫💫
"MINGGIR!! AAAAAHHH!!!!"
Caca shock berat. Demi Tuhan, Caca sungguh tidak pernah berpikir bahwa dirinya akan mengalami hal seperti ini. Baru saja motor yang Caca kendarai hampir menabrak seseorang. Dan parahnya orang itu langsung jatuh di tempat seketika itu juga. Karena panik, Caca pun segera turun dan menghampiri orang itu.
"Eh Mas, gapapa kaㅡHAHHH???!!"
Sekali lagi, Caca terkejut dan panik karena orang yang menjadi korban seruduk motornya tiba-tiba pingsan begitu saja. Tentu saja Caca juga bingung. Terlebih korbannya ini tidak benar-benar pingsan dan malah menyuruhnya sedikit mendekat guna membisikkan sesuatu.
"Please, bantuin gue. Nanti kalo ada yang nyariin gue, lo kasih alesan apa aja biar mereka pergi."
"Hah maksudㅡ"
"Ohhh ... di sini ternyata lu bocah. Kagak usah pura-pura mati! Ikut gua ayo!"
Entah sudah berapa kali Caca dikejutkan hari ini dalam satu waktu. Yang jelas dua pria asing berbadan kekar kini telah berada di hadapannya. Kedua pria itu jelas sedang mengincar orang ini, bukan Caca. Namun mengingat apa permintaannya barusan, Caca segera memasang badan kala dua pria tersebut mendekat.
"Eeeehhh Om, mau ngapain?!" tanya Caca, tentu saja anak itu langsung diberi tatapan marah oleh sang dua pria besar.
"AH! Apa lagi sih ini!"
"Heh bocah, kita kagak ada urusan sama situ. Minggir!"
Karena perbandingan tubuh yang sangat jauh lebih kecil dari dua pria itu, tentu saja Caca langsung tersingkir saat didorong. Wah kurang ajar, Caca jelas tidak terima dirinya diperlakukan seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apartment | ✓
Teen FictionHidup Caca itu sebelumnya sangat monoton. Tapi kemudian semua berubah setelah tidak sengaja hampir menabrak seseorang saat di jalan pulang. ▪contains underage smoking, driving, and violence. ©clynasp, 2018.