Bingung

90 6 1
                                    

"Duuh pusing banget , mana semua nya harus cepet-cepet diselesaikan. Huuft..." Gerutu Vea sambil menghela nafas kasar.

Tookk..Tok...Tokk...

Terdengar suara ketukan pintu kamar Vea.

"Ve.. udah tidur?." Tanya Aldo dari balik pintu kamar Vea.

"Belum kak. " Jawab Vea . Ia pun langsung beranjak dari kasurnya untuk membukakan pintu.

"Kenapa kak?." Tanya Vea dengan wajah lesu.

" Lo kenapa lesu banget. " Tanya balik Aldo. Ia melihat adiknya ini seperti sedang frustasi.

Vea melangkah kembali ke tempat nya yang tadi. Ia memperlihatkan pada Aldo segala tugas osis yang harus ia kerjakan.

"Ini kak gue pusing banget sama tugas osis yang dikasih kak Delon ke gue buat acara pagelaran sekolah nanti. Gue bingung sama bintang tamu yang pas buat acara sekolah nanti itu siapa. " Jelas Vea sambil menyodorkan laptop milik nya pada Aldo.

"Yaelah baru kaya gini aja udah pusing lo." Ejek Aldo pada adiknya itu.

"Iiihss .. lo mah ngeledek mulu. Bantuin kek."

"Hmm... Kalo buat acara sekolah gak perlu ngundang banyak bintang tamu artis. Cukup satu bintang tamu aja. Buat ngisi acara yang lainnya atau buat kaya tampil untuk pagelaran harusnya murid nya aja. Kan ini acara pagelaran sekolah jadi yang harus ditonjolin itu bakat dan kreativitas dari murid di sekolah itu sendiri. Paham gak lo?." Tanya Aldo .

Vea yang dari tadi fokus menyimak semua penjelasan Aldo pun langsung tersenyum. Memang untuk soal sosialisasi atau acara-acara tertentu memang Aldo sudah berpengalaman. Ia juga dulu pernah menjabat sebagai ketua osis. Jadi untuk masalah acara sekolah dan bicara didepan banyak orang sudah menjadi makanannya .

"Gak salah si gue punya kakak yang bisa diandelin kaya kak Aldo." Ucap Vea sambil cengengesan .

"Udah gak pusing lagi kan?."

"Enggak.. heheh."

"Kalo udah gak pusing sekarang giliran gue minta tolong sama lo."

Seketika wajah Vea berubah, ia sudah menduga kalau Aldo mau membantu nya itu artinya ada maksud dibalik itu semua.

"Minta tolong apa?." Tanya Vea cemberut.

" Beliin gue nasi goreng di jalan depan komplek itu. Cepet gak pake lama. Gue udah laper."

"Aduh kenapa gak pesen lewat aplikasi aja si kak? Kan lo bisa pesen gofood dan bisa langsung dianter kesini. "

"Enggak. Ongkir nya mahal. Kan ada lo dirumah. Inget gak boleh bantah perintah abang nya. Mau lo jadi adik durhaka?." Ancam Aldo .

"Iya iya gue beliin."

"Yaudah cepeet gak pake lama ." Ucap Aldo sambil berjalan keluar dari kamar Vea.

Vea pun segera siap-siap untuk pergi membeli nasi goreng untuk Aldo. Ia pergi ke sana dengan mengenakan baju piyama serta cardigan pink, Vea lebih memilih berjalan kaki . Terlihat di sekeliling komplek nya itu cukup sepi karena hari sudah gelap.
Sesampainya di tempat penjual nasi goreng itu, Vea langsung memesan. Karena disana yang antri cukup banyak jadi Vea pun harus menunggu pesanannya . Ia duduk dibangku yang ada didalam tenda penjual nasi goreng itu.

Ia memainkan hp nya sambil menunggu nasi goreng itu jadi. Namun tak sengaja pandangan mata nya tertuju pada seorang wanita yang ia kenali. Ia pun mencoba menghampiri wanita tersebut.

"Ratu." Panggil Vea.

Ratu menoleh ke arah Vea. "Vea. "

"Lo lagi makan disini? Sama siapa?." Tanya Vea .

" Nih jus buat kamu Tu. " Kata Arven. Ya Ratu disana sedang bersama Arven.

"Arven." Ucap Vea pelan . Ia terkejud karena yang ia tahu Ratu itu dekat dengan Elang tapi disini ia sedang bersama Arven. Dan terlihat keduanya cukup akrab.

"Vea. Lo kenapa kok bengong gitu?." Tanya Ratu menyadarkan lamunan Vea.

Vea terlonjak kaget. " Ah eh.. enggak kok , gue gapapa." Ucap Vea sedikit terbata - bata.

"Neng ini pesenannya udah jadi. " Ucap penjual nasi goreng yang menyodorkan kantong kresek yang berisi nasi goreng pada Vea .

"Eh iya pak , ini uang nya. "

" Makasih neng."

" Gue duluan ya." Pamit Vea pada Ratu dan Arven yang sedang duduk di meja makan di tempat itu.

" Iya, ati-ati Ve." Balas Ratu.

Vea pun bergegas keluar dan pergi dari tempat itu. Di sepanjang perjalanan ia dibuat bingung dengan Ratu, Arven dan Elang.
Yang ia tahu di sekolah Ratu selalu ingin dekat dengan Elang. Tapi di luar sekolah Ratu justru dengan Arven.

"Kok Ratu bisa sedeket itu ya sama Arven. Bukan nya dia suka sama Elang ya? Tapi kok sekarang dia jalan sama Arven si. Dan mereka kaya udah deket banget gitu. Masa iya cewe selembut Ratu itu playgirl. Aaaah.. tau ah kok gue yang pusing ya. " Gerutu Vea sendirian.

🍁

" Itu tadi temen kamu?." Tanya Arven pada Ratu.

"Iya. Denger-denger si dia deket sama Elang. " Jawab Ratu sambil mengaduk-aduk nasi goreng nya.

" Cemburu?."

Ratu melihat ke wajah Arven yang sudah memandangi nya dari tadi. " Enggak kok."

" Keliatan kok ."

"Semua berubah itu gara-gara aku Ven. Ini semua salah aku. Harus nya aku gak usah kembali ke indonesia lagi. Aku fikir dengan aku kembali ke sini semua akan kembali baik-baik aja. Tapi... Semua nya hancur gara-gara aku Ven. " Kata Ratu yang menyalahkan diri nya sendiri.

" Stop untuk nyalahin diri kamu sendiri Tu. Ini bukan salah kamu. Kenapa sih kamu selalu kaya gini?."

"Karena ini emang salah aku Ven."

"Terserah kamu Tu. Kamu selalu mikirin orang lain yang udah jelas-jelas gak perduli sama kamu. Bahkan kamu sampai nyalahin diri kamu sendiri. "

"Aku hanya ingin memperbaiki semua nya . "

"Dengan kamu selalu nyalahin diri kamu kaya gini, apa bisa langsung berubah?. "

Ratu hanya berdiam tanpa menjawab pertanyaan Arven tadi. Ia sendiri bingung harus bagaimana. Ia harus apa pun tidak tahu.

"Mau sampe kapan kamu kaya gini? Jangan jadi bodoh untuk orang lain Tu. Kamu gak pantes kaya gini . " Jelas Arven yang terus berusaha menyadarkan Ratu.

ElangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang