Chapter 2 : Ellaine

12 3 0
                                    

maaf update kemaleman soalnya tadi belajar buat UAS doloo... wkwk. cekidot aje langsung, jangan lupa VOTE eh biar semangat. share juga dong ke temen temennya  oke. sayang kalian deh muahhh..... happy reading

*****


"Apa kau yakin?, kita tidak salah alamat kan?" ucap Mei tanpa menatapku. Tatapannya terpaku kepada apa yang ada di depan kami.

"Alamatnya sesuai dengan apa yang kapten berikan" ucap Ricky yang memandang kertas ditangannya kemudian berganti ke sekeliling kemudian berganti lagi ke GPS.

Aku hanya terdiam, melihat apa yang ada di depan. Sebuah villa berlantai dua yang sepertinya sudah ditelantarkan dari zaman purba. Atapnya rusak di beberapa bagian, halamannya ditumbuhi rumput liar yang tingginya sudah sepinggang orang dewasa. Di lantai dua terdapat beberapa jendela ditumbuhi tanaman liar. Tempatnya berada jauh dari kota dan dibangun diatas tebing. Aku menghubungi ponsel ayahku untuk mengkonfirmasi bahwa kami salah alamat.

"Halo...bagaimana?, kalian sudah sampai?"suara ayahku diseberang sana seperti sedang menahan tawa.

"ummm....sepertinya kami salah alamat. Sekarang didepan kami terdapat sebuah villa, yang sudah sangat rusak." Ucapku sambil menjelaskan keadaan didepan kami.

Namun, ayahku malah tertawa lepas di sebrang sana.

"aku lupa memberitahu kalian, villa itu sudah rusak karena penjaganya meninggal 3 tahun lalu. Dan aku terlalu sibuk untuk memikirkan penggantinya. Jadi...bisakah kalian memperbaikinya?"

Rasanya saat itu aku sangat ingin membanting ponselku. Ini bukan cuti, tapi dia memanfaatkan service gratis untuk villa nya dengan mengirim kami untuk memperbaikinya.

"bagaimana?, sepertinya pekerjaannya juga akan lebih cepat kalau kalian yang mengerjakan bukan?" aku hanya diam, tidak menjawab pertanyaannya.

"peralatannya ada di gudang, dibelakang villa itu" kemudian dia menutup telponnya begitu saja.

"Dari wajahmu, kutebak kita salah alamat. Ricky putar balik mobilnya"ucap Mei setelah memperhatikan ku sebentar

"kau tidak perlu melakukan itu Ricky. Masukkan saja mobilnya ke garasi Villa itu." tukas ku cepat

Ricky dan Mei saling berpandangan.

"Jadi...ini villanya?" tanya Ricky agak ragu.

"ya" jawabku singkat

"Mei, aku mengandalkanmu" ucapku sambil menepuk pundak Mei. Tepukanku menyadarkan dia dari keterkejutannya.

"oh setelah kau memasukkan mobilnya, tolong bersihkan dapurnya." Lanjutku

"lalu kau?" tanya Mei

"Aku dan Nikita akan berbelanja di kota terdekat dari sini." Jawab ku sambil melihat arloji di pergelangan tangan kiri ku. Jam menunjukan pukul 11 siang. artinya kami punya waktu 7 jam sebelum matahari terbenam.

"kalau begitu bawa saja mobilnya" ucap Ricky yang menyodorkan kunci mobil

"tidak usah, aku dan Nikita berjalan kaki saja, lagipula lokasinya juga tidak terlalu jauh" tolak ku

"oke" jawab Ricky singkat.

"Ayo Ricky kita basmi kuman didalam sana dan rapihkan rumah ini" ucap Mei bersemangat. Mei kalau sudah menyangkut masalah kebersihan dia tidak bisa mentolerir noda sekecil apapun. Maniak kebersihan.

"alatnya ada di gudang, dibelakang villa itu" ucapku sambil berlalu menuju pasar

"ayo nik"tegur ku ketika melihatnya masih terdiam memandang kearah timur, memandangi ombak laut di kejauhan. Mungkin ini pertama kalinya dia melihat laut setelah sekian lama. Kemudian dia berlari kecil menyusulku.

SNIPEWhere stories live. Discover now