[3]Happy Bored Day!

137 8 4
                                    

"I prefer loneliness over fake Gathering

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I prefer loneliness over fake
Gathering."
-Adinata Zealand Sinclair.

oOo

Adinata Zealand Sinclair.

Remaja cowok tampan dan jangkung yang sering dipanggil Zealand oleh orang umum namun dipanggil Nata oleh orang terdekatnya.

Sikapnya yang dingin dan tenang menjadi salah satu penyebab terkagumnya kaum hawa pada dirinya.

Senyumnya yang menawan sangat jarang terlihat, itu bagaikan golden ticket yang berarti hanya orang terpilihlah yang akan mendapatkannya.

Jangan salahkan ia jika dalam satu hari seorang cewek akan menangis karena tidak mendapatkan perhatian dari Zealand. Ia tidak suka. Ia tidak suka dengan hal-hal yang seperti itu. Berlebihan. Begitulah dirinya.

Tentang dirinya ...

Ia membeci kehidupannya. Sangat.
Ia membenci dirinya sendiri.
Ia membenci tentang sebuah fakta bahwa ia ada di dunia ini.

Orang-orang yang melihat mungkin akan mengatakan Zealand adalah orang yang tidak tahu rasa bersyukur karena membenci kehidupannya sendiri yang sebenarnya sangat ingin dimiliki oleh banyak orang.

Ayahnya adalah pemilik perusahaan ternama. Bahkan, masuk kedalam daftar pengusaha terkaya di negerinya. Namun siapa yang tahu bagaimana caranya sang ayah mendapatkan semua itu?

Ibunya adalah seorang sosialita yang dikenal sangat baik hati dan tidak sombong. Namun dibalik itu semua siapa yang tahu bahkan ibunya tidak lebih dari seorang tokoh Maleficent.

Hidupnya penuh dengan drama dan ia ingin sekali rasanya memanggil Lucifer dan lebih baik ikut bersamanya kedalam neraka daripada hidup bersama orang-orang palsu di dunia ini.

Ia tidak berlebihan. Tunggu saja sampai kalian tahu yang sebenarnya apakah reaksi kalian sama seperti Zealand atau malah lebih?

Hari ini seperti hari-hari Zealand yang membosankan lainnya. Ia pergi untuk pemotretan majalah baru yang menjadikan ia sebagai bintangnya.

Ya, dia adalah seorang model. Model terkenal yang sudah menghasilkan banyak uang di umurnya yang masih muda. Ia sudah menekuninya sejak ia berumur dua belas tahun. Sejak ia mengetahui bahwa uang yang selama ini dipakainya adalah uang yang tidak pantas untuk digunakan, haram.

Ia memarkirkan mobilnya dengan mulus dan turun sambil membawa sebuah MacBook yang akan ia gunakan untuk belajar di sela-sela waktu istirahatnya nanti.

"Hey Zealand, kemari!" Sapa seorang lelaki yang sudah berkepala tiga dan melambaikan tangannya agar Zealand mengetahui keberadaannya.

"Kapan dimulai?" Tanya Zealand saat ia sudah sampai di tempat lelaki itu yang tak lain adalah Alex Wardhana, manager nya.

"Calm, boy. Jangan teburu-buru." Jawab Alex yang ditanggapi Zealand dengan tatapan datar andalannya.

"Baiklah, sekitar 15 menit lagi mereka akan datang."

-
-
-

Setelah selesai, tepat pukul sebelas lewat dua belas menit tiga puluh sembilan detik malam Zealand pulang.

Seperti biasa, sepi.

Para pekerja yang bekerja di rumahnya sudah pulang dan akan kembali lagi besok pagi.

Jangan tanyakan kemana orangtua nya pergi. Bahkan ia sudah tidak tahu apakah ia masih mempunyai orangtua atau tidak.

Ia berjalan menuju dapur hendak makan, ternyata makanannya sudah dingin. Di masak beberapa jam yang lalu oleh pembantunya.

Baiklah, ia akan memanaskannya dan setelah itu ia akan makan untuk mengatasi perutnya yang lapar.

Setelah beberapa menit makanan yang di panaskannya sudah mendidih dan ia pun langsung menata makanan tersebut di piring yang sudah disediakannya dan menuju ke meja makan.

Sambil menyantap makanannya ia menghidupkan handphone nya yang satu hari ini sengaja ia matikan agar terhindar dari segala notifikasi yang akan mengganggunya.

Sesuai dugaan, belum beberapa menit setelah handphone nya menyala dan koneksi Wi-Fi tersambung. Bunyi notifikasi sudah memenuhi ruangan dapur yang menyebabkan Zealand untuk men-silent-kan benda berbentuk pipih tersebut.

Ia membiarkannya untuk beberapa saat sampai segala notifikasi itu reda.
Setelah reda ia pun mulai membuka notifikasi yang penting saja. Contohnya grup OSIS, jangan lupakan Zealand juga seorang ketua OSIS yang diidam-idam kan banyak siswa dan siswi.

Iya siswa dan siswi. Banyak anak cowok yang ingin berteman dengannya, tetapi Zealand tidak menanggapi hal tersebut. Bukan apa, ia tahu sebagian orang ingin menjadi temannya hanya agar mereka terkena sedikit cipratan ketenaran Zealand. Tidak membangga-banggakan tapi memang itu kebenarannya. Juga ia tidak ingin orang-orang mengetahui kehidupan aslinya. Biar saja ia dikenal sebagai anak orang Kaya yang memiliki kehidupan serba enak.

Setelah membaca hal-hal yang menurutnya penting Zealand kembali mematikan ponselnya dan memasukkannya ke dalam saku celana. Ia kembali melanjutkan acara makannya dan kembali tenggelam dalam pikiran dan kesendiriannya yang selalu menemani.

oOo



Yeah everybody, miss me? Hahaha
Okeee semoga pada sukaa yaa
Oiya kalian nyebut nama Zealand itu Zilan atau Zealan?
Vomment nya gratis kok kakak" 💘
Next?

The Truth UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang