Chapter 3 - Sebuah Rasa

203 91 80
                                    

Ada sesuatu yang tersembunyi dan aku tidak mengerti

***

Mendengarkan musik sudah menjadi seperti bagian dalam hidup Daniel, dia sangat menyukai musik barat ber-genre pop. Setiap alunan musiknya seperti obat untuk menghilangkan kepenatan yang tengah ia hadapi. Ya, Daniel adalah orang yang mempunyai pemikiran terbuka. Dia memiliki idealisme yang berbeda dari manusia kebanyakan, maka tak jarang orang yang berbicara dengan dia menjadi kalap dan ingin segera menghabisinya. Dan untuk me-refresh otaknya, musik lah yang ia pilih.

Ratusan Notif masuk.

Anda sekarang tergabung dalam grup PASKIBRA SMAPA

“ Salken kakak 999+ ” –-hanya frase itu yang terus terulang dalam grup PASKIB.

Daniel hanya membaca tak memperdulikan percakapan yang sedang berlangsung kemudian---

Sebuah notif; lagi.

Anda sekarang tergabung dalam grup X IPS 3

‘ Ah pasti ini juga bakalan ribut’ gerutunya kesal

Benar saja, semenit kemudian percakapan mulai terjadi.

Dia lantas membuka dan memperhatikan satu persatu anggota yang ada digrup, jari telunjuknya terus menggeser ke atas diperhatikannya dengan teliti ava Line. Sebagai laki – laki standar lihat ava cewek buka dikit aja langung deh. Tatapannya terhenti pada satu account

Delisa Onedhaveya

Gadis itu tersenyum dengan penuh angkuh, pipi yang sedikit berisi dengan mata yang indah. Daniel tak berniat untuk mencari tahu namanya Tapi entah mengapa Delisa lah yang menarik perhatiannya.

‘ Dia gadis yang terkena hukuman itu kan? Jadi namanya Delisa’

“ Tapi tadi namanya ga—“ dia mencoba mengingat sesuatu

“ Ah aku kan tadi ga terlalu nge-liat daftar nama ”

“ Jadi dia sekelas sama aku, eh. Tapi kok, dia tadi gaada. Hmm, tuh anak selain angkuh dia juga ternyata hobi bolos “ – hening

Sedetik

Dua detik

“Dia perempuan yang penuh misteri“ Sebuah senyum merekah di wajah Daniel, sekilas dia mengingat kejadian – kejadian yang melibatkan dirinya dan Delisa. Entah mengapa dia selalu bertemu dan bermasalah dengan gadis itu walaupun dia tidak pernah merasa punya masalah.

‘ Dia aja yang aneh ‘ Batinnya yang tak sadar membuatnya tersenyum.

🍃🍃🍃

Kepada hidupku, tinta mulai ku torehkan
Menuliskan keresahan yang mulai membisingkan telinga
Aku melangkah perlahan, memasuki sebuah ruang ilusi
Meriakkan apa yang selama ini telah di bungkam
Kini dada-ku mulai terasa sesak, Nafas terasa panas dan memberat
Ternggorokan ku tercekat tak membiarkan aku bersuara
‘Aku lelah terlihat baik baik saja’
Sebuah kalimat singkat yang sederhana
Namun sukar untuk di suarakan

🍃🍃🍃


SMA NEGERI 4 samarinda. Selasa, 07:11

Sekolah masih cukup sepi, parkiran pun belum tampak ramai, embun menyelimuti pagi. Daniel menggunakan jaket abu – abu miliknya yang tampak sedikit kusam. tampak ia berjalan perlahan dengan earphone terpasang di telinganya.

Dengan RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang