Bab 14

5.5K 223 0
                                    

Dari ujung koridor terlihat kedua sahabat vea yaitu Resti dan Felda berlarian sambil bertiak memanggil vea. " Veaaa... Tungguiiin...!" Teriak resti.

Mendengar ada yang memanggil namanya , Vea menengok arah suara teriakan itu . Saat mereka berdua telah sampai di hadapan vea, Resti sahabat Vea yang paling cerewet dan kalau ngomong suaranya cempreng itu langsung nyerocos gak jelas.
" Veaaa! Yaampun lo tuh sembunyi dimana sih? Dari tadi gue nyariin lo tau gak?! Sampe lobang semut gue obrak abrik , cuman buat nyari lo!" Cerocos Resti.

Vea menggaruk pelipisnya yang sebenarnya tidak terasa gatal. " Gini nih kalo punya sahabat yang cerewet, sekali nya ngomong berasa kaya liat truk gandengan yang lagi touring tau gak?!"

" yaah.. maap  kan namanya juga khawatir . Lagian lo kemana aja sih? "

" Iya Ve , lo dari mana aja? Sampe sampe upacara aja lo gak ikut. " Tanya Felda

Vea menghela napas , kemudian ia berjalan pelan dan diikuti oleh kedua sahabatnya. " Gue tadi di Uks . "

" Uks? Perasaan hari ini bukan jadwal lo jaga deh ve"

" Emang lo ngapain sih di Uks? Ngadem yah lo? Takut dihukum kan lo?"

Vea mengernyitkan keningnya , ia bingung mengapa sahabatnya yang satu ini bisa berpikir seperti itu. Padahal kalaupun bukan jadwal Vea jaga Uks tidak masalah karena Vea merupakan ketua PMR nya.

" Apaan sih lo Res? Ya emang sih hari ini bukan jadawal gue jaga Uks. Cuma tadi gue harus ngobatin orang dulu. Jadi gue terpaksa deh gak ikut upacara." Jelas Vea

" Emang lo ngobatin siapa Ve? " Tanya Felda penasaran.

" Ngobatin Elang."

" Whaat...? Elang?"  Teriak Felda dan Resti serempak.

" Iih..! Jangan kenceng kenceng ! " Ujar Vea , memberitahu mereka untuk tidak berbicara dengan suara keras.

" Kok bisa sih Ve? Emang Elang kenapa, sampe sampe harus lo yang ngobatin dia? Padahal kan masih banyak anggota PMR yang lain." Tanya Felda yang bingung .

" Mukanya lebam lebam gitu. Mungkin abis berantem. "

" Aneh yah? Setau gue yang namanya Elang itu separah apapun lukanya , dia gak pernah tuh obatin lukan lukanya. Tapii...kok ini malah minta lo buat obatin lukanya yah? " Resti pun semakin bingung , sebab yang ia tau seorang elang sangat anti untuk mengobati luka lebam akibat berantem. Biasanya elang biarkan luka itu mengering dengan sendirinya. Lalu ada apakah dengan elang? Apakah ia mulai menyukai Vea?.

Resti menyipitkan matanya dan melihat ke arah Vea. " Jangan jangan...Elang naksir lo kali ve? Bisa ajakan dia minta lo buat obatin lukanya biar bisa berduaan sama lo. "

Mendengar apa yang dikatakan Resti barusan , Vea langsung menatap Resti kaget . " Hah! Yah gak mungkinlah . Lo ada ada aja deh Res. Yah mungkin aja dia minta tolong sama gue karena dia tau kalo gue anak Pmr. "

" Kali ini gue setuju sama Resti ve. Kayanya emang Elang suka deh sama lo" ucap Felda

" Apaan sih kalian jangan pada ngaco deh. Udah ah gue mau ke kantin laper!" Ucap vea lalu meninggalkan mereka berdua yang masih berdiri ditempatnya.

" Vea lo gak masuk kelas? " Teriak Resti

" Enggaaak...! Gue ada rapat osis ,sekarang!" Jawab Vea dengan teriak juga.

" Yaudah mending kita ke kelas aja , sekarang kan pelajaran nya Bu Hesti" ajak Felda . Lalu mereka berdua pun berjalan menuju kelas nya.

" Lo aja deh yang masuk Fel "

" Terus lo mau kemana?"

Saat ditanya Felda bukanya langsung menjawab ia hanya memberikan senyuman yang memperlihatkan deretan giginya . " Gue mau nyobain rasanya bolos pelajaran . Lo mau ikut gak?"

Sontak langkahnya pun terhenti membuat Resti juga ikut berhenti . dan tepat disamping ruang guru mereka berhenti . Felda pun  langsung melongo kaget , dan heran dengan apa yang ada dipikiran Resti itu. " Lo gila yah?! Resti ini tuh pelajarannya Bu Hesti lo tau sendiri kan gimana sadisnya tuh guru kalo ada muridnya yang ketauan bolos. Lo gak takut gitu?!"

Resti mengerucutkan bibirnya. " Yah mau gimana lagi , kalo gue masuk pun gak bakal fokus yang ada gue malah ngantuk tau gak! Lo tau sendiri kan kalo Bu Hesti udah ngejelasin materi didepan , haduuh .. berasa kaya lagi liat pameran petasan ! Suaranya yang cempreng itu loh yang bikin sakit kuping gue! " Cerocos Resti , yang tanpa disadari didengar oleh Bu Hesti.

Felda yang dari tadi memberi isyarat pada Resti bahwa ada Bu Hesti dibelakangnay pun sama sekali tak digubris oleh Resti.

" Res mending kita ke kelas aja sekarang! Yuk!" Ucap Felda agak gugup sebab ia beradu tatapan dengan Bu Hesti.

" Gak mau gue . Lo aja sana! Gue mau bolos aja!" Jawabnya enteng.

" Yaudah kalo gitu gue duluan. Lo ati ati yah! " Pamit Felda dan langsung pergi meninggalkan Resti .

Resti menghela napas, ia merasa bahagia karena rencana bolosnya akan terlaksana. " Akhirnya gue bisa juga ngerasain yang namanya bolos. Bodo amat deh pelajaran Bu Hesti!"

Resti berbalik badan , ia hendak pergi kekantin untuk bolos . Namun ia dikagetkan dengan sosok wanita berkacamata bundar  yang berada didepannya kini . Yah siapa lagi kalau bukan Bu Hesti yang sedari tadi sudah berdiri di belakangnya.

Resti tentu saja terkejut. " Eh.. ada Ibu.. ibu kok disini?"

Bu Hesti melotot pada Resti. " Kamu mau ngerasain bolos pelajaran kan? Sekarang kamu saya ijinin bolos ,tapi bersihin seluruuuh wc yang ada disekolah ini!" Jelas Bu Hesti

" Ih ibu ini ada ada aja , masa iya sih saya mau bolos? Ini Resti mau ke kelas kok bu. Resti masuk dulu yah bu." Jawab Resti yang kemudian langsung ngacir pergi .

" Restiiiii... Awas kamu yah! " Teriak Bu Hesti.

ElangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang