Twenty-nine

10.2K 882 81
                                    







Malam yang tidak terlalu dingin ini membuat suasana di antara Jaehyun maupun Mingyu terasa lebih hangat. Mereka menghabiskan waktu berdua setelah makan malam, meninggalkan Taeyong dan Wonwoo yang entah sedang membahas apa di dalam rumah sana.

Mereka duduk di teras rumah, bersama dengan Mark yang sedang asyik bermain game di pangkuan Jaehyun. Bocah yang hampir menginjak usia 5 tahun itu sama sekali belum menunjukkan tanda-tanda mengantuk. Padahal jam sudah lebih dari jam 8 malam.

Mingyu melirik kearah Mark, mengelus rambut hitam Mark dengan penuh sayang. Melihat itu, Jaehyun tersenyum. Mingyu sangat-sangat menyayangi Mark, dan itu jelas terlihat dimata Jaehyun.

"Aku tidak menyangka Mark sudah sebesar ini, aku tidak siap Mark tumbuh menjadi dewasa" ucap Mingyu, "Rasanya aku masih ingin melihat Mark menangis dengan botol susunya. Bagaimana jika nanti Mark tumbuh menjadi sosok menyebalkan seperti dirimu?"

"Cih.." Jaehyun memutar bola matanya malas, sebelum kembali melihat Mark. "Kau benar, waktu cepat sekali berlalu. Aku masih ingat, sepertinya baru kemarin aku melihat Mark mulai berlari, dan sekarang dia sudah sebesar ini."

Mark yang tidak peduli dengan obrolan kedua orang dewasa itu hanya diam saja. Melanjutkan kegiatannya main game.

"Terimakasih untuk semua yang kau lakukan terhadap Mark dan Taeyong hyung, Mingyu-ya. Aku benar-benar tidak tau bagaimana caranya membalas semua pengorbananmu"

"Itu bukan pengorbanan Jae, itu kewajibanku. Taeyong hyung sudah seperti kakakku sendiri, begitu juga dengan Mark. Dia seperti anakku sendiri. Apapun akan aku lakukan untuk mereka."

Mingyu menatap kearah depan, menghindari tatapan dari Jaehyun. sungguh dia tidak ingin terlihat lemah di depan sahabatnya itu. Bisa habis harga diri Mingyu jika itu terjadi.

"Ku kira aku tidak akan bangun"

Tangan Jaehyun membelai rambut Mark yang sedang bersandar padanya, sepertinya anak itu mulai mengantuk karena Game di tangannya kini sudah tidak lagi di genggamnya. Matanya menatap wajah Mark yang terlihat sangat mirip dengannya. Bahkan bisa dibilang Mark adalah copyan dari Jaehyun.

"Aku bahkan tidak tau berapa lama aku tertidur. Saat membuka mata, aku bahkan tidak tau aku masih di dunia atau tidak. aku sama sekali tidak merasakan apapun di tubuhku"

"Lalu bagaimana bisa kau menyusul kami ke London?"

Jaehyun mengambil napas dalam sebelum memulai ceritanya. Tangannya sedikit membenarkan posisi Mark yang sudah tidur.

"Saat itu aku mengalami amnesia sesaat. Bahkan aku tidak tau siapa diriku. Hingga Mommy mulai bercerita bagaimana kehidupanku. Bagaimana aku mempunyai seorang kakak dan teman. Aku hanya bisa mendengarkan ceritanya tanpa bisa mengingat apapun. Tapi saat aku tidak sengaja melihat foto Taeyong hyung yang mengendong Mark. Aku merasakan hal aneh pada diriku. Perlahan ingatan itu muncul. Memori tentang kita berdua mulai berputar kembali di otakku. Bagaimana pertemuan pertama kita, bagaimana pertengkaran pertama kita. Dan bagaimana perebutan cinta di antara kita. Hingga aku mengingat dengan baik semuanya."

Jaehyun melirik Mingyu yang memalingkan wajahnya darinya.

"Saat itu, aku tidak berfikir untuk menemui kalian. Aku tidak ingin menganggu kehidupan kalian lagi. Aku ingin kau yang berada di samping Taeyong hyung saat itu. Mendengar bagaimana kau menjaga Taeyong hyung saja membuat perasaanku bahagia."

Mingyu hanya diam, masih mendengarkan cerita Jaehyun dengan baik. Dia sama sekali tidak ada niatan untuk menyela cerita Jaehyun. Mungkin memang inilah saatnya bagi mereka untuk saling terbuka.

Brother Complex (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang