Ian nih bingung. Sudah semingguan ini Masnya lain banget. Serius. Emak sama Bapaknya jadi suka banget ngomelin masnya. Masnya itu biasanya bangun pagi, lebih pagi dari Ian. Bantuin bapak bersih-bersih rumah. Apalagi hari minggu. Cuman semingguan ini masnya nggak ada bangun pagi sama sekali. Mesti Ian duluan yang bangun.
Terakhir kali dia liat masnya begini, pas SMA. Kelas 2. Pas dia kali masih kelas 3 smp. Bolos sekolah juga pernah malah.
"Masmu tuh kenapa sih Jun. Mama heran deh."
"Patah hati kali mah, anaknya." kata Bapaknya dan membuat mamanya berhenti mengaduk oseng-oseng buncis kesenangannya Ian.
"Ya Allah, anak Mama lagi jatuh Cinta? Iya Jun? Sama siapa?"
Ian menaikkan pundaknya. "Nggak tahu adek, Ma."
Nah terus pas di kampus Ian jadi curhat ke satu orang yang kebetulan punya mas juga.
"Hm... Jadi elo nyari gue cuman buat curhat masalah mas Dika?"
"Lah elo yang punya abang juga kayak gue, jadi gue cuman bisa curhat ke elo, mungil."
"Lo panggil gue mungil lagi, gue pergi."
"Yayi!! Eh ada Ian juga."
Iya, yang diajak curhat si Yayi. Siapa lagi yang punya abang yang di kenal Ian kalau bukan Yayi?
"Chan, gue pinjam Yayi bentar boleh ya. Penting." kata Ian ke Chandra yang mukanya langsung aneh. Kayak kaget plus mau ketawa.
"Yayi mah bukan barang kali, lagian bukan punya gue. Gue ke sini mau ngasi tahu ke Yayi kalau kelasnya bu Risma nggak ada, alias kosong."
"Oke, thanks Chan."
"Yoi." terus Chandra pergi ninggalin Ian sama Yayi di depan kursi panjang.
"Lanjut nih ya, mas Dika tuh aneh sekarang. Lebih males ngapa-ngapain. Kemarin mama masakin sambel goreng kentang ati kesukaannya, dia nggak makan. Cuman diaduk-aduk doang. Terus yang perpenting, nggak mau masuk kelas. Lo liat tuh dia selalu diem di HMS. TA mulu."
Yayi auto senyum, "elo pas Lisa pacaran ama Bambang, apa yang elo rasain?"
"Ya patah hati, sedih, tapi ya biasa aja. Soalnya ada kalian yang hibur gue. Tapi hubungannya apaan coba?"
"Abang elo itu patah hati, kampret. Gitu aja nggak tahu lo."
"Emang patah hati ama siapa?"
"Ya udah, ikut gue ke HMS sekarang. Perhatiin mukanya abang lo."
Ian manggut-manggut sambil ngikutin Yayi ke HMS.
"Heh! Break news! Mas Abas sama mbak Ari nggak pacaran." seru Yayi sambil masuk ruang HMS, diikuti Ian dari belakang.
Keano yang ada di ruangan cuman mengerutkan alis. "Denger dari siapa elo?"
Tapi Yayi sama Ian nggak nanggepin pertanyaannya Keano. Mereka langsung lihat Dika, yang matanya tiba-tiba kayak berbinar-binar gitu.
"Ah." kata Ian kemudian.
"Heh Cil. Jawab. Elo denger dari siapa?" tanya Keano nggak sabaran.
"Rahasia." kata Yayi lalu ngelirik Ian.
"Lo semua bisa jaga rahasia kan?" terus Keano ngelirik sekitarnya. Literally cuman Yayi, Ian, Daffa, dia dan Dika.
Dika. Keano lupa ada Dika di sana. Habis dari tadi menyatu ama lantai, nggak gerak-gerak. Macam bunglon. Mana baju juga kotak-kotak putih pula.
KAMU SEDANG MEMBACA
HMS : Himpunan Mahasiswa Single ✔
Fanfiction"hati kamu tuh kayak baja tau nggak sih, bisa dilelehin tapi keras lagi. "