Dia

3K 112 5
                                    


Bel pulang telah berbunyi, menandakan berakhirnya kegaiatan belajar mengajar hari ini. Terlihat dari wajah siswa siswi yang sangat sumringan karena suara bel terakhir inilah yang banyak ditunggu oleh semua siswa.

Hampir seluruh siswa telah meninggalkan area sekolah, sedangkan Ratu masih berada di ruang kelasnya. Ia masih sibuk menyalin catatan yang tertinggal.

"Duh.. ini catatan kok banyak banget sih." Gerutu Ratu.

Ratu menghela napas. " ok gak boleh ngeluh. Semangat!!"

Ratu berusaha menyemangati dirinya sendiri walau ia terlihat sangat lelah dengan kegiatan disekolah yang cukup menguras tenaga. Saat Ratu sedang menyalin catatan, tiba-tiba Elang melintas di depan kelas Ratu dan melihat Ratu sedang menulis didalam kelas sendirian. Tanpa sepengetahuan Ratu, Elang terus memperhatikan Ratu dari balik jendela kelas. Tak ada keinginan untuk masuk dan menemani Ratu atau hanya sekedar menyapa nya saja, Elang hanya bisa melihat nya dari luar.

Ratu mengangkat kedua tangannya keatas . " akhirnya selesai juga."

Saat Ratu ingin membereskan buku-bukunya, ia tak sengaja melihat Elang tengah melihat kearahnya dari luar jendela. Sadar akan Ratu yang melihat keberadaanya, Elang pun langsung pergi dari tempat itu. Namun belum sempat pergi Ratu sudah memanggilnya.

"Elang! Tunggu!!" panggil Ratu. Ia bergegas menghampiri Elang yang ada diluar kelasnya.

Mendengar namanya terpanggil, Elang pun tak melanjutkan langkah kakinya.

" kenapa?." Tanya Elang pada Ratu yang sudah ada dihadapannya.

" kamu ngapain disini? Bukannya jam pulang udah dari tadi yah? Kok masih disini?." Tanya Ratu penasaran.

" main! Lo sendiri ngapain masih disini?." Tanya balik Elang.

" lagi nyalin catetan yang ketinggalan." Jawab Ratu apa adanya.

"kalo waktunya pulang ya pulang! Kebiasaan banget ngerjain tugas di sekolah. Kenapa gak dirumah?." Omel Elang dengan muka datar tanpa ekspresi.

Ratu tersenyum lebar pada Elang. "makasih perhatiannya."

Elang terlihat kikuk mendengar ucapan yang dilontarkan Ratu. " siapa yang perhatian! Jangan terlalu berharap!."

Setelah itu Elang pun langsung meninggalkan Ratu sendirian didepan kelas. Ratu pun hanya terdiam membisu melihat punggung Elang yang mulai menghilang dari pandangannya. Memang begitulah Elang yang sifatnya susah ditebak, kadang ia akan sangat perhatian namun kadang ia juga akan berubah menjadi sosok yang sangat cuek dalam waktu yang sama. Tetapi terlepas dari sifatnya yang sulit ditebak, ia memiliki jiwa kemimpinan dan tanggung jawab yang tinggi.

~~

Tokk.. Tokk...Tokk...

Suara ketukan pintu terdengar dari luar kamar Vea. Vea yang sedang asyik memainkan laptopnya pun langsung menoleh ke arah pintu tersebut.

" masuk!." Ucap Vea tanpa beralih dari tempatnya.

"veaaaa!!!... yaampun gue bete banget dirumah. Main yuk!." Teriak Resti heboh sendiri.

"aduuh Res tau tempat kali! Main teriak-teriak aja." Protes Felda.

Sambil memanyunkan bibirnya, Resti berkata. " yeee... napa sih Fel? Sirik aja heran!"

Vea mendudukan tubuhnya dikasur. " main kemana? Mager tau!."

Felda dan Resti pun ikut duduk disamping Vea. Mereka berusaha membujuk Vea agar bisa ikut main dengannya. Mereka bertiga memang bukan anak yang suka nongkrong seperti anak-anak lain jaman sekarang, karena memang mereka memiliki satu sifat yang sama yaitu mageran . males untuk pergi yang jika menurut mereka tidak penting. Terkecuali jika mereka bosan dan stres dengan tugas sekolah atau hal lain, maka mereka gunakan waktu luangnya untuk pergi bermain walau hanya sekedar minum kopi di cafe favorit mereka.

"ih Vea lo emang gak bosen apa dirumah mulu? Gue tau kok otaak lo itu lagi stress gara-gara tugas osis lo itu kan?! ." oceh Resti yang terus membujuk Vea.

Tak mau ketinggalan, Felda pun ikut berusaha membujuk Vea. " iya Ve, lagian kan kita udah jarang banget pergi keluar bareng."

" iya deh iya gue ikut. Emang yah kalian itu paling juara kalo soal bujuk membujuk gue." Ucap Vea pasrah.

"yaudah bentar gue ganti baju dulu." Lanjut Vea.

Tanpa berbasa-basi lagi Vea langsung mengambil baju dilemari dan langsung menggantinya dikamar mandi.

" veaaaa.... dandan yang cantik! Tapi jangan lama-lama!." Perintah Resti dengan suara lantangnya.

" aduh! Res suara lo bisa kecilan dikit gak sih! Berisik banget. Gak enak kali kalo ada keluarga Vea yang denger suara lo yang brisik kaya toa itu.!" Bentak Felda sambil mengusap kupingnya yang terasa panas akibat teriakan Resti.

"iya Felda sorry." Ucap Resti dengan suara pelan dan lembut. " Tapi gue lebih suka suara kaya gini!!!" teriak Resti dengan suara khas nya yang cempreng.

Setelah selesai ganti baju Vea dan kedua sahabatnya yaitu Resti dan Felda pun langsung bergegas pergi ke mall. Saat mereka ingin keluar tak sengaja mereka berpapasan dengan Aldo di ruang tamu.

Dengan pakaian yang sedikit urak-urakan dan jaket yang ia sampirkan di bahunya, Aldo mengumbar senyumnya pada Vea dan kedua sahabat Vea.

" kalian mau pada kemana nih? Cantik-cantik banget sih." Tanya Aldo

"eh kak Aldo, kita mau ajak Vea ke mall kak." Jawab Resti dengan gaya centilnya. Memang diantara mereka hanya Resti lah yang setiap melihat cowok ganteng sifat centilnya selalu muncul dan suara cemprengnya pun berubah menjadi lembut.

" yaudah tapi inget pulang jangan malem-malem." Pinta Aldo.

"yaudah kak gue pergi dulu!" pamit Vea.

"Kak Aldo kita duluan yah. Aduh ganteng banget sih." Ucap Resti sambil senyum pada Aldo.

Mereka bertiga pun berangkat ke mall dengan taxi online yang sudah mereka pesan. Sesampainya di mall seperti para wanita pada umumnya yang akan semangat jika berburu barang diskon. Mereka bertiga pun kalap memilih baju baju yang sedang ada diskon di mall itu.

"Aduuh.. Vea menurut lo bagus yang mana? Yang biru apa pink?. " Tanya Resti meminta pendapat dari Vea.

Dengan mata yang memperhatikan kedua baju yang ada di tangan Resti, Vea pun mengutarakan pendapatnya. " Kayaknya pink lucu deh."

"Ok. kalo gitu gue pilih biru." Ucap Resti enteng. Lalu pergi memilih baju yang lainnya.

" Ih nyebelin banget sih!." Gerutu Vea kesal.

Setelah dirasa puas dengan belanjaannya, mereka masih belum ingin pulang. Mereka memilih pergi ke timezon untuk mencoba berbagai permainan yang tersedia disana.

ElangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang