6

842 65 4
                                    

"Maaf deh ya, ga gitu lagi janji deh. Yein mah ihh" pinta Sujeong yang diangguki seluruh anak-anak kelompoknya dengan tambahan beberapa orang.

"Ya habisan aku kesel sama kalian. Bisa-bisanya kayak gini" ketus Yein masih dalam posisi yang sama, membelakangi mereka.

"Yein, udah lah, yang penting kan sekarang udah taken kamu" bujuk Zara.

Flashback

Dan....

Dorr

"Happy birthday to you, happy birthday to you. Happy birthday for Yein, happy birthday to you" ucap mereka semua kompak. Yein yang mengetahui semua hanya sandiwara hanya menangis.

"Tiup dong lilinnya" ucap Zara sambil mengarahkan kue yang bertuliskan 'HBD Yein' padanya. Yein pun memejamkan matanya dan meniupnya. Mereka bertepuk tangan minus Yein yang masih tak percaya.

Menit selanjutnya adalah Yeo One yang berlutut dihadapan Yein yang duduk dipinggir kasur sambil menutup wajahnya. Disingkirkanlah tangan Yein itu agar bisa melihat kearahnya. Yein pun terkejut.

Kok kak Yeo One bisa kesini? Batinnya.

"Bingung ya? Gausah dipikirin. Sekarang, saya mau jujur. Saya udah nyaman sama kamu, mungkin dari chat pertama, kamu wanita pertama yang buat saya tertarik untuk memiliki kamu. To the point nya, will you be mine?" ucap Yeo One sambil mengeluarkan sebucket bunga yang ia sembunyikan dibelakang tubuhnya sedari tadi.

Yein hanya terdiam. Tangannya ia gunakan untuk menutupi bibirnya yang sedikit terbuka karena tak percaya. Ternyata, perasaannya selama ini berbalas pada Yeo One.

"So?" tanya Yeo One lagi dengan nada berharap.

"Yes! I will" jawab Yein semangat tanpa ragu sedikitpun. Yeo One dengan perasaan bahagianya itu ia memeluk Yein, sebelumnya, ia menaruh bunganya dilantai.

"Hhh, untung tadi ga ketauan kalo lampunya sengaja--hmmmppp" kata Ravy yang mulutnya langsung dibekap oleh Samuel sebelum kelepasan.

"Jadi, kalian udah rencanain?" tanya Yein melepas pelukannya.

"E-engga kok. Itu tadi emang mati lampu" alasan Nari sambil menyenggol lengan Samuel untuk melepaskan tangannya dari mulut Ravy.

"Hhhhh, apaan sih? Orang tadi kalian yang matiin berjamaah" ucap Ravy polos. Memang Ravy yang paling ga bisa jaga rahasia diantara mereka.

"Ohh, gitu" ketus Yein cuek dan mulai mencueki mereka yang terus-terusan minta maaf.

Flashback off

"Ga gitu juga. Kan kalian tau aku takut gelap" ketus Yein sambil mempoutkan bibirnya. Detik selanjutnya adalah tangan nakal Yeo One yang mencubiti gemas pipi Yein.

"Jangan kayak gitu, kalo khilaf gimana?" tanya Yeo One dan Yein hanya tersenyum sekilas dan kembali cuek lagi.

"Udah lah. Udah malem juga ini. Tidur gih" titah Yeo One sambil mengelus rambut panjang Yein.

"Kak, bisa ga sih gausah disini mesraannya?" tanya Zara jengah. Yeo One bukannya berhenti malah menjadi-jadi.

"Kak, mau mandi air dingin sekarang ga? Ini lagi panas loh suasananya" sindir Seonho.

"Yaudah, kakak balik ya" ucap Yeo One dan kembali kekamarnya yang menjadu satu dengan Yan An.

"Eum, Ra" panggil Yein membuat Zara dan Ravy menoleh.

"Zara, bukan Ravy" lanjut Yein dan Ravy hanya mengangguk dan kembali kekamarnya bersama Samuel, Seonho, Guanlin, dan Hyungseob.

"Kenapa?" tanya Zara sambil menghampiri Yein.

Kakak || Pentagon✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang