3 | Tidak Lebih

2.5K 102 1
                                    

Pagi ini, matahari sedang bersinar seolah tersenyum bahagia. Dara sudah kembali pulih, kini tubuhnya sudah sehat kembali. Akhirnya di pagi ini ia pergi ke sekolah, karena sudah satu minggu Dara tidak masuk sekolah. Teman-temannya banyak yang bertanya bagaimana keadaan Dara, begitupun juga dengan ibu dan bapak guru.

Dara berangkat sekolah di antar oleh ibunya memakai mobil berwarna putih mengkilap. Mobil itu berhenti di depan gerbang sekolah, yang sudah banyak dikerumuni para siswa yang hampir saja telat. Untungnya mereka masih ada waktu satu menit untuk memasuki area sekolah. Jika telat satu detik saja, bagi mereka yang berangkat ke sekolah terlalu siang akan dihukum.

Guru yang sering menghukum pun sudah siap siaga di lapangan untuk menghukum dan mencukur rambut mereka bagi yang laki-laki. Jika perempuan, mereka akan dihukum dengan cara membersihkan toilet siswa, dan lari memutari lapangan selama lima putaran. Di sekolah ini tidak ada yang dibeda-bedakan, baik siswa maupun siswi, mereka akan mendapatkan hukuman yang sama.

Mulai dari materi yang dipelajari para siswa yang sudah sangat berkualitas, kebersihan, sopan santun, dan keadilan yang dilakukan oleh pihak sekolah yang sangat adil dalam bidang apapun. Oleh karena itu, SMA Regalka ini bisa dibilang SMA terbaik dan terpopuler.

Dara mencium tangan ibunya dan segera keluar dari mobil, karena bel masuk sebentar lagi akan berbunyi. Dara merasa pundaknya ada yang menepuk kencang.

Lalu Dara menoleh kebelakang untuk lihat siapa orang yang menepuk pundaknya itu.

"Dara! tungguin princess, dong" Vyra menepuk pundak dara dan mengeluarkan suaranya yang bisa membuat telinga bengkak.

"Aw. Sakit, Vyr!" Dara merintih dan tangan yang satunya lagi memegang pundaknya yang terasa sakit.

"Ya maaf, lagian lo nya udah jauh sih. Yaudah deh gue kejar terus gue tepuk pundak lo, cuma di tepuk doang kali, lebay amat lo" Vyra tertawa cengengesan.

"Bisa gak sih kalo ngomong gak usah teriak? Berisik tau" Dara menatap Vyra sinis.

"Iya maafin gue, Dara pacarnya Alaska"

"Eh ampun, Ra. Gue bercanda doang kali" Dara mencubit tangan Vyra karena merasa kesal.

"Gak usah ngomong mulu. Buruan, sebentar lagi bel masuk bunyi" Dara meninggalkan Vyra yang masih ada dibelakangnya.

"Pacarnya Alaska! Tungguin gue woy!" Vyra kembali berteriak.

Suara yang berasal dari mulut Vyra, membuat perhatian semua siswa yang berada di area itu tertuju padanya.

Bel istirahat berbunyi, ia ingin pergi menemui Dara dikelasnya. Lagi-lagi, kedatangannya itu menarik perhatian teman sekelas Dara.

"Liat Dara gak?" tanya Alaska pada siswi-siswi yang sedang bergosip di depan kelas.

"Dara ada di dalem" telunjuk salah satu siswi mengarah ke dalam kelas.

Dan Alaska segera menghampiri Dara yang masih duduk di bangkunya, padahal ini sudah waktunya istirahat.

"Eh, Ra. Ada Alaska noh. Kayaknya mau ketemu lo deh" Vyra menyenggol tangan Dara.

"Lo udah sembuh?" tanya Alaska di hadapan.

"Udah, Ka. Makasih banyak ya buahnya" Dara tersenyum.

"Sekarang lo istirahat bareng gue" Alaska mengajak Dara. Sedikit memaksa.

"Tapi mereka gimana?" Dara menatap teman-temannya.

ALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang