Pernah ngerasain nggak sih rasanya mau tidur, tapi nggak bisa tidur? Kayak mata udah 1 watt tapi nggak bisa tidur. Capek, dan lelah tapi nggak bisa tidur.
Gini nih Ian sekarang. Semalem habis kejar deadline nggak tidur, sekarang mau tidur nggak bisa.
"Gila Ian, elo udah kayak zombie." kata Satya. "Mata lo, kantong mata lo. Yayi...!! " seru Satya. Yayi yang di kursi panjang depan HMS langsung berlari, nengok dari pintu HMS.
"Apaan mas?"
"Masuk sini."
Terus Yayi masuk. Nurut banget si adek.
"Lo duduk sana." kata Satya nunjuk sebelahnya Ian.
Yayi masih ngelakuin apa yang disuruh masnya. Masih pilon. Ngapain masnya nyuruh dia duduk di situ.
"Pinjemin Ian paha lo. Tuh kasian anaknya belum tidur. Kamar sebelah isinya Dito."
Yayi udah buka mulut nih, mau protes. Tapi Iannya udah keburu naruh kepala di pahanya Yayi. "Bentar aja Yi." kata Ian lemes. Terus mencoba merem.
Yayi terpaksa diam aja, tapi dia ngelakuin gerakan mata ke mata. Semacam 'awas lo bang'
Ini nih kayak semacam tanda, "nih gue cariin jodoh buat elo, soalnya mbaknya gebetan elo gue ambil"
Padahal, Yayi udah bilang kalau dia udah nggak suka sama Keano lagi. Kenapa sih nggak ada yang percaya.
Di sisi lain. Hapenya Satya
DIKA
gue tahu maksud lo,
Sementara Satyanya ketawa doang. Pinter kan Satya jadi mak comblang.
***
Di suatu siang yang cerah, datanglah Dito dengan tawanya yang khas. Baru masuk HMS, dia udah ketawa.
"Kenapa lo Dit, ceria bener?" tanya Tari.
"Jeni kan ngajakin gue dateng blind date. Terus tau nggak elo pasangannya siapa? Si Haidar (Hanbin) ternyata. Ngakak gue itu dua anak kagok, kayak lho jeni, lho mas Haidar"
"Elo sendiri gimana? Pasangan elo?"
"Cantik anaknya, seumuran Maya. Supel juga. Cuman gue dilema nih. Hidup gue belum bener, mau ngajakin anak orang pacaran." kata Dito sambil duduk di sebelah Daffa.
"Iya, gue ngerti banget tuh perasaan elo Dit." kata Daffa sambil ngelirik Maya.
"Dito kan udah ada kerjaan. Sama Dika juga." kata Tari.
"Tapi jaman sekarang Tar, kerjaan gitu doang nggak cukup. Mau makan apa anak gue ntar?" kata Dito lalu menghela napas.
Tari cuman ngangguk doang, nggak bisa berkata apa-apa.
***
Satya seharian deg-degan. Bukan karena minun kopi, tapi karena chat yang dikirim Tari jam 4 subuh. Pas dia bangun terus dapat chat bilang
Tari
Gue mau ngomong ama lo
Lo ada waktu jam berapa?
Habis CFD mau ketemu nggak?
Tari nggak pernah ngajak ketemu duluan. Biasanya dia apa dika yang ngajakin ketemu. Tari tipe anak yang sering diam di rumah. Entah bikin kue, bersih-bersih rumah, soalnya cita-citanya dia kan ibu rumah tangga.
Mereka akhirnya janjian ketemuan di starbuck deket kampus.
Sebelum masuk starbuck, Satya tarik napas dulu. Panjang. Terus masuk dengan senyum. Mengedarkan semua pandangan ke seluruh ruangan, tapi nggak menemukan Tari di manapun. Jadi dia langsung ke counter pesen minum. Langsung dua, soalnya dia tahu senengannya Tari.
KAMU SEDANG MEMBACA
HMS : Himpunan Mahasiswa Single ✔
Fanfiction"hati kamu tuh kayak baja tau nggak sih, bisa dilelehin tapi keras lagi. "
