WAHAHAHA UPDATE WKWK, SIAP SIAP GULING GULING BACA CHAPTER INI WKWK. HAPPY READING BICHES.
[Andrew's POV]
Selama aku dirawat di ruang kesehatan Nikita terus terusan berada disampingku. Sejak kejadian itu kami semakin dekat. Mungkin karena dia termasuk tipe ku. Setiap melihat matanya, aku merasakan suatu perasaan yang kuat darinya. Seakan tak ingin aku lepas dari pandangannya. Ah...sebelumnya saat aku pingsan dia juga berada disampingku.
"hei..." ucapku menggenggam tangannya.
Dia tersenyum kepadaku dan membalas genggaman tanganku. Sekarang dia menjadi lebih terang terangan dari pada saat pertama kami bertemu. Wajahnya jadi lebih sering dihiasi senyuman manisnya. Mengapa aku tidak memperhatikannya.
"Andrew"
"ya?" baru kali ini dia memanggil namaku. Entah kenapa seluruh tubuhku menggigil mendengar suaranya memanggil namaku.
Dia menarik nafas panjang, menggenggam tanganku erat.
"aku...." ucapnya tertunduk. Entah kenapa melihatnya tersipu seperti itu membuatku ingin memeluknya karena gemas.
"Aku....me-"
Brak...
"YOOO ANDREW KAU SUDAH SIAP LATIHAN HARI INI?" teriak Mei dari daun pintu
"dasar tidak tahu sopan santun setidaknya ketuk pintunya terlebih dahulu, untung saja hanya ada aku disini. Kalau ada pasien lain bagaimana bodoh?" omelku sambil melempar dia dengan apel ke wajahnya, tapi dia menangkapnya dan memakannya.
"hahaha mwaaf... kwu dengwar kaw boleh kelwar hari ini" ucapnya tanpa menelan apel di mulutnya membuatku memutar bola mata
"telan saja apelmu terlebih dahulu. Ya aku boleh keluar tapi aku tidak bisa ikut latihan bersama kalian, luka ku bisa terbuka lagi"
"Oke kutunggu kau dilapangan ya, kau juga datang ya sadis." Ucapnya sambil meledek Nikita. tapi kali ini Nikita tidak merespon.
"tadi ada apa?, bisa kau ulangi?" tanya ku lagi
"tak apa, lupakan saja" dia menggeleng lalu menunduk lagi.
"kau, kebelet?" tanyaku sambil memiringkan kepala berusaha mengintip wajahnya
"ah ya kau kan ditunggu mereka dilapangan hari ini, biar kuantar kau kesana"
"ah..terimakasih" dia kemudian membantuku berdiri
"aku tak sesakit itu sampai kau bantu berdiri"
"tetap saja, dari pada lukamu terbuka lagi?"
"padahal kau sendiri terluka tapi malah memperdulikan orang lain" ucapku sambil mengelus puncak kepalanya.
"ah.. lukaku hanya luka kecil, tidak terlalu berat." Ucapnya sambil tersenyum lebar.
*****
Kami sampai dilapangan, lalu berteduh dibawah pohon rindang berlindung dari sengatan matahari. Sedangkan tak jauh dari kami, Mei dan Ricky sedang berlatih bertarung jarak dekat. Aku dan Nikita tidak bisa ikut berlatih karena kondisi kami berdua yang terluka.
"Kau tahu?" ucapku memecah keheningan diantara kami.
"tidak, karena kau belum memberitahuku" ucapnya tersenyum
"dengarkan dulu kalau orang berbicara" ucapku sambil mencubit pipinya dan menariknya. Sejak kejadian itu, setiap aku menghabiskan waktu dengan Nikita semuanya terasa sangat spesial. Bahkan aku selalu ingin meledeknya. Mungkinkah dia merasakan itu juga?
YOU ARE READING
SNIPE
Science Fiction[Book 1 : Clear] [Book 2 : on going] Scope seorang sniper melihat segalanya, bahkan kebusukan yang tersembunyi JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW DAN VOTE YA, BIAR DIRIKU SEMANGAT UPDATE SETIAP HARI . CIAOO...