Gara gara dia

1.8K 77 2
                                    

Seluruh siswa kelas Ipa 2 sudah berkumpul dilapangan untuk olahraga. Mereka sudah berbaris rapih. Pak Gandi yang selaku guru olahraga pun sudah bersiap untuk mengajar. Seperti biasa sebelum memulai olahraga Pak Gandi selalu mengabsen muridnya terlebih dahulu. Saat nama Savea diabsen tak ada suara jawaban dari Vea.

" Savea . Mana Vea? Apa dia tidak masuk hari ini?." Tanya Pak Gandi.

"Vea masuk kok pak, tapi tadi dia izin ke toilet sebentar pak." Jelas Felda.

"Ok kalau begitu kalian mulai pemanasannya. Setelah itu olahraga main basket." Suruh Pak Gandi.

"Iya pak." Jawab murid serentak.

Vea berlari menuju lapangan olahraga, dengan napas yang tersenggal-senggal ia menghadap Pak Gandi yang sedang mengawasi murid yang sedang melakukan pemanasan.

"Pak maaf saya telat." Ucap Vea kelelahan.

"Dari mana saja kamu Vea?." Tanya Pak Gandi .

"Saya dari toilet pak."

"Sudah hampir lima menit kamu telat di pelajaran saya. Kamu tau kan saya paling tidak suka dengan siswa yang tidak disiplin dengan waktu. Kamu tau itu kan?."

"Iya pak, saya minta maaf. Saya janji gak bakal ngulangin lagi pak." Mohon Vea.

"Siapapun yang melanggar akan ada hukumannya. Jadi kamu saya hukum bersihkan sampah-sampah yang ada di sekitar lapangan ini sampai bersih. Dan untuk hari ini kamu tidak boleh mengikuti pelajaran saya, yang itu artinya kamu saya kasih keterangan alfa di buku absen saya. " Jelas Pak Gandi yang sedikit kesal dengan Vea.

" Iya pak, maaf. Saya janji gak bakalan ngulangin lagi." Ucap Vea pasrah.

"Yasudah cepat kamu bersihkan sampah-sampah itu. Dan jangan mengulanginya lagi."

Vea pun pasrah akan hukuman yang diberikan oleh Pak Gandi, ia memang salah karena sudah terlambat datang ke lapangan. Namun semua ini terjadi karena Elang yang menghalangi nya masuk ke toilet, kalau saja Elang memperbolehkannya masuk ke toilet mungkin saat ini nasib Vea tidak seperti sekarang yang harus membersihkan sampah yang ada di lapangan tersebut.

Dengan membawa sapu lidi dan sekop Vea pun mulai menjalankan hukumannya. " Iih.. ya ampun malu banget gue, baru pertama kali nih gue dihukum. " Gerutu Vea.

Melihat sahabatnya dihukum oleh Pak Gandi Resti dan Felda pun merasaa kasihan pada Vea. Namun apalah daya, mereka tak bisa berbuat apapun apalagi membantu Vea sebab resikonya sangat besar. Pak Gandi memang guru kiler di sekolah tersebut, semua aturan yang ia terapkan harus dijalankan oleh siswanya, tidak ada kata toleransi lagi bagi siapapun yang melanggar aturan yang ditetapkan oleh Pak Gandi. Jika ada yang melanggar hukumanya pun tak main-main. Namun mungkin nasib Vea sedang beruntung, ia dihukum hanya untuk membersihkan sampah yang ada dilapangan, itu hukuman yang tidak terlalu berat.

"Fel, kasian deh si Vea kena hukuman Pak Gandi." Bisik Resti sambil melihat ke arah Vea berada.

"Iya, yah tapi mau gimana lagi. Lo tau sendiri kan gimana Pak Gandi kalo ada yang telat, pasti dihukum." Ucap Felda.

🦅

"Akhirnya kelar juga nih hukuman gue. Semua udah bersih." Ucap Elang.

Elang yang baru saja menyelesaikan hukumannya pun langsung menaruh alat pel ditempatnya lagi. Saat berjalan ingin kembali ke kelas ia tak sengaja melihat Vea sedang menyapu membersihkan sampah yang ada di lapangan tersebut. Tak berpikir panjang lagi, Elang pun menghampiri Vea.

" Lo ngapain disini? Perasaan temen-temen lo yang lain lagi pada olahraga kok lo malah nyapu disini ?." Tanya Elang sok tidak tau.

Tatapan kesal terpancar di mata Vea saat Elang bertanya padanya. "Brisik." Ketus Vea.

"Oh gue tau, lo dihukum ya? Kasian banget sih." Ledek Elang .

Dengan menodongkan gagang sapu kearah Elang, Vea berkata. "Ini semua gara-gara lo! Kalo aja lo gak ngehalangin gue masuk ke toilet tadi, ini semua gak bakal terjadi sama gue."

"Lah kok lo malah nyalahin gue, udah lo terima aja mungkin emang nasib lo yang lagi gak bagus." Ujar Elang yang tak mau disalahkan.

"Iya nasib gue gak bagus gara-gara lo. Lagian lo ngapain sih kesini?." Tanya Vea.

"Ya gue mau lihat lo aja." Jawab Elang.

Vea melongo mendengar jawaban Elang. Buat apa Elang datang hanya untuk melihat Vea.

"Bilang aja mau ngetawain gue kan?." Tebak Vea asal.

"Siapa yang mau ngetawain lo sih. Gue kesini cuman mau liat lo aja. Emang kenapa gak boleh?."

"Ya lagian ngapain juga sih lo ngeliatin gue dihukum. Gak ada yang lain apa yang bisa lo liat selain gue?."

" Gak ada."

"Gak jelas banget."

Vea tak menghiraukan Elang yang masih saja terus melihat ke arahnya. Jujur semua ini membuat Vea merasa sangat risih saat Elang terus saja menatapnya.

"Mau gue bantuin gak? Mumpung lagi baik nih." Tawar Elang.

Vea tersenyum masam. "Gak usah makasih."

"Yaudah kalo gak mau." Ucap Elang lalu pergi menjauh dari tempat Vea.

Melihat Elang pergi ada kelegahan dibenak Vea. Entah kenapa sejak Elang melihatnya tadi membuat Vea merasa canggung.

"Dasar aneh." Desis Vea.

Vea pun melanjutkan hukumannya, ia harus segera menyelesaikan hukuman itu sebab jam pelajaran olahraga hampir selesai.

Setelah olahraga selesai Resti dan Felda menghampiri Vea yang masih belum selesai akan hukumannya.

"Ve, maaf ya kita gak bisa bantuin." Ucap Felda.

"Iya Ve, lo yang sabar yah. Aduuh kasian banget sih sahabat gue." Sambung Resti.

"Iya gapap kok. Lagian ini kan hukuman buat gue jadi kalian gak perlu bantuin gue. " Ucap Vea tersenyum.

" Yaudah kalo gitu kita duluan ya Ve." Pamit Felda.

Dilapangan hanya tersisa Vea sendirian yang masih membersihkan lapangan, semua teman-temanya sudah masuk ke kelas karena jam olahraga sudah selesai.

"Iiih ini sampah kok gak abis-abis sih." Gerutu Vea.

Setelah selesai Vea pun memilih untuk duduk di bangku yang tak jauh dari tempat nya sekarang. Ia sangat kelelahan. Keringatnya bercucuran membasahi wajah mulusnya.

"Capek banget dah hari ini." Gerutu Vea sambil mengipas-ngipas dengan tangannya.

Tanpa diduga ada seseorang yang menempelkan botol air mineral dingin ke pipi Vea. Vea terkejut saat mengetahui orang yang menempelkan botol air mineral tersebut ialah Elang.

"Nih buat lo." Ucap Elang sambil memberikan botol air mineral tersebut. Lalu duduk disamping Vea.

Vea mengambil air mineral yang diberikan Elang. "Makasih."

"Jangan baper dulu, gue kasih lo minum itu tanda permintaan maaf gue ke lo. Biar lo gak nyalahin gue terus." Jelas Elang.

"Siapa juga yang baper." Elak Vea.

" Ya kalo lo baper juga gapapa sih. Tapi ati-ati aja."

"Kenapa emang?." Tanya Vea penasaran.

"Ya ati-ati aja, bahaya kalo bapernya udah nyampe ke hati. Nanti susah buat dikendaliin. Kalo udah susah dikendaliin bisa jadi suka. Kalo sukanya udah kebangetan bisa jadi cinta." Jelas Elang sambil tersenyum jail.

Vea hanya terdiam mendengar apa yang dikatakan Elang barusan. Apa iya seorang Vea akan jatuh hati pada Elang? Entahlah hanya waktu yang dapat menjawab semua itu.

ElangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang