6 - Terimakasih Tuhan

30 3 0
                                    

"I-iya Bu, Lala cuma temen Daffa kok hehe."

Lelaki itu memangku tas ranselnya,  dan mengeluarkan kotak yang akan diberikan pada gadis itu.

"Oh iya ini buat kamu."

"Lagi Daff? Semua ini udah cukup. Aku gak perlu itu."

"Kalo kamu nolak, aku yang bakal sedih."

Kayla diam. Sementara lelaki itu menaikkan alis nya sebelah, tanda agar Kayla cepat mengambil kotak itu.

Akhirnya Kayla mengalah, "Makasih ya Daff. Lain kali gak usah begini. Gue gak enak."

"Nggak papa La, aku suka ngelakuin ini."

"Boleh dibuka?" Tanya Kayla.

Lelaki itu menganggut-anggutkan kepalanya, tanda membolehkan.

Sementara gadis itu mencoba membuka pita kotak untuk mengetahui isinya.

Dan...

Jreng jreng jreng...

Terlihat sekumpulan kertas berukuran A4, berisi puisi-puisi bergenre romantis.

Sebuah hati telah terbuka untuk dia, aksaraku.
Datang dengan cepat, melihat dengan tatap, bergerak dengan sangat sigap.

Aksaraku,
Akhirnya semua penantian ku ada hasilnya.
Kau datang membawa kabar gembira.
Mengisahkan tentang dirimu, aku sangat senang.

Apakah langit terlihat bersedih malam ini?
bukan kesedihan saat dirimu ada,
hanya nestapa yang tersenyum.
hingga seluruh wajahnya pucat.

Aksaraku, dirimu.

Kayla membacanya dengan senyum tipis di bibirnya, berharap lelaki di sampingnya itu tak melihatnya.

"Indah. Lu buat untuk siapa? Cieee lagi naksir nih sama seseorang. Eh tapi kenapa di kasihnya ke gue?"

Daffa diam.

"Cerita dong!" Rengeknya.

"Engga La. Udah yuk kita jalan-jalan."

"Kemana?

"Keliling kota sejuk ini!"

Kayla mengangguk diiringi senyum sinis.

Mereka turun dari rumah pohon itu. Dan lagi-lagi, kisah tertaman di tempat itu.

***

Mereka masih berdua, diatas motor kesayangan Daffa. Dan akan mungkin yang diboncengnya akan jadi kesayangannya juga.

Mengelilingi kota Bandung. Mencari hal-hal baru yang akan menjadikannya kenangan.

Wanita itu terus memandang alam sekitar, yang indah nan sejuk. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 10.20 WIB. Hingga disela-sela suasana itu, entah tak sadar atau bagaimana. Daffa terus memandang wanita yang diboncengnya itu memalui kaca spion. Sampai ada saat dimana Kayla tak sengaja melihat kaca spion itu juga, sampai lah dimana mereka saling menatap melalui kaca spion. Cukup lama, hingga mereka akhirnya sadar akan hal itu. Mereka akhirnya memalingkan pandangan itu dan bersikap tak wajar. Orang biasa menyebutnya salting.

"Hmm, ki-kita jadi ma-mau kemana Daff?" Ucap wanita itu terbata-bata.

Kemana saja, asal sama kamu. Nona Lala. Batinnya.

"Heh malah diem aja!" Sentaknya.

"Kemana ya kira-kira?" Tanya balik Daffa.

"Lo yang ngajakin gua. Lo yg bingung, aneh." Ucapnya sinis.

Ruang Waktu [ Kayla Firzha ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang