Chapter 9 : Rescue

18 4 2
                                    

PERINGATAN KERAS!! BOCIL JANGAN BACA PLIS GUA GAMAU MENODAI KALIAN WKWK TERUNTUK APRILHIMESAMA, MAAFKAN AKU DENGAN CERITA INI YANG AGAK 'DIRTY'. HAPPY READING GUYS, INGET BOCIL SKIP PART INI KALO BISA MENYINGKIR SEKALIAN. KEDEPANNYA SEMAKIN 'HOT'

*****


Aku terus memberikan tembakan balasan kepada mereka. Namun mereka tidak gentar dan malah semakin mendekat. Aku tidak bisa bertahan disini terus, aku mundur berlari secepat mungkin mencari tempat berlindung yang lebih aman.

Dharr....

Aku terjatuh, kurasakan rasa sakit menjalar dari bahu kiriku. Darah membanjiri seragamku, sial aku tidak bisa bernafas secara teratur. Aku segera berbalik dan mengarahkan senjataku pada mereka mencoba melakukan perlawanan, namun sia sia. Bahu kiri ku tidak bisa menahan recoil dari senapanku. Aku mengerahkan seluruh tenaga ku untuk bangkit dan berlari. Namun sialnya aku tersungkur di lantai.

Tap tap tap

Mereka semakin dekat aku tidak bisa melakukan apa apa, salah satu dari mereka menjambak rambutku dan mengangkatnya.

"hebat juga kau, sepertinya Dr. Aris akan sangat bangga jika dapat 'bahan' seperti dia" ucap dia yang menjambakku

"kita bawa pulang saja, jika Dr. Aris tidak menginginkannya. Kita jadikan saja dia 'mainan'"

Cuih...

Aku meludah ke arah mereka yang disambut dengan tamparan keras diwajah

"baik baiklah dengan kami, kau akan selamat. Tapi karena barusan kau tidak sopan aku akan menghukummu" ucap salah satu dari mereka, dia kemudian berjongkok didekatku. Ditunjukkannya jari telunjuknya, memasukkannya ke luka tembak di bahu kiri ku

"AAAAKH!"

"heeeh, baru segitu sudah terasa sakit? Bagaimana kalau ini?" dia memutar mutar jarinya di dalam luka ku.

"AAAAARGH!.....AAAKH!" sialan, mereka benar benar menjadikanku 'mainan'

"AHAHAHAHHHAHAHA....teriakan mu sangat menggairahkan, membuat ku ingin menyelam lebih dalam"

"Dasar kep*r*t bus-AAAAKH!"

"Apa? Kau bilang apa?"

Aku terengah-engah, rasa sakit semakin menyiksaku. Jika di beri pilihan mati atau dipermainkan seperti ini aku lebih memilih mati.

"KALAU KUTANYA JAWAB BR*NGS*K!" teriaknya sambil mengaduk aduk lukaku

"AAAAKH! To...long...hen...ti...AAAAKH!" nafasku semakin terputus putus, aku mulai kehilangan kesadaran ku

"cih... main mainnya nanti saja, teriakannya membuatku malah ingin melepas 'nafsu'ku" ucap seseorang yang dari tadi diam saja.

Ketiga orang ini benar benar menjadikanku 'mainan'.

Buak...

Pukulan keras mendarat di tengkuk ku, sejenak aku tidak bisa bernafas dan pandangan ku tiba tiba menjadi gelap.

[Nikita's POV]

"Tak kusangka Dewi Kematian ada di tempat ini?" ucap seseorang yang muncul dari sebuah ruangan di gedung sebelahku. Dia juga membawa senjata, pedang tangan dua. Pedangnya terhunuskan dengan darah masih mengalir dari ujungnya.

"kukira akan membosankan melakukan penyerangan disini, ternyata dugaanku salah"

"aku tak perduli siapa kau, tapi JANGAN MENGHALANGI KU!" aku langsung berlari sambil menghunuskan Katana ku

SNIPEWhere stories live. Discover now