Dara masih teringat kejadian kemarin. Ia masih takut, ia masih trauma meski Alaska bersamanya kemarin. Bagaimana tidak, kejadian seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya, kejadian seperti ini tidak pernah terjadi sebelum ia pindah ke SMA Regalka, kejadian seperti ini tidak pernah terjadi sebelum ia dekat dengan Alaska.
Dara bingung, entah harus apa yang ia lakukan. Ini sudah terjadi, hatinya tidak pernah tenang semenjak kejadian kemarin.
Dara ingin bercerita pada kedua orang tuanya, namun Dara takut orang tuanya khawatir berlebihan dan memperpanjang masalah ini. Ingin bercerita pada adik ataupun kakak, tapi Dara tidak punya mereka. Dara hanya sendiri, Dara adalah anak tunggal. Ia berada dalam keadaan yang sulit saat ini.
☔
Matahari bersinar terang di pagi yang indah ini. Dara harus bersekolah, ia takut jika hal kemarin terjadi lagi, ia takut hal yang lain juga terjadi.
Ia terdiam semenjak kejadian kemarin. Makan pun tidak, ia hanya terbaring hingga lelap dan terbangun di pagi ini.
"Ma, ayo berangkat" Dara mengajak Mamanya agar tidak telat seperti kemarin
"Oke, cusss" jawab Mamanya. Sedikit membuat Dara geli
Dara menunggu di bangku yang ada di halaman depan rumah, sembari memainkan tali tas yang digendongnya. Hingga akhirnya, Mamanya keluar dan segera mengunci rumah. Lalu masuk kedalam mobil dan diikuti oleh Dara yang juga duduk didepan.
Mamanya bertanya di perjalanan. Merasa aneh dengan sikap Dara yang hanya terdiam hari ini. "Sayang, kamu kok diem mulu? Kenapa? Cerita dong sama Mama" sembari tersenyum
"Nggak, Ma. Aku gak kenapa-kenapa kok" Dara menjawab dengan sedikit senyum. Biasanya ia yang paling ceria
"Oh, ya udah" Mamanya kembali fokus menyetir
Sesampainya di depan gerbang sekolah, Dara mencium tangan Mamanya dan keluar dari mobil yang putih bersih itu.
"Semangat belajarnya, sayang" Mamanya yang di dalam mobil memberikan senyum pada anaknya yang cantik itu. Dan Dara juga membalasnya dengan senyuman.
☔
"Eh eh, katanya Alaska sana Dara berduaan di WC belakang ya kemarin?"
"Alaska nya gue? Sama Dara? Astaga" salah satu siswi membulatkan matanya, begitupun juga dengan mulutnya yang membentuk huruf o besar
"Enak aja, Alaska punya gue!" Ola, teman Vania. Perempuan yang terkenal cabe-cabean di SMA Regalka ini menaikkan satu alisnya serta memutarkan kedua bola matanya
"Shut up. Kita lanjut" Vania menaruh jari telunjuk di depan bibirnya
"Berdua? Masa?"
"Kok di WC sih? Yang elit dikit dong, di hotel misalkan"
Para siswi sibuk bergosip, sekaligus terkejut mengenai kabar paling panas se-SMA Regalka ini.
"Itu sih kayaknya si pirang yang maksa ngajak Alaska ke WC, kan gak mungkin bebeb gue ngajak Dara ke WC" Vania berdecih
Hingga pada saat Dara berjalan dekat mereka, Dara mendengarnya. Para siswi itu menatap sinis Dara yang sedang tertunduk. Dara menangis, mempercepat langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASKA
Teen FictionAlaska, lelaki tampan yang sangat membenci jatuhnya rintikan dari langit. Rintikan yang biasa disebut hujan, rintikan yang hampir membuatnya putus asa. Bagi Alaska, hujan adalah pembawa sial. Hujan selalu merenggut kebahagiaannya, hujan pula yang te...