16.

1.6K 328 136
                                    

Daffa sudah auto mau mencekik orang,  saat tahu laptopnya hang padahal 30 menit lagi mau masuk kelas untuk presentasi materi mata kuliah tambahan, Amdal. Analisa mengenai dampak lingkungan.

"Kenapa mas Daffa?" tanya Maya pas ngeliat Daffa super frustasi.

"Laptop gue nih.  Parah. Muter mulu kayak kehidupan gue."

Maya lalu tertawa.  "dicium aja laptopnya. Mungkin kurang belaian."

"Kayaknya yang kurang belaian, kakaknya Yayi deh." Kata Yayi mencela.

Semenjak hari minggu kemarin, si mas habis pulang dari perginya langsung masuk kamar. Nggak keluar-keluar. Makan malam dipanggil nggak mau. Sarapan tadi aja nggak mau.

"Mas Satya kenapa?" Tanya Maya. "Hang juga?"

Satya juga ada di HMS. Lagi mendengarkan lagu. Jealous by Labirin.

"Satya!" Suara seseorang memanggil dari luar pintu HMS. Semuanya noleh, kecuali yang dipanggil.

"Masuk aja mbak Tari." Kata Yayi.

"Gue buru-buru. Mau Kuis. Tuh anak di chat dari tadi nggak bales. Malah di sini dengerin lagu."

"Cieee mbak Tari ihir. Nyariin gebetan." Goda Maya.

"Berisik. Yi, lo jewerin tuh anak dong bawa sini."

Daffa yang masih frustasi menimpali. "Lo pikir kucing."

"Laptop lo banting aja, ntar juga mati." Usul Tari.

"Kampret lo." Umpat Daffa, sebelum akhirnya melepas baterai laptopnya. Kemudian memasangnya kembali. "Bismillah" lalu dia menekan tombol powernya.

"Mas satya, dicariin mbak Tari tuh." Panggil Yayi.

Tapi yang dipanggil nggak mau noleh juga.

"Ya udah ntar gue ke sini lagi." Terus Tari beranjak pergi.

"Mas lo jealous ama siapa?" Tanya Maya berbisik.

"Mana gue tahu. Minggu kemarin tuh pulang dari mana gitu, langsung kayak gitu. Kasian gue. Belum makan loh dari kemarin."

"Suapin dong."

"Dia kayak menghilang dari dunia nyata gitu sekarang. Raganya aja di sini. Rohnya ilang."

"Serem lo yi."

"Ih beneran."

***

Yayi kedip-kedip mata ngeliat barang yang dipegang Ian sekarang. "Apaan?"

"Bunga buat lo."

"Gue nggak suka bunga ini, gue sukanya bunga bank."

"Sama sih, tapi ini buat elo. Tanda terima kasih gue karena elo udah minjemin paha kemarin-kemarin."

"Ya elah, terima kasih mah kasih makan. Bukannya ngasih bunga. Ini metik dari mana lagi. Pasti gratisan. Nggak modal."

"Anak baru gede wajar lah ngasi bunga."

"Pret. Anak baru gede apanya. Udah mending lo kasih gebetan elo aja. Kalau buat gue mending lo traktir makan."

"Iya makanya.  Ini buat elo."

Yayi memincingkan mata.  "Lo mau gebet gue?"

Ian mengangguk.  "Gimana?  Boleh?"

Yayi menggeleng.  "Gue kan udah bilang mau mempertimbangkan Chandra.  Anak itu jauh lebih care dari elo." terus Yayi ketawa.  "Udahlah  Ian,  lo nggak suka ama gue.  Gue tahu." terus dia nepuk pundaknya Ian.  "Mending lo usahain tuh Maya. Pandangan mata lo kalau liat Maya tuh udah kayak ngeliat apa aja."

HMS : Himpunan Mahasiswa Single ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang