Tidak suka

75 4 2
                                    

Setelah selesai makan nasi goreng Arven dan Ratu pun hendak pergi dari tempat itu dan langsung menuju ke motor Arven yang terparkir didepan tempat penjual nasi goreng itu.
Namun saat hendak menaiki motor , tiba-tiba ada motor sport yang sama seperti motor Arven dengan suara knalpot yang cukup keras menghampiri Arven dan Ratu.
Laki-laki itu mematikan mesin motornya dan langsung membuka helm fullface nya. Ratu dan Arven terkejut karena yang datang itu Elang.

"Elang!." Ucap Ratu terkejut.

Elang memandangi Arven dan Ratu bergantian dengan tatapan khas nya yang tajam. " Ngapain lo sama dia?." Tanya Elang.

"Aku sama Arven tadi abis makan nasi goreng Lang." Jawab Ratu berusaha tenang.

"Terus lo sendiri ngapain disini?." Tanya Arven.

"Bukan urusan lo!." Jawab Elang ketus.

"Ngikutin Ratu sama gue?." Tanya Arven lagi.

Elang turun dari motor nya lalu mendekati Arven. "Gue bilang bukan urusan lo!." Ucap Elang sambil nunjuk bahu Arven.

"Kamu ngapain kesini? Mau beli nasi goreng juga?." Tanya Ratu.

"Enggak!." Jawab Elang dingin.

"Ayo pulang! Gausah lagi lo temuin cowo brengsek kaya dia!." Kata Elang sambil menarik tangan Ratu.

Arven pun langsung menepis tangan Elang yang sudah menggenggam tangan Ratu. "Enak banget lo ngomong gitu! Ratu pergi sama gue dan dia pulang juga harus sama gue!." Bentak Arven yang mulai terpancing emosinya.

Elang hanya menatap tajam kedua nya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun dari mulut nya. Namu dari tatapan Elang, Ratu sudah dapat menyimpulkan bahwa Elang sedang berusaha menahan emosinya.

"Lo gausah jadi sok baik deh buat Ratu. Lo pikir gue gatau gimana perlakuan lo sama Ratu disekolah. Giliran dia keluar jalan sama gue lo gasuka. Mau lo apa si Lang?."

"Gue mau dia pulang sama gue!."

"Disini yang brengsek tuh lo bukan gue! Mulai sekarang mending lo gausah sok peduli lagi sama Ratu. Gue yang bakal jagain Ratu."

Elang tersenyum kecut. " Bisa apa lo mau jagain Ratu?."

"Gue bisa jagain Ratu lebih dari lo. Meskipun itu nyawa taruhannya bakal gue lakuin buat jagain Ratu."

"Ayo pulang sama gue!." Ajak Elang lagi.

Arven sangat kesal pada Elang. Ia mendorong bahu Elang cukup kencang sehingga badan Elang tersungkur ke tanah. Elang yang juga emosi langsung bangkit dan mendorong balik bahu Arven.
Namun karena takut perkelahian itu berlanjut lebih parah Ratu pun langsung melerai keduanya.

"Elang cukup!." Gertak Ratu sambil membantu membangunkan Arven yang terjatuh.

"Arven bener. Aku pergi sama Arven berarti aku pulang juga sama Arven. Aku kenal sama Arven juga udah lama, aku tahu dia gimana. Gak mungkin kalo dia nyakitin aku. "

"Kamu gapapa kan? Kita pulang ya." Tanya Ratu pada Arven.

"Iya gapapa kok." Jawab Arven.

Arven dan Ratu pun pergi meninggalkan Elang. Sedangkan Elang masih terdiam ditempat sambil memandang motor Arven pergi. Ia bingung harus bagaimana sekarang. Didalam hatinya sejujurnya terasa hancur dan tak bisa dijelaskan.

🍁

Vea baru saja sampai disekolah nya. Ia berangkat seperti biasanya bersama Aldo kakaknya. Ya setiap hari Vea selalu diantar oleh Aldo.
Vea berjalan memasuki gerbang sekolah. Dan dari belakang terdengar suara gerombolan motor yang baru masuk ke gerbang. Yaps itu adalah gerombolan Elang dan teman-teman nya.
Mereka memarkirkan motor nya ditempat parkir khusus murid yang sudah disediakan oleh sekolah.

Elang dan teman-teman nya langsung turun dari motor kemudian berjalan menuju kelas nya. Ditengah jalan Elang dan Vea berpapasan. Namun keduanya saling terdiam tanpa saling sapa.

"Bisa tolong minggir gak? Mau lewat nih." Pinta Vea Elang dan geng nya. Ya karena mereka berdiri menutup jalan Vea.

Tanpa banyak omong mereka pun menepi , membuka jalan untuk Vea lewat.
Vea pun langsung bergegas melewati gerombolan Elang itu. Dalam hatinya berkata. " Kok tumben ya mereka diem aja gitu. Biasanya kan ada aja ulah nya. "
Tapi Vea tak terlalu memikirkan itu , ia tak peduli dengan mereka yang terpenting ia harus masuk kelas sekarang juga.

Saat berjalan menuju ke kelas, tiba-tiba Ratu datang menghampiri Elang dan teman-teman nya.

"Elang!." Panggil Ratu.

Elang belum menjawab , ia hanya menatap tajam Ratu yang sudah berdiri didepan nya.

Ratu melihat ke teman-teman nya. Tatapannya mengisyaratkan bahwa ia inging berbicara berdua saja dengan Elang. Teman-teman Elang pun mengerti arti dari tatapan Ratu, mereka pun pergi lebih dulu ke kelas.

"Kita duluan ya Lang." Ucap Dafa yang kemudian langsung diikuti oleh teman-teman yang lainnya.

Elang masih terdiam. Ia belum mau mengeluarkan kata-kata dari mulutnya.

"Aku mau ngomong sama kamu." Kata Ratu.

"Gue rasa gaada yang perlu diomongin lagi." Jawab Elang datar.

"Ini soal tadi malem Lang."

"Kenapa lagi?." Tanya Elang.

"Kamu marah ya aku pergi sama Arven?." Tanya balik Ratu.

"Gak penting!."

"Kamu takut kalo Arven nyakitin aku? Lang kita udah kenal Arven itu udah lama, lebih lagi aku yang udah kenal dia lebih dulu. Aku tahu dia orang yang kaya gimana. Jadi aku mohon sama kamu untuk percaya sama Arven, dia gak sejahat yang kamu fikir."

"Kalo cuma mau ngebela dia didepan gue itu gak perlu."

"Aku gak ngebela Arven. Aku cuma mau kamu sama Arven baik-baik aja Lang. "

"Gak perlu!."

"Lang kenapa sih kamu selalu bersikap dingin kaya gini ke aku? Aku pikir dengan aku kembali kamu bakal bersikap seperti biasa , ternyata semua berubah."

"Terus lo nyalahin gue?." Tanya Elang dengan suara yang menahan emosi.

Mereka berdua salin menatap satu sama lain. Melihat ke seluruh wajah satu sama lain. Tanpa disadari air mata Ratu sudah membendung di matanya yang sudah siap untuk terjun kepipi nya.

Ratu menutup matanya sekejap dan air matanya pun jatuh ke pipi mulusnya. Ia membuka matanya lagi.
" Aku yang salah Lang." Ucap Ratu lalu pergi ke arah toilet.

Sementara Elang yang melihat Ratu menangis didepan nya , hatinya kembali terasa sakit. Entah apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka.

ElangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang