Part 27-Happy Wedding

32.4K 1.5K 24
                                    

Hai temen-temen readers semua! Maafkan baru bisa update sekarang. Dikit lagi tamat, lho!
Maaaaf banget karena sempet off beberapa hari dari wattpad. Soalnya Hp saya rusak, tebak kenapa? Kena air laut :''
Tapi gak nyesel kok, yang penting nyawa selamat.

Jadi guys, kemaren itu pada tanggal 22 Desember 2018, saya sedang berlibur bersama kawan-kawan Rohis di Pantai Pasir putih duo, Carita, Pandeglang-Banten. Acaranya nginep di pinggir pantai. Ah, bayangannya sih menyenangkan dan asyik gitu.
Dan tanpa diduga, sekitar jam setengah sepuluh malam ketika kita lagi pensi sholawatan, ada air datang. Rupanya itu tsunami . Hp ku jadi korban tsunami selat sunda.

Hm, kalau lagi acara saya gak suka pegang Hp. HP saya taro di dalam tas di tenda. Dan pada saat air datang, saya lari gak inget tas atau HP. Pokoknya lari sejauh-jauhnya.

Ini pun saya update pakai HP ortu. Alhamdulillah tapi, nyawa masih diselamatkan.

Minta doanya semoga ke depannya gak ada apa-apa lagi ya.

Oke, selamat membaca.

***

Suasana kediaman keluarga Caca begitu sibuk pagi ini. Semua orang sibuk dengan diri masing-masing. Mereka sedang bersiap untuk melakukan perjalanan jauh yaitu ke Kota Kembang, Bandung.

Tentu saja, mereka akan menghadiri acara pernikahan Dani. Seseorang yang sempat dikira akan menjadi menantu dalam keluarga ini. Namun ternyata takdir berkata lain, hingga Dani telah dipertemukan dengan jodohnya dan Caca pun telah dilamar oleh lelaki pilihannya.

Yang paling duluan siap adalah Caca. Selalu. Ia adalah orang yang paling simple dalam melakukan segala hal di rumah ini. Ayah masih sibuk 'didandani' oleh Ibu. Neara juga sedang sibuk bersiap-siap di kamar bersama suaminya. Ya, Raka pulang untuk sementara waktu karena sedang libur.

Caca yang telah siap dengan dirinya memilih untuk berkutat di dapur saja. Menyiapkan sarapan pagi agar semuanya tidak masuk angin. Bagaimana pun mereka akan melakukan perjalanan jauh. Jadi, perut tidak boleh dalam keadaan kosong. Dan Caca selalu ingat akan hal itu.

Caca mulai membuatkan nasi goreng telur kecap beserta teh hangat. Khusus untuk Nea, ia telah menyiapkan susu hamil yang telah sengaja disediakan.

Caca juga tak lupa memasukkan teh hangat ke dalam dua termos kecil untuk dibawa sebagai bekal perjalanan. Untuk air putih, bisa dibeli di minimarket.

Ketika sedang sibuk-sibuknya mengerjakan ini itu di meja dapur, Caca tak menyadari seorang pemuda yang tengah memperhatikannya di ambang batas antara dapur dan ruang keluarga.

"Ehem! Lagi sibuk, Neng?" suara bariton khas laki-laki itu membuat Caca menghentikan aktivitasnya sebentar dan menoleh ke belakang. Ia pun menatap sinis seseorang yang telah memanggilnya dengan sebutan 'Neng' itu. Caca tak terbiasa dipanggil seperti itu, meski ia tahu bahwa lelaki itu hanya sekedar bercanda untuk menggodanya.

"Lho, Mas kapan datang?" ucap Caca sedikit terkejut.

"Barusan, mau dibantu gak?" tawar Biyan selalu dengan senyumannya.

Caca terlihat kikuk. "Eh enggak, udah selesai juga" ujarnya sembari meletakkan teko berisi teh hangat di atas meja makan.

Gadis itu menarik salah satu kursi di dekat meja makan sedikit keluar. "Duduk, Mas, sarapan bareng. Aku panggil yang lainnya dulu" ucap Caca yang langsung dibalas oleh anggukkan Biyan.

Caca pun berjalan meninggalkan dapur dan memanggil seluruh anggota keluarga. Semua yang sedang bersiap-siap disuruh menunda aktivitasnya oleh Caca. Mereka semua menurut dan segera beranjak menuju meja makan di dapur.

DESTINY (Terimakasih, Sersan!) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang