Dika nggak pernah sekesal ini. Rasanya dia butuh samsak, terus jedotin kepalanya di samsak itu. Jangan tembok, nanti benjol. Soalnya di HMS, setelah 6 minggu nggak pernah ke HMS, dan akhirnya semingguan ini ke HMS, Ari sama Abas lagi mesra-mesraan.
Dika tahu ini palsu. Tahu. Tapi tetep sakit. Apalagi pas....
"Lo capek mbak? Sini bersandar di bahu gue"
Terus Ari beneran bersandar di situ. Terus merem. Ya ampun beneran couple goal. Walaupun itu palsu.
Ila yang di ruangan merhatiin AC. Kok tiba-tiba jadi panas begini? "Eh remote ac mana sih? ACnya nggak dingin. Somehow jadi panas."
Bukan. Ila nggak cemburu. Cuman dia beneran ngerasa panas. Dari kanannya dia. Dari arah Dika duduk.
"Mbak ini 20* loh udahan suhunya." kata Keano sambil ngasih remot AC.
"Coba lo duduk di tempat gue, No. Sumpah ini panas banget."
"Elo aja mbak yang duduk sini." tawar Keano.
Akhirnya ila pindah dan ngerasa dingin. Terus dia berbisik ke Keano. "Di deketnya Dika tuh panas banget."
"Api cemburu." kata Keano sambil ngasih liat Abas sama Ari di depannya.
Si Ila langsung manggut-manggut. Ternyata emang bisa ya api cemburu beneran keluar.
"Ini ngapain kalian kok ngumpul di sini?" Satya yang baru masuk HMS bingung ngeliat HMS jadi berbagi kubu. Dika sendirian aja di ujung. Yang lain di ujung satunya.
"Panas Sat. Lo aja gih sana."
"Ari sakit ya?" tanya Satya pas ngeliat Ari senderan sama Abas.
"Capek dia mas." kata Abas. "Nyiapin proposal ikut double degree."
"Double degree?" ulang Satya.
Abas mengangguk. "Iya, mbak Ari mau ikut program double degree. Jadi nanti semester 7 ama 8 mbak Ari kuliah di luar, sekalian ngurusin skripsinya. Jadi lulusnya ntar ST. BS. Alias Sarjana Teknik. Bachelor science."
"Bisa ya?" tanya Ila.
Abas ngangguk. "Pak Kajur yang ngajakin katanya, dari semester 3 mbak Ari udah di kasi tahu. Masuk HMS ini juga persyaratan supaya punya organisasi."
"Ke mana?" akhirnya Dika buka mulut.
"Kampus kita kerja sama ama Jepang kan? Jadi paling ya ke Jepang."
"Sangar. Elo nggak papa Bas, LDR?" tanya Satya.
Abas kedip-kedip doang. Mikir jawaban. "Kan setahun aja." kata Abas, terus ngelirik Dika.
***
Ian mengeluh lagi. Masnya mulai lagi. Mulai males. Lagian masnya ini, bukannya buru-buru minta maaf, malah ngulur-ngulur waktu. Ditinggal sedih kan jadinya.
Mau bilangin Masnya, "udahlah mas cewe bukan cuman 1" tapi nggak bisa gitu. Masnya kayaknya kepalang sayang sama mbak Ari, terus bersalah juga. Jadi perasaannya double.
Jadinya Ian bawa Yayi (lagi) buat ngomong. Tapi kali ini bukan ngomong sama Dika, tapi sama Ari.
"Mbak harus banget ya ninggalin kita?" kata Yayi melas. Bibirnya auto melengkung ke bawah. Lucu liatnya, tapi sekarang fokusnya Ian bukan ke Yayi, tapi ke Ari.
"Lagian gue di sini nggak ada guna." kata Ari.
"Ada. Elo ibu peri. Elo malaikat. Semua orang tahu elo itu asisten tugas besar yang paling baik sedunia." kata Ian sambil senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
HMS : Himpunan Mahasiswa Single ✔
Fanfiction"hati kamu tuh kayak baja tau nggak sih, bisa dilelehin tapi keras lagi. "