Setelah melalui setengah hari ini, saatnya kami ISHOMA. Saat yang paling aku tunggu-tunggu, aku ingin segera mengisi perutku yang keroncongan sejak pagi dan tidur sejenak.
Namun harapanku harus pupus karena ustadz Yuda tiba-tiba bertamu ke perpustakaan. Membicarakan banyak hal yang sebenarnya aku malas mendengar apalagi menanggapinya.
Jadi aku pura-pura sibuk bermain hp, sebenarnya memang tidak sepenuhnya pura-pura karena aku sedang fokus baca beberapa Webtoon yang baru saja update. Tales of the unusual adalah Webtoon favorit ku. Karena mengangkat tema horor dan thriller. Aku suka banget.
"Kalian tahu gak?" Nada suara ustadz mulai rendah dan agak misterius.
"Gak tau ustadz." Canda Sisi.
Tapi raut wajah ustadz tidak sedang bercanda sama sekali. Aku yang menyadari suasana mulai berubah, beralih dari hp dan mulai ikut mendengarkan."Disini itu ya pernah terjadi pembunuhan."
Aku menelan ludah dan Darahku mulai berdesir, ini dia yang ku tunggu-tunggu.
"Terus ustadz?" Tanyaku tidak sabar.
"Ini cuma ustadz dengar-dengar ya." Aku tanpa sadar mengangguk."Pffftt." Sisi tiba-tiba tertawa disaat seperti ini.
Aku menatap heran kepadanya lalu beralih lagi ke ustadz Yuda.
"Jadi, saat itu ada santri yang mungkin seperti itu," sambil mengangkat kedua tangan membentuk huruf V, lalu menggoyangkan keduanya itu atas bawah."Maksudnya gimana ustadz? Saya gak paham."
"Begini, jadi ada santri yang ingin melecehkan santriwati disini. Namun, santriwati itu menolak. Lalu santri yang memang sejak awal membawa parang/golok terpaksa menigas leher santriwati itu sampai putus karena berontak. Jadi, kalian harus hati-hati. Kabarnya santriwati itu sering muncul untuk mencari kepalanya.""Aku gak dengar, aku gak dengar." Rengek Nana sambil menutup telinga.
"Terus ustadz?" Desakku tanpa memperdulikan teriakan Nana.
"Karena santri itu panik dia lari tunggang langgang meninggalkan mayat santriwati itu dan saat akan dikebumikan. Kami tidak menemukan kepala santriwati itu dan sampai sekarang pun masih proses pencarian."
Bulu kudukku meremang, tengkukku tiba-tiba kedinginan. Ah, sial aku kebawa suasana. Tapi aku juga merasa senang disaat bersamaan pasalnya aku suka cerita-cerita yang berbau horor ataupun thriller.
"Dan supaya cerita ini tidak diberitakan di media manapun. Saya dengar yayasan menyuap media yang berhasil mengambil foto kejadian dan pihak berwajib dengan sejumlah uang dan beberapa peralatan yang mereka perlukan."
"Kenapa mereka harus melakukan itu ustadz?" Tanyaku penasaran.
"Kenapa?" Gumam beliau Sambil mengelus dagu dengan jari telunjuk seperti berpikir.
Aku serius menunggu jawaban beliau.
"Ntahlah."
Gubrak. Rasanya aku ingin memukul ustadz ini. Dasar.Ada sinar jenaka di mata ustadz sesaat tertangkap olehku. Jangan-jangan...
"Hahaha." Tawa Sisi tiba-tiba pecah.
"Kenapa sih si? Dari tadi kamu tertawa terus." Ustadz dan yang lain ikutan tertawa. Aku semakin bingung dan sepertinya feeling ku benar lagi."Kamu percaya cerita ustadz Dil?"
Aku yang ditanya begitu, bingung. "Eh, eh percayalah." Makin pecahlah ketawa mereka membahana di ruang perpustakaan itu.
Sial, tanpa diberitahu aku sudah mengerti. Merasa dibodohi atau memang aku yang bodoh ya? Atau apa aku terlalu polos ya?
Ckckck."Sudah ah, kasihan si Dilah." Ucap ustadz Yuda ke teman-teman ku tapi masih susah payah menahan tawanya.
Aku hanya cemberut masam pada mereka semua. Keseeeeeel!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
PPL
Short StoryBagaimana jadinya kalau kamu ditunjuk jadi ketua tapi belum punya pengalaman sama sekali? Kacau dong pastinya. Nah, ini nih yang dialami oleh salah satu mahasiswa UIN Suska Riau. Dikarenakan keadaan membuatnya menjadi ketua PPL yang tidak pernah ada...