[1]Happy Wedding Dad!

338 14 11
                                    

oOo

Udara yang segar dan sejuk di pagi hari serta suara kicauan burung yang merdu semakin membuat hari ini tampak indah.

Semua orang sibuk dengan diri mereka masing-masing. Aroma dari makanan yang dihidangkan menguar memanjakan setiap indra penciuman.

Walaupun masih pagi para tamu undangan sudah banyak yang datang. Tentu saja, siapa yang tidak ingin menghadiri pesta pernikahan seorang konglomerat?

Diadakan di gedung yang sangat mewah, yang dikelilingi oleh banyak penjaga di setiap sudut. Makanan yang enak dan lezat dari para koki terbaik. Para tamu yang tinggal di luar kota disediakan kamar hotel untuk menginap yang pastinya berbintang lima. Dan masih banyak lagi fasilitas lain yang tentunya akan menghabiskan uang bermilyaran rupiah.

Di antara keramaian itu terlihat dua anak remaja yang sedang duduk termenung di kursi taman di dekat kolam air mancur.

Yang satu sangat anggun dengan gaunnya yang elegan berwarna putih cerah ditambah dengan aksesoris kalung emas berlogo Chanel yang semakin menambah tingkat keanggunannya hari ini. Rambut nya yang panjang dan lebat berwarna cokelat dibiarkan tergerai dan diatasnya diberi sebuah flower crown.

Disebelah remaja cewek anggun tadi duduk juga seorang remaja cowok yang tampan ia menggunakan setelan Tuxedo berwarna putih dengan dasi kupu-kupu berwarna hitam. Rambut dengan model Quiff nya ia beri sedikit gel yang semakin menambah pesonanya. Tangan kanannya menggenggam penuh sebuah Bucket bunga mawar putih. Sesekali ia melirik kearah jam Rolex yang ia pakai di pergelangan tangan kirinya.

Walaupun sudah cantik dan tampan tapi wajah mereka tetap saja murung.

"Gue rindu mama kak." Ujar remaja cowok yang tampan itu tiba-tiba kepada remaja cewek yang merupakan kakak kandungnya.

"Apaan sih Lo, menye banget. Gue yakin pasti mama ga suka liat Lo begini, cowok kok menye." Jawab si kakak dengan ketus.

"Halah, sok fake Lo ah. Bilangin aja juga rindu gue tau kok gausah disembunyiin. Gue hidup sama Lo itu udah lima belas tahun."

"Ih, enggak ya Lo nya aja yang baperan kek cewe."

"Udah jangan nangis."

"Apasih, gaje adik kayak Lo ya." ucap si kakak menghindar.

"Vanesha Alethea Agatha."

"Leonel Levin Aganta."

"Ck."

Keduanya pun terdiam.

Sampai tiba-tiba Thea memeluk Levin dengan sangat erat, dan menumpahkan segala kesedihannya.

"Gu-gue rindu banget vin. Co-coba aja mama masih ad-ada pa-pasti hari ini ba-bakalan gakada ... hiks" Ucap Thea terbata-bata.

"Tuh kan, udah gue duga. Cup cup udah jangan nangis. Demi papa, ini kan hari yang spesial buatnya kasih kenangan yang indah sebelum kita pergi dari sini ." Tapi Thea masih menangis dan malah memeluk Levin semakin erat.

"Modus Lo ya meluk-meluk gue."

"Diem."

"Heh, bisa-bisa tuxedo gue jadi berubah warna dari putih ke pelangi karena make up Lo."

"Gue ga pake make up tebal-tebal kok tipis aja."

"Masa?"

"Iya jelek." Akhirnya Thea pun berhenti menangis walaupun masih sesenggukan dan melepas pelukannya dari Levin.

"Dih, Lo tuh yang jelek."

"Heh mata Lo aja yang katarak gini gini gue masuk kedalam daftar 100 cewek tercantik dunia ya. Seharusnya Lo bangga dong." Ucap Thea membangga-banggakan dirinya.

"Ya iyalah, orang mereka takut kalau Lo ga dimasukin Lo bakal ngamuk terus neror mereka, hahaha."

"Berani Lo ya sama gue? Ha? Kencing aja belum lurus!"

"Dih, heh mbak diajarin sama siapa sih? Sejak kapan kencing bisa lurus?" Ujar Levin menantang.

"Tau ah. Gue mau masuk kedalam, ikut gak?"

"Enggak ah, nanti lo minder lagi jalan sama gue yang super tampan ini."

"Ooh, minder ya minder?"

Sebelum sepatu high heels Thea sempat mengenai kepala Levin, Levin sudah lebih gesit untuk menghindar dan berlari sambil mengejek Thea.

"Awas mbak marah-marah cepet tua, gakada yang mau ga laku-laku deh, behahaha."

"LEVIIIIIN!"

Dan pada hari itu terlaksanalah dengan hikmat pernikahan dua orang insan yang nantinya akan menjadi suami istri.

Banyak sekali wajah yang bergembira pada hari itu. Beberapa orang bernyanyi dan berdansa. Beberapa lagi ada yang menyantap makanan yang tersaji. Ada juga yang berfoto-foto untuk di upload ke media sosial mereka masing-masing mungkin dengan caption "Kapan lagi bisa ke pernikahan konglomerat" dan selebihnya pasti kalian tahu kebiasaan para ibu-ibu, yaitu bergosip. Mulai dari membicarakan hal-hal yang tidak penting sampai hal-hal yang memang tidak sangat penting.

Thea dan Levin tidak merasakan perasaan apapun pada hari itu. Apakah ini yang dinamakan kesepian dalam keramaian? Semuanya terasa hambar. Mereka tidak senang atau pun sedih. Mereka tidak peduli. Ini sudah yang ketiga kalinya sang ayah melaksanakan pernikahan setelah meninggalnya ibu mereka tiga tahun yang lalu. Dan setiap pernikahan selalu saja diadakan dengan cara yang berlebihan. Entah untuk apa.

Mereka berdua sudah memutuskan akan pergi dan pindah kota. Mereka sudah mengatakan tentang keputusan mereka tersebut sebelumnya jika sang ayah menikah lagi mereka akan pergi dan pindah dari sana. Tetapi sepertinya hal tersebut tidak dihiraukan sang ayah, ia tetap menikah lagi dan membiarkan anak-anak nya semakin membenci dan kecewa terhadap nya.

Dan mereka akan pindah setelah seminggu dari acara pernikahan selesai.

oOo

Hola Amigos!
Saia baru kok, sangat membutuhkan pendapat kalian. Gapapa hujat aja, okay?👌🏻
Sekian teimakasii, mwah.

The Truth UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang