SESAPAN 9 - Balas Dendam Terbaik

109 12 1
                                    

Saya kembali bertemu Airin. Seseorang yang pertama kali memperkenalkan saya kepada jatuh hati sekaligus patah hati. Jika kau lupa, saya sarankan kembali membuka bab dua. Saya menulis namanya di sana.

Masih ingat tentang persamaan yang kita paksakan saat jatuh cinta? Saat saya dan Airin di hukum di depan papan tulis karena terlambat. Lalu kami berdiri bersampingan dengan jaket yang sama. Semenjak SD, SMP, SMA, kami selalu bersekolah di atap yang sama. Sampai hari ini juga saya tidak percaya bahwa kami kuliah di kampus yang sama. Ini hanya kebetulan bukan?

Akhir-akhir ini kami sering bertemu. Dia sekarang jadi seorang penulis. Satu bukunya sampai sekarang masih menghiasi rak buku saya. Dia kini menjelma primadona kampus di mana setiap laki-laki yang ditemuainya pasti akan menaruh harapan padanya. Beberapa teman satu jurusan bahkan pernah memperlihatkan fotonya kepada saya. Mereka tidak tahu bahwa Airin adalah teman lama saya. Saya hanya bersikap pura-pura tidak kenal. Lalu memperhatikan bagaimana ekspresi teman saya menceritakan kehebatan-kehebatannya. Bagaimana dia jatuh hati padanya. Dan bagaimana itu adalah ketidak mungkinan yang membakar kepercayaan dirinya.

Saat menulis paragraf ini, saya memandangi foto Airin. Ya, fotonya menempel sempurna di bidang mading tepat di depan saya. Itu adalah perasaan yang sudah sangat lama. Sejujurnya rasa itu masih tetap ada. Saya menyadari keberadaannya. Tepat saat kegagalan itu menimpa.

Sampai sekarang saya tidak tahu maksud dari pencarian-pencarian ini. Apakah itu saya lakukan untuk diri saya sendri atau hanya karena sebuah pembalasan dendam belaka.

Mengungkapkan malu, melupakan pun tak mau.

Entah, langkah saya yang melambat atau dia yang semakin jauh. setiap langkah yang saya tempuh pasti hanya membawa harapan itu padanya. Pencarian-pencarian yang sangat ambisius serta kegagalan yang menyusulnya. Semua hanya menyisakan kesimpulan bahwa ; Kau memang pecundang. Popularitasmu tidak cukup untuk mengejar Airin. Sudahlah. Berhenti!

Faktanya, ketika saya mencari seseorang selain dirinya, hasilnya selalu berakhir dengan kegagalan. Saya tidak tahu apa yang salah dengan semua ini. Apakah jomlo adalah sebuah kutukan? Jika jomlo memang sebuah kutukan untuk perasaan-perasaan yang tak tersampaikan. Maka sudah sepantasnya semua perjalanan ini memang tak ada artinya.

Jatuh cinta kerap kali menjadi alasan kita untuk terus berjuang. Perasaan-perasaan seperti itu yang membuat saya jatuh sekaligus bangkit. Patah hati demi patah hati seperti perjalanan menyesakkan yang sudah sangat membosankan.

Airin adalah alasan saya untuk tetap terus jatuh cinta. Dia adalah alasan kenapa saya tetap terus berlari mengejar mimpi dan memantaskan diri. Saya sadar, Airin sudah melangkah sangat jauh di depan sana. Perlahan, ia mulai menjelma menjadi sebuah ketidakmungkinan dan kemustahilan.

Suatu hari dalam kesempatan dan pertemuan yang tak terduga, saya pernah bertanya kepada Airin.

"Kenapa ya, saya lebih memilih mencintai daripada dicintai?"

Kami sama-sama terdiam. Ada hening yang penuh arti. 

Airin hanya menjawab singkat ;

"Karena mencintai itu hebat Rey. Kita tahu bagaimana menjaga perasaan dia di saat mencintai itu sudah terbalaskan"

Saya mencerna kalimat itu pelan-pelan. Mencari sebuah makna dibaliknya. Lalu beberapa hari setelahnya saya berpikrian, mungkin sudah saatnya untuk mengalihkan perhatian sepenuhnya kepada orang lain. Menutup buku berjudul Airin lalu menyimpannya di rak kenangan terbaik. Memulai perjalanan baru tanpa bayangannya. Yang bisa saya lakukan saat ini hanya bahagia. Karena bahagia bersama orang lain mungkin adalah balas dendam terbaik yang bisa saya lakukan untuknya.

---

Hai.
Saya cuma mau mengucapkan terima kasih untuk teman-teman yang sudah mengikuti Segelas Susu sampai sejauh ini. Terima kasih sudah meluangkan waktunya untuk membaca. Waktu yang teman-teman korbankan adalah semangat bagi saya untuk lebih pruduktif lagi untuk menulis cerita yang lebih baik. Terima sudah mempercayakan waktu kalian untuk dihabiskan dengan Segelas Susu. Minggu depan tepatnya hari Rabu malam saya akan memposting Bab terakhir. Sebuah akhir untuk cerita ini dan awal bagi cerita yang lain.

Sekali lagi, siapapun kalian. Terima kasih sudah mengikuti Segelas Susu. Saya janji, ini bukan yang terakhir. Ini baru awal. Tahun 2019 sudah menunggu. Tunggu saya di sana.❤️

Segelas SusuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang