Singkat saja, bahwa takdir tidak akan pernah salah untuk menemukan pemiliknya.
oOo
"Lah, jadi dia ngembaliin kunci mobil Lo?"
"Iya, ini barusan dikasih sama dia tadi. Dan, katanya mereka mau taubat gitu kok, Zie." Balas Thea menjawab pertanyaan Kenzie yang ada di seberang telepon.
"Huft ... bagus deh. Mudah-mudahan beneran taubat!"
"Haha, aminin aja. Yaudah, gue matiin dulu ya, daaah."
Tut.
Thea menimang-nimang kunci mobilnya dan pikirannya tanpa ia sadari melayang pada Adriel.
"Apa Lo bahagia?"
"Ck, apaansih. Kenapa juga gue mikirin dia?"
Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka lebar dan terlihatlah wajah gembira Levin.
"THEAAAA! GUE HABIS KENCAN NIH!
DAG DIG DUG SERRR." Teriaknya kencang yang di balas Thea dengan melemparinya bantal."Aw! Jahat banget sih, adik Lo yang super tampan ini sedang dalam mood baik jadi tolong bersikap ramah ya."
"Bacot aja Lo, tumben? Lo seseneng ini? Oh, iya si Lexa ya?" Tentu saja Thea heran sejak kapan adiknya itu bisa sesenang itu saat berkencan yang ada ia malah bosan saat sedang bersama cewek, adiknya itu sungguh playboy akut.
Levin dengan wajah memerah menjelaskan, "Denger ya, dia itu beda banget. When you look at she is like hell on her eyes, heaven in her smile ."
"Bucin."
"-eh, tapi baru kali ini Lo merhatiin cewek sampe segitunya, Lo beneran suka sama dia? ga main-mainkan?" Tanya Thea mulai sedikit serius dengan topik pembicaraan.
Levin membaringkan tubuhnya di ranjang Thea dan menutup matanya, "Gue masih gatau, Lo tau kan kata 'bersungguh-sungguh' dalam kamus gue itu gaada, tapi pas ketemu Lexa gue kaya ngerasa ... apa ya? Susah banget ngejelasinnya."
Thea pun tersenyum hangat, baguslah jika adiknya itu sudah mulai tumbuh dewasa.
One week, one girl.
Karena yang dilakukannya selama ini hanyalah bermain-main, tidak pernah bersungguh-sungguh, baginya jika kita sudah bersungguh-sungguh maka kita akan berubah menjadi monster mengerikan yang penuh dengan obsesi.
Begitulah pemikirannya.
"Kalau Lo, gimana? Masih ngebetah jomblo? Bang Adriel cocok tuh! Hahaha." Setelah mengejek kakaknya Levin langsung bangkit dan berlari keluar kamar.
Ya, pemikiran dari adik gilanya itu.
~~~
Adriel langsung menuju basecamp Cambrian setelah mengantar Thea pulang.
"Jadi, kita bakal bagi-bagi sembako?"
Adriel tersenyum menjawab pertanyaan anggotanya."Kita bakal mulai dari bagi-bagi sembako ke daerah sini, baru ke daerah yang selanjutnya." Tambahnya sambil menuju titik tanda peta yang ada di meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold
Teen FictionKarena hidup tidak seindah cerita yang selalu didongengkan ibumu. Let's enjoyed!