9

600 56 4
                                    

"Kenapa sih, kak? Apa yang kakak sembunyiin dari Zara? Kok kakak gitu sih?" ketus Zara sambil menatap kakak-kakak nya bergantian.

"Dek, kita ga---"

"Ga apa? Kenapa tadi kak Hui usir mamah Samuel? Mamah Samuel itu baik" potong Zara.

"Dek, ga gitu. Ada alasan kenapa tadi bang Hui usir mamah Samuel" bela Hongseok yang tak dipedulikan Zara.

Zara berlari menuju kamarnya. Ia dibuat sebal oleh kakak-kakaknya. Ia masih tak menyangka kakaknya akan melakukan hal itu.

"Duh, bang. Gimana nih?" tanya E'dawn ke Hui.

"Kayaknya emang udah saatnya kita kasih tau" ujar Hui yang diangguki Hongseok.

"Tapi gua takut, bang. Takut dia masih ga bisa terima" pungkas Yuto.

"Zara udah gede, yaa semoga aja dia ngerti deh" ucap Hui dan menatap Jinho.

"Bang, lu aja yang bilang ya" tambah Hui sambil menatap Jinho nanar.

"Yaudah" balas Jinho dan langsung berjalan kearah kamar Zara.

"Dek, ini kak Jinho. Buka dulu yuk pintunya" bujuk Jinho sambil mengetuk pintu kamar Zara.

"Ga! Kak Jinho jahat sama Zara! Zara benci kak Jinho!" ketus Zara dari dalam kamarnya.

"Kak Jinho sayang banget sama Zara, Zara tau itu, kan? Buka yuk kakak jelasin semuanya ke Zara" bujuk Jinho lagi.

Tak berselang lama, pintu kamar Zara terbuka. Zara langsung menarik tangan Jinho masuk kedalam kamarnya lalu mengunci kembali pintu kamarnya secepat mungkin.

"Pelan-pelan, dek" ucap Jinho sambil sedikit terkekeh.

"Cepetan jelasin! Zara mau pergi sama Muel nanti" balas Zara.

Jinho kaget, namun tak ia perlihatkan kekagetan nya kepada Zara. Ia justru menuntun Zara untuk duduk dipinggir kasurnya.

"Sini, duduk dulu" ucap Jinho lembut.

"Udah nih, sekarang jelasin" paksa Zara.

"Tapi kamu janji, ya. Kamu jangan marah atau potong ucapan kak Jinho" balas Jinho sambil menyunggingkan seulas senyum.

"Hmm, iya. Udah cepetan kak! Zara kepo nih!" ketus Zara sambil mengerucutkan bibirnya.

"Ih, itu siapa yang ajarin kayak gitu?" tanya Jinho sambil menoel hidung Zara.

"Kak.....Kino!" ucap Zara semangat.

"Ga boleh bibirnya dimonyongin, ok" balas Jinho.

"Iya kak Jinho, kapan ceritanya kalo gini terus?" tanya Zara kesal.

"Iya iya, ini kakak cerita nih" ujar Jinho.

"Kamu jangan berhubungan lagi ya sama Samuel, plis. Demi kita semua. Zara sayang kan sama kakak-kakak?" jelas Jinho.

Zara ingin protes, namun ia ingat janjinya pada Jinho. Ia hanya memasang ekspresi bertanya-tanya.

"Samuel itu...." ucap Jinho terpotong.

Zara masih menatap Jinho dengan tatapan bertanya.

"Samuel itu....saudara tiri kita" jelas Jinho.

Zara kaget, ia langsung menutup mulutnya yang sedikit terbuka.

"Mamahnya Samuel itu selingkuhan papah. Mamah Samuel juga hamil diluar nikah, dan anaknya ya itu, Samuel. Papah milih buat pergi sama mamah, keluar negeri. Dan waktu itu, kamu masih kecil. Papah sama mamah pun nitip kamu ke kita-kita. Papah ga mau tanggung jawab ke mamahnya Samuel" jelas Jinho.

Zara mulai menangis tanpa suara. Dipikirannya sekarang adalah bagaimana bisa papah nya yang sangat ia percayai sejahat itu.

"Sssttt, jangan nangis. Sini sini" Jinho beralih memeluk Zara.

Tangis Zara pecah begitu saja. Ia menangis dalam pelukan kakaknya. Tak peduli bajunya basah, yang dipikirkan Jinho saat ini hanyalah bagaimana caranya agar adiknya bisa menerima kenyataan pahit ini.

"Hiks...papah ga...hiks...mungkin...kayak...hiks...gitu...hiks...kak...hueeee" tangis Zara.

Jinho hanya memeluk adiknya sambil mengelus punggung Zara. Tak berselang lama, ia pun ikut menangis. Ikut merasa bersedih. Ia paham bagaimana perasaan adiknya saat ini.

"Udah ya, nanti batalin aja janjinya sama Samuel. Sekarang, Zara ikut kakak yuk, kita makan kecaffe" ajak Jinho.

"Tapi...Zara kan...jelek...habis nangis..." ucap Zara masih sedikit terisak.

"Yaudah, sekarang Zara mandi dulu, siap-siap. Nanti kita pergi" ujar Jinho sambil melepas pelukan dan menatap adiknya.

Zara hanya tersenyum sambil mengangguk. Ia beranjak menuju kamar mandi. Jinho hanya tersenyum kecil sebelum keluar dari kamar adiknya.

"Gimana, bang? Lah kok lu nangis?" tanya Hongseok penasaran.

"Iya, tadi gua jelasin ke dia. Eh, dia nangis. Ya gua ikut nangis lah" ujar Jinho.

"Iya sih, susah buat percaya kalo papah kayak gitu. Terus, sekarang Zara gimana?" tanya Hui.

"Dia lagi mandi, gua mau pergi sama dia. Biar mood nya balik lagi" jelas Jinho.

"Ikut lah, kuyy semua pergi kuyy rame-rame. Kita kan jarang-jarang bisa pergi bareng" ujar E'dawn yang diangguki semua orang.

"Terakhir kali pergi bareng juga karena Zara masuk rumah sakit" sindir Wooseok sambil menatap Kino.

"Apa sih lu daki badak?! Udah ah yuk, ganti baju!" ketus Kino dan mulai beranjak menuju kamarnya.

Yang lain hanya terkekeh, dan mereka memutuskan untuk juga berganti baju.









🍂🍂🍂

Kakak || Pentagon✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang