Chapter 4

20 5 0
                                    

yooo maaf menghilang selama satu bulan setengah, karena banyak urusan jadi SNIPE belum digarap hehe. dan juga kenapa chapter ini gak dinamain, karena gue aja gak tau mau namain apa jadi ya gausah dinamain. jadi langsung aja cek. kalo agak gak nyambung kasih tau ya soalnya lama gak nulis hehehe

"Hentikan Mobilnya" Perintah Nikita tiba tiba. Kemudian aku menepikan mobil dan mematikan mesinnya.

"ada apa?" tanya ku. Namun, Nikita tidak menjawab apapun. Dia hanya memejamkan mata seakan sedang mencoba fokus terhadap sesuatu.

"Keluar dari Mobil sekarang!" teriaknya, kemudian dia menggendong Ellaine dan melompat keluar mobil. Aku mengambil tindakan yang sama, walaupun masih diselimuti rasa penasaran. Tapi instingku merasakan bahaya.

Sepersekian detik setelah kami melompat keluar dari mobil sebuah misil menghantam mobil dan menghancurkan mobil itu berkeping-keping dalam ledakan. Kemudian sebuah helikopter tempur muncul dari balik tebing sebelah kanan kami.

"Sial" gerutuk ku dalam hati, tak ada pilihan lain aku dan Nikita berlari mencari tempat berlindung. Kemudian rentetan tembakan mengiringi langkah kami.

"Disana!" Nikita menunjuk sebuah jalan kecil yang diapit dua tebing tinggi. Serentak kami berlari menuju jalan itu sambil berusaha menghindari rentetan tembakan yang dilepaskan dari helikopter itu.

Kami sudah sampai diantara dua tebing itu

"Andrew!" sontak aku menoleh, kemudian Nikita melemparkan Ellaine ke arahku. Disaat yang bersamaan sebuah misil meluncur dari heli yang mengejar kami. Sepintas aku melihat wajahnya, dia tersenyum, senyum yang sama seperti saat aku memujinya. Bahkan lebih tulus.

Dhuaar....

Aku terpental beberapa meter sambil melindungi Ellaine yang ketakutan dipelukanku. Bersamaan dengan Nikita yang terpental lebih jauh.

"NIK!!!!" teriakku.

"MAMAAA!" teriak Ellaine histeris.

Kemudian kami tergopoh gopoh menghampirinya. dia pingsan, tubuhnya terluka parah, terdapat luka bakar di sana sini, dan sepertinya bahu kanan nya mengalami dislokasi saat benturan. Aku segera melakukan pertolongan pertama.

"Minggir Sebentar Ellaine" perintahku, kemudian dia agak menjauh. Sebuah keajaiban Nikita bisa lolos dari ledakan seperti itu. walaupun terluka parah. Aku mulai sibuk menangani luka Nikita, untungnya tidak ada tulang yang patah, hanya saja dia mendapat luka bakar yang hebat di punggungnya.

Setelah selesai menangani luka Nikita, aku menggendong Nikita yang masih tidak sadarkan diri.

"Ayo Ellaine" gadis itu hanya mengangguk sambil menatap ke arah Nikita yang tidak sadarkan diri. Sebenarnya masih banyak yang belum kutangani, tapi aku khawatir kalau mereka kembali lagi. Lagi pula siapa para baj*ngan itu.

Tak lama kami dapat melihat Villa kami, hancur. Beberapa bagian terbakar, sepertinya helikopter tempur tadi menggempur villa ini terlebih dahulu sebelum bertemu kami di perjalanan kembali mereka. Aku harap Ricky dan Mei baik baik saja.

"ngghh...."Nikita mengerang tampaknya dia sudah sadar

"Jangan terlalu banyak bergerak, istirahat saja." Ucapku sambil meneruskan perjalanan.

"Hyaahhh!!!" teriakan seorang gadis dibelakangku sontak membuat ku menoleh kebelakang

"ELLAI...." teriakku terhenti ketika sebuah tangan membekap mulutku

"AW!" sontak orang itu meringis

"Mei...?"

"ya...diam dan ikuti aku" kemudian Ricky muncul dari semak semak bersama Ellaine. Ricky terlihat agak terkejut melihat Nikita tidak sadarkan diri.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 15, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SNIPEWhere stories live. Discover now