Chapter 2 : Mission

33 11 0
                                    

Woohooo update lagi, chapter ini ada action, dan gore nya ehehe. jadi kalo yang gak siap siapin dulu ya kokoro dan jiwa nya (///alay najis///), jangan lupa vote dan follow ya

*****


[Andrew's POV]

Baru saja aku keluar dari ruangan letkol sambil membawa berkas misi yang aku ambil, tak sengaja aku berpapasan dengan Ricky

"Pagi kapt" sapa nya

"Pagi Rick, oh..Rick tolong kau kumpulkan anggota yang lain pagi ini pukul 10:00 di ruang senjata"

"oke siap kapt"

Sebenarnya aku tidak tega dengan Mei dan Ricky, tapi Kapten macam apa aku kalau membiarkan Nikita melakukan tugas pertamanya sebagai tim-ku seorang diri. Ayah memang bisa memanfaatkan kepedulianku terhadap anggota ku.

10.00 a.m

Jam sudah menunjukan waktu untuk kami berkumpul di ruang senjata. Tapi tak ada satupun anggota tim ku disini, kemana mereka?. Tak lama suara gaduh terdengar dari pintu masuk gudang

"Sial...kenapa lo gak bangunin gue kampret"teriak Mei kepada Ricky

"Lagian lo juga malah ngebangke dikasur, padahal gue udah bilang kalo kapten udah nyuruh kita kumpul jam 10" balas Ricky, entah sejak kapan gaya bicaranya mulai seperti Mei

Sementara dibelakang mereka berdua terlihat Nikita sedang menguncir rambutnya.

Sesampainya didepanku mereka berbaris membuat satu saf.

"Maaf Kapt, aku tidak bisa mengumpulkan yang lainnya sesuai janji" ucapan Ricky memecah keheningan. Mungkin mereka berpikir aku akan marah besar, mengingat waktu menunjukan 10.15 . a.m. padahal aku memang sengaja mengumpulkan mereka satu jam lebih awal untuk mengantisipasi hal seperti ini

"ya baiklah kalian bebas kali ini, sekarang aku sudah menyiapkan pilihan untuk kalian" ucapku seraya menunjukan beberapa koper berisi senjata untuk keperluan misi kali ini.

"Yang bener aja nih?...baru kemaren selesai sekarang udah ada misi lagi" Mei merutuk, yaah aku pun juga akan merutuk seperti itu kalau tidak memikirkan ancaman ayahku. Karena dia tidak pernah bermain main dengan ancamannya sendiri.

"Misi kita kali ini adalah penyerbuan ke salah satu cabang yang berhasil diambil alih oleh para pemberontak Organisasi" jelasku

"Aku hanya aneh kenapa semakin banyak pemberontak Organisasi?" Ricky mengelus dagunya

"Mereka sudah muak dengan kekuatan mereka yang lemah. Mereka memberontak berharap dapat kekuatan lebih untuk melawan organisasi, atau kalau bukan itu penyebabnya. Pasti ada pihak lain yang terlibat dalam pemberontakan kali ini. Kau tahu kan musuh organisasi itu hampir ada di seluruh belahan dunia ini" jelas Nikita, untuk hari ini dia lebih banyak berbicara dibanding sebelumnya

"udahlah yang jelas tinggal kita abisin aja manusia-manusia br*ngs*k itu" ucap Mei sembarangan

"oke, kita tak perlu buang waktu dengan memikirkan apa alasan mereka memberontak kita hanya perlu menuntaskan misi kita dan kembali dengan selamat. Cepat pilih baran bawaan kalian"perintah ku, barang bawaan yang kumaksud bukan lah perbekalan atau baju ganti dan segala macam, tapi senjata.

Mei memilih 'kesayangannya' H&K G36C, yang hanya seberat 2.6 kg, dan memiliki kapasitas 30-40 peluru per magasin. Ditambah lagi grip nya yang pas ditangannya yang besar itu, senjata itu cukup ringan mengingat posisi dia yang berada di garis depan, yang harus terus menghindar dari musuh atau memukul musuh mundur.

SNIPEWhere stories live. Discover now