Twenty

9.3K 998 145
                                    






"Apa kau sudah memikirkannya dengan baik, Jeff?"





Suara begitu indah mengalun rendah di pendengarannya. Tapi semua itu tidak membuat dirinya tergoda untuk melihat atau menanggapinya. Bagi dia, kertas di depannya adalah hal yang paling dia prioritaskan.

Matanya tak lepas menatap kertas di depannya. Bahkan minuman yang sedari tadi ada di depannya tak tersentuh oleh dia. Dia hanya duduk diam, jari-jari tangannya saling meremas

Kondisinya saat ini bisa di bilang tidak baik. Atau sangat tidak baik. Matanya memancarkan rasa kegugupan yang sangat luar biasa. Suasana restauran sangat nyaman dan sejuk, namun bagi dia terasa begitu panas. Bahkan pelipisnya basah karena keringat

"Jeffrey, semua tidak akan selesai jika kau hanya memandangi kertas itu."



"Panggil aku Jaehyun, Noona." Dan dengan itu membuat Jaehyun kini menatap orang yang ada di depannya. Matanya terlihat begitu tajam, ada kilatan amarah di dalam dirinya

"Ya, terserah kau saja. Tapi aku butuh kepastianmu Jeff. Ayolah, ini kesempatan buat kita"

Tangannya meraih tangan Jaehyun, mengelus punggung tangan Jaehyun. Matanya seolah memohon pada Jaehyun untuk menyetujui semua yang dia inginkan

Jaehyun terdiam. Tidak tau harus merespon seperti apa pada orang yang ada di depannya ini

Ada rasa aneh pada diri Jaehyun saat tangannya bersentuhan. Rasa yang dulu pernah ada, rasa yang dulu pernah dia rasakan. Namun kini rasanya begitu hambar, rasanya begitu dingin. Bahkan ada setitik kebencian di hati Jaehyun

"Tapi aku mencintainya Noona, aku tidak bisa jika harus.."

"Dan kau tidak akan pernah memilikinya Jeffrey. Kau hanya bisa mencintainya. Kau tidak akan pernah bisa memilikinya."

"Noona,," suara Jaehyun melemah

"Kau hanya sedang bingung honey, kau hanya terbiasa dengannya. Itu hal yang wajar bagimu." Suara begitu indah, wajah teduhnya bahkan hampir saja membuat Jaehyun menurut

"Tidak, itu bukan perasaan seperti itu" Jaehyun menggelengkan kepalanya. Dia menutup Map yang ada di depannya

"Jangan merengek Jeffrey, pilihanmu hanya tetep tinggal atau pergi. Dan ingat semua konsekuan yang kau ambil"

"Itu bukan pilihan Noona, karena semua itu hasilnya sama"

"Aku akan memberimu waktu seminggu, gunakan waktu seminggu ini dengan baik Jeff"

Jaehyun menghindar saat sebuah tangan menyentuh kepalanya. Dan itu membuat dia tersenyum kecut. Sebegitu bencinyakah Jaehyun padanya.

"Kau masih sama saja, aku menyayangimu. Jaga diri baik-baik"

Tangan Jaehyun menepis tangannya, dirinya tidak sudi jika harus di sentuh oleh orang yang membuatnya hancur.

Suara langkah kakinya mulai hilang di pendengaran Jaehyun, menandakan jika dia sudah pergi dari restauran ini.

Jaehyun membenamkan kepalanya pada meja. Rasanya kepalanya begitu pening dan berat. Semua ini terjadi begitu tiba-tiba. Kenapa harus sekarang. Kenapa tidak dulu atau dulu, saat dia tidak merasakan apa-apa padanya. saat dia tidak memiliki rasa cinta yang begitu besar padanya.

"Bagaimana Jaehyun. Kau akan menandantangi surat itu kan?" suara Mingyu membuat Jaehyun mendongak

Setidaknya suara Mingyu membuatnya sedikit ada harapan. Setidaknya masih ada Mingyu yang selalu bersamanya

Brother Complex (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang