BOOK 2 : Chapter 1 : Leave

14 3 0
                                    

akhirnya dapet waktu juga buat bernafas sebentar. maaf kalau updatenya lama, dan malem malem pula wkwk, soalnya nyari waktu luang lumayan susah. kadang waktu luangnya malah kepake buat nge-PUBG wkwk langsung aja. Happy Reading....

[Someone's POV]

Drap Drap Drap

Jrashh

"aaaaahk!"

Melihatnya beraksi dengan ganas membuat aku merasa menjadi manusia paling hebat dalam sejarah, gerakan-gerakannya yang anggun diikuti dengan darah yang memancar dari tubuh lawannya menambah nilai estetika dari dirinya. Tidak sia sia usahaku untuk menciptakannya, dia akan jadi senjata yang paling kuat.

"Sesi latihan telah selesai"

Tck!, aku benci pengumuman itu padahal aku masih ingin melihat Dewi Kematian ku beraksi lagi

"menetralisir area latihan, menonaktifkan subjek 001." Dewi kematianku tergeletak begitu saja di lantai ruang latihan. Chip yang kutanamkan di otaknya bekerja dengan baik, dengan begini aku bisa mengontrol dia tanpa perlu takut kalau-kalau dia berbalik melawan.

Prok prok prok

"Hebat sekali, Hebat!. Aku tak mengira kau akan menciptakan senjata hebat seperti dia Dr. Aris" ucap seseorang sambil bertepuk tangan memberikan Standing applause. karena terlalu bersemangat melihat Dewi Kematian ku beraksi, aku tak ingat ada manusia busuk itu disini.

"Nah...jadi kapan aku bisa memiliki nya?" tanyanya

"Maafkan aku, kau tidak bisa memilikinya. Lagi pula orang macam apa kau ingin merampas ciptaanku? Mendanai penelitianku saja tidak" bantahku. Orang ini memang haus akan prestasi dia akan melakukan apa saja untuk mencapai tujuannya.

"Jadi kalau begitu maafkan aku harus melakukan ini Aris, walaupun kau akan jadi mayat. Tapi data penelitianmu akan sangat berguna untuk rencana ku, kalau saja kau mau bekerja sama dengan ku, aku akan menjadikanmu malaikat ku nanti"

Click

dia menodongkan senjata, tepat didepan dahiku. aku mundur perlahan menuju panel kontrol memasang wajah panik. Tidak....aku tidak akan membiarkan dia menjadi tuhan di dunia ini, aku harus menghentikannya.

Dharr...

*****

[Andrew's POV]

Jrasshh...

Nikita berhasil menebas dua orang dibelakang kami.

"Kurasa lebih baik kita ledakkan saja tembok ini" ucap Mei sambil memberikan beberapa tembakan balasan ke pasukan musuh.

"ini sama saja bunuh diri. Merunduk!" teriaknya

Dhuaarrr...

"sialan, makan ini" gerutuknya sambil melempar granat

"Rick bisakah kau lebih cepat, aku mulai kehabisan amunisi" ucap ku sambil menghabisi musuh satu persatu. Bukannya berkurang, jumlah mereka malah bertambah banyak.

"sebenarnya Lab macam apa ini?, kenapa banyak sekali personel militer disini?" tanya Nikita

"anggap saja kita sedang mengusik singa yang tertidur. Tidak heran bukan?, lawan kita adalah C.E. tapi aku tidak menyangka akan sebanyak ini, seperti melawan satu squadron militer" jelas ku

"selesai!" Ricky memberi tanda kepada kami, pintu baja di samping kami perlahan terbuka.

"Mundur perlahan, tetap beri mereka tembakan balasan, jangan biarkan mereka mendekat"

SNIPEWhere stories live. Discover now