Keinginan dan Harapan

14 1 0
                                    

Kelap-kelip lampu cafe coffe di sepanjang jalan Arifin Ahmad, menemani perjalanan panjang ini.

Aku menikmatinya, lampu-lampu itu seakan tersenyum menguatkanku. Garis bibirku melengkung, kulajukan sepeda motor beat hijau kesayangan ku dengan pelan agar dapat melihat kelap-kelip lampu itu lebih lama.

Akh, seandainya aku ada uang pasti sudah berhenti dan membeli coffe sambil mengerjakan laporan disalah satu mejanya atau membuka YouTube atau download komik di Webtoon. Membayangkannya saja membuat ku sangat bahagia.

Tapi aku harus menelan ludah kesekian kalinya. 'sabar Dil, sabar'. Keinginan itu muncul lagi ke permukaan, cepatlah berakhir PPL. Aku ingin segera bekerja dan menghasilkan uang. Akh, kenapa aku jadi tidak sabaran lagi?

Sudah berkali-kali keinginan itu menguasai ku tapi ujung-ujungnya aku selalu mengatakan ingin menikmatinya. Aku ini memang plin plan.

Aku menggeleng-gelengkan kepala, mengusir berbagai macam pikiran yang saling berebut di kepalaku. Ku fokuskan pikiran pada jalan di depan dan berusaha melupakan.

Nana yang sedang ku bonceng hanya diam saja sepanjang jalan tapi itu lebih baik, karena aku tidak suka mengobrol sambil membawa kendaraan.

Aku menggerakkan leherku kekiri dan kekanan lalu memutarnya beberapa kali. Rasanya tubuhku sangat pegal, untung saja aku tidak diserang ralip tiba-tiba lagi.
Seperti biasanya.

Ah, kurasa yang membuat tubuhku pegal-pegal karena menahan ralip untuk berusaha tetap terjaga. Cuaca yang cukup mendukung di sekolah ditambah meja piket yang membuatku terpaksa tidur dalam posisi duduk yang kurang nyaman. Yah, bagaimana lagi. Aku ingin ke perpustakaan tapi hari ini jadwalku piket jadi harus standby dari pagi sampai pulang.

PPLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang