Naya Terkaget ketika Zain menanyakan hal itu. Bukan hanya Naya,Adela dan Heldery menatap Ke arah Zain dengan mata yang melotot.
Naya terdiam memikirkan pertanyaan Zain. Naya tahu jika Zain menyukainya,tapi dia harus berpura-pura tidak tahu. Naya mengetahuinya dari Adela. Dan Adela dari Heldery. Maka wajar saja jika Naya mengetahui.
"Kenapa loh tanyain itu?"Tanya Adela pada Zain.
"Kek Dora Nanya mulu"Kata Zain.
"Lah mendingan gue Dora lah lo mr bean"Timpal Adela.
"Bener tuh kata pacar gue"Kata Heldery.
"Makan sambel"Ucap Zain.
"Kita Keluar yuk"Ajak Naya.
"Pinter banget nih Sahabat gue"Kata Adela.
Zain terdiam,melihat Naya mengalihkan pembicaraannya.
Heldery menatap wajah Zain yang terlihat Pusing."Gue paham kok Nay"Batin Zain.
"Diem aja kek patung"Timpal Naya.
Zain dan Heldery menghampiri Naya dan Adela yang berada didepan pintu. Zain masih terdiam dengan seribu bahasa. Semua orang tidak mengetahuinya kecuali Heldery dan Adela yang mengetahui kalau ia suka dengan Naya. Namun siapa sangka jik Naya Tahu hal itu.
Mereka berempat menuju ke Mall dengan mengendarai mobil Zain. Zain mengendarai mobilnya dengan kecepatan maximal.
Disepanjang perjalanan Naya dan Adela terus bercanda. Sedangkan Zain dan heldery memijat keningnya.
Sampai di mall,Mereka berempat berbelanja pakaian sepatu,tas dll.
"Kita nonton yuk"Ajak Adela.
"Yayaya,nonton horor ya"Kata Zain.
"Siapa takut"kata Naya.
Adela terdiam dan menatap Kekasihnya heldery. Adela memang suka nonton tapi dia sangat takut ketika menonton horor. Heldery tersenyum tipis pada Adela. Zain dan Naya melihat Mereka berdua saling berpandangan itu terdiam.
"Udah cukup pandanganya"Kata Naya.
"Ikan makan kucing kali"kata Heldery.
Adela dan Heldery meninggalkan kedua sahabatnya dibelakang.
"Woy,loh tinggal gue,dasar Brengsek"Kesal Zain.
Zain mendengus keras dan berlari mengejar Naya dan kedua temannya yang sedang Beli tiket dan menonton film horor.
Zain dan ketiga temannya sudah masuk ke dalam dan 10 menit lagi akan dimulai. Dan Sudah membeli popcorn untuk menyemilnya sambil menonton film.
Ruangan Bioskop menjadi gelap dan Film dimulai. Ini bukan pertama kalinya Naya dan ketiga temannya menonton Film horor hampir setiap Weekend dan sekarang sudah mulai jarang.
Naya memakan Popcorn yang dipegang Zain. Zain menatap Naya dan Lama kelamaan Naya bereaksi matanya mendelik dan memukul Dahinya.
"Loh kenapa?,Takut?"
Zain menundukkan kepalanya dan ada senyum tipis yang ia sembunyikan dari Naya.
"Ngak takut"Zain menyahut dan menegakkan kepalanya.
Takut kehilangan loh. Batin Zain. Seharusnya itu kalimat yang ia katakan pada Naya. Sudah lama baginya menyukai Naya. Rasanya sakit melihat orang lain bersamanya. Zain bingung harus dari mana ia mengatakan perasaannya. Apa Naya akan terimanya?,apa dia tidak menjauhinya?,apa Naya mampu bersikap baik padanya?,apa Naya akan berubah?. Pertanyaan itulah yang Selalu terlontar dalam hatinya.
Hampir 1 jam Naya,Zain,Adela dan Heldery menonton film horor. Dengan wajah Pucat yang terpancar dari Adela sahabatnya yang memakai baju Biru Dengan celana jeans tampak serasi ditubuh Seksi Milik Adela.
Dengan rasa lemasnya ia bergandengan dengan heldery kekasihnya itu sekaligus sahabat Naya dan Zain."Lo pucet banget Del,apa kita pulang"ucap Naya dengan rasa khawatir yang menyelimuti dirinya.
Rasa khawatir bukan hanya terpancar dari wajah Naya,wajah Kekasihnya Pun jauh lebih panik dari Naya. Tangan Heldery mungkin sudah memerah akibat pelampiasan rasa takut Adela. Jika Kedua mahluk itu tengah sibut menanyakan kabar Adela,semantara Zain, masih menggaruk tengkuknya dengan tampang biasa tanpa rasa panik yang terpancar Diwajahnya. Seperti Audisi yang diterima oleh juri itulah raut wajah Zain. Ya memang pada dasarnya Zain orangnya tidak peduli lingkungan,Cuek,Banyak diam kecuali saat berhadapan dengan Naya,sifat aslinya berbanding terbalik.
Zain merapihkan Rambutnya yang akibat kegerahan"Terah"
Naya menatap tajam Zain,bukan karena ucapannya melainkan wajahnya yang Tampak biasa saja. "Dasar"Desis Naya.
Zain terperangah"Gue lagi males debat sama loh"
"Rugi gue debat sama lo"
"Bodo Amat"
Heldery terperangah melihat kedua sahabatnya Tengah mengadu mulut disuasana genting,Dan banyak pasang mata yang memperhatikannya. Mereka bertengkar bukan Seperti sepasang kekasih yang sedang cekcok karena Diantara mereka dekat dengan cowok atau lebih. Mereka yang menatapnya terperangah melihat Ucapan tiada henti,membuat kepala Pria bertubuh cungkring,Berkulit putih dengan celana panjang,kaos polos. Tubuhnya yang tinggi membuat Yera merasa seakan-akan ia pendek,bukan perasaan yera yang mengatakan bahwa dirinya pendek,sudah terbukti bahwa dia berdiri disamping Zain yang sebahu dengannya.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Mine
Teen Fiction"Dia milik gue bukan Milik loh"Teriak Barra. "Hahaha itu kan baru menurut loh"Ucap Zain sambil berjalan meninggalkan Barra. "Sadar diri aja Zain"Ucap Barra pada Zain yang sudah lumayan jauh meninggalkannya.