5 - Ketiadaan dia

40 8 16
                                    

Halo para readers setia kuuuuuuu😂 kalian bisa bangettt nihhhhhh kasih saran, atau tambahan cerita buat Author. Otak Author lagi bebel nihh😂 cara nya gampang, bisa langsung ask aja yahh. Tenang aja nama kalian ada kok di cerita ini😂 udah yah cuma itu ajasih pengumuman nya. Lanjut yukkkkk!

Tap!!!
.
.
.

"Satu hari lagi kamu bikin aku bisa senyum Daf."

"Kamu?

"Ehm, ma-maksudnya lo."

Daffa menebarkan senyum yang tipis,

"Kamu juga gapapa."

"I-iya."

"Tau gak La? Terkadang kita gak pernah sadar. Ternyata banyak yang merhatiin kita dari jauh. Padahal kita berharap orang yang merhatiin kita itu, seseorang yang kita anggap spesial."

"Iya Daff. Gue bingung sama perasaan gue sendiri. Dia udah banyak ngasih gue catatan indah di hidup gue."

"Catatan hidup La?" Daffa berdiri dan menghembus nafas panjang, "hfftt, kenapa seseorang selalu bilang kalo sebuah catatan indah gak akan pernah bisa diapus."

"Gue gak tau Daff, tapi gue ngerasain itu semua."

"Coba pelan-pelan ya La."

"Gue akan coba Daff."

Coba hapus untuk aku La.

***

Mereka masih diam disana, menatapi indahnya dunia.

"Daff, jadi kita hari ini gak sekolah?" Ucapnya cemas.

"Hahaha."

"Kok kamu ketawa?"

"Iya lah. Hari ini kan sekolah libur."

"Lo ngeselin banget si Daff." Sambil memiringkan senyum di bibir nya.

Suasana langsung hening. Dan...Dep!

"Seneng bisa liat kamu ketawa gini La."

Daffa mulai menerbarkan pesona nya yang manis. Melebarkan senyuman nya dan menatap gadis itu cukup lama.

Gadis itu meruduk malu, pipi nya berubah menjadi merah merona. Namun gadis itu tak berani menatap Daffa.

"Hmm, sorry La. Kalo ini bikin kamu nggak nyaman."

"Maaf Daf, gue belum terbiasa juga." Jelasnya.

Seketika lagi suasana amat dingin. Tak ada sepatah kata yang keluar dari mulut mereka berdua.

Kayla sibuk menatap keindahan danau dan pepohonan yang bergoyang-goyang.

Sementara, Lelaki itu tengah menatap  wanita disebelah nya itu, tanpa gadis itu sadari.

Hening.

Masih hening.

Hening lagi.

Kemudian,

"La, kamu bisa ceritain semua nya ke aku. Aku siap La buat dengerin."

Kayla masih diam.

"Gak perlu canggung sama aku. Anggap saja aku buku diary kamu. Kamu akan terus menceritakan semua nya dengan tulisan. Beda nya dengan aku, kamu bisa bercerita secara langsung. Ibaratnya agar kamu cepat pulih."

Akhirnya Kayla angkat bicara,
"Iya Daf, gue janji. Mulai detik ini, gue akan terus cerita tentang semua masalah gue. Dan gue yakin, manusia se-dewasa lo bisa kasih saran terbaik buat manusia seperti gue."

Ruang Waktu [ Kayla Firzha ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang