Seventeen

9.7K 1.1K 373
                                    

Yang masih kesel sama Mingyu hayooo.. minta maaf dulu sebelum baca chapter ini, sebelum di keroyok member Seventeen.












[Jaehyun]




Aku tidak menyangka, efek dari mimpi itu sangat menyiksaku. Bahkan aku merasa jika mimpi itu seperti kenyataan. Rasanya begitu nyata sampai aku tidak bisa membedakan rasa sakit yang ku rasakan saat ini nyata atau tidak

Tubuhku terasa begitu lemas, padahal dari sore sampai malam tadi aku hanya tiduran di pangkuan Taeyong hyung. Tidak melakukan apapun, bergerakpun paling aku hanya mengerakkan lenganku untuk memeluknya

Aku tidak tau bagaimana aku tertidur, tapi dari cerita Taeyong hyung, aku tertidur saat dia sedang mengobati luka pada bibirku

Aku juga tidak terlalu jelas dengan ceritanya, aku terlalu lelah memikirkan mimpiku. Yang jelas aku tidak meminta penjelasan lebih darinya.

"Bagaimana jika semua itu terjadi" gumanku pelan

Sekitar pukul 9 malam tadi Taeyong hyung meninggalkanku sendirian. Kurasa dia mengira jika aku sudah tertidur. Tapi nyatanya, aku sama sekali tidak tidur. Bahkan sekarang sudah pukul 2 pagi dan aku sama sekali tidak merasakan kantuk

Yang kulakukan hanya duduk di bawah ranjangku, bersandar disana.

Dinginnya lantai sama sekali tidak membuatku berniat untuk pindah tempat. Bahkan aku sama sekali tidak merasakan dingin

Bayang-bayang dalam mimpi itu begitu nyata. Aku tidak bisa melupakannya, bahkan seperti sudah terprogram di kepalaku jika mimpi itu tidak bisa di hapus.

Bagaimana cara Mingyu menghianatiku. Menyakiti perasaanku dengan kata-kata yang dia ucapkan dan menghancurkan semua kepercayaanku padanya. Semua seperti sebuah drama, sangat tersusun rapi

Aku yakin jika dalam dunia nyata Mingyu tidak akan melakukan hal itu. Aku masih percaya padanya. Lagipula jika memang dia menginginkan Taeyong hyung kembali aku akan melepaskannya. Aku tidak bisa bersaing dengannya. Baik Mingyu maupun Taeyong sangat berarti untukku

Yang aku pikirkan adalah, jika rasaku padanya itu salah.

Apa yang harus aku lakukan, aku tidak bisa melepaskannya, membayangkannya saja aku tidak sanggup. Bagaimana aku menjalaninya?

Hidupku sudah bergantung dengan Taeyong hyung. Dia bagai poros dalam roda kehidupanku. Tidak adanya dia, sama halnya dengan berhentinya duniaku

Aku menatap ke arah depan, pandanganku terkunci pada bingkai foto di dinding kamarku. Aku merasa ada sedikit kekuatan saat melihat fotonya. Dia tersenyum begitu indah sama seperti dulu

Mengutak-atik ponselku untuk menemukan kontaknya, aku sedikit tersenyum sebelum menelponnya. Rasa gugup kembali aku rasakan.


"Hallo?"


Suaranya begitu lembut, hatiku bergetar saat mendengar nada bicaranya. Beberapa minggu tidak mendengarkan suaranya, kurasa aku sangat merindukannya.

Rasanya beban pikiranku sedikit terangkat, ada sedikit kelegaan dalam diriku


"I miss u, Mom" jawabku langsung "I miss u so much" suaraku bergetar. Aku tidak tau kenapa, tapi aku menangis.

"Jae, kau baik-baik saja?'


Aku tidak menjawab, dadaku terasa sesak untuk mengucapkan sesuatu. Tenggorokanku terasa tercekik. aku yakin Mommy akan khawatir jika aku seperti ini. Aku hanya berharap Mommy tidak menelpon Taeyong hyung dan bertanya lebih tentangku. Aku hanya tidak ingin Taeyong hyung juga ikut khawatir padaku

Brother Complex (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang