SESAPAN 7 - Seorang Pengecut

127 13 1
                                    


Banyak yang tidak percaya bahwa konsultan asmara terbaik yang pernah ada di Indonesia selain Rumah Uya dan Termehek-mehek, adalah Jomblo. Ini fenomena yang aneh. Tapi begitulah yang terjadi dari apa yang sudah saya amati. Izinkan saya mengajak kau kembali ke masa SMA saya. Di mana, untuk pertama kalinya saya menyadari bahwa jomblo memang memiliki bakat menjadi konsultan, psikater, dan advokat asmara.

***

"Sudah kelas tiga SMA, rasanya rugi kalo tidak pernah coba pacaran Zul"

Saya memandang beranda Facebook itu dengan perasaan jenuh, menggulir-gulirkan mouse sambil menopang pipi dengan kepalan tangan kiri.

"Iya, terus?" tambah Zul yang daritadi berbaring di lantai yang dilapisi tikar itu.

"Ya, rasanya hambar. Kalo kata Rhoma biskuit kelapa, bagai taman tak berbunga"

Kami sama-sama terdiam.

"Sebenarnya saya sudah lama rencana mau nembak Dewi, Rey"

"Hah? Kenapa, kenapa?"

"Dewi. Saya mau nembak dia. Tapi gak tahu mau mulai darimana"

"Serius?"

"Serius lah"

"Hmm..."

Zul suka sama Dewi sudah lama. Sudah beberapa bulan terakhir ini mereka sering sms-an. Kebetulan saya, Zul dan Dewi satu kelas. Zul terkenal sebagai teman yang alim di kelas. Waktu SMP dia pernah menjadi pengurus Remaja Mushollah. Dia sudah beberapa kali jatuh cinta, tapi belum ada yang kesampaian pacaran. Mungkin karena pernyataan saya barusan dia jadi tertantang untuk menyatakan perasaannya kepada Dewi.

Saya kembali memandang layar laptop. Masuk ke profil. Kembali ke beranda. Melihat pemberitahuan. Begitu terus berulang-ulang. Sampai saya teringat sesuatu. Saya menawarkan ide brilian itu kepada Zul.

"Oiya, Zul. Kemarin saya nemu ini di BBM. Cara nembaknya keren" Saya memperlihatkan gambar tersebut :

Lalu menjelaskan langkah-langkah sporadis yang harus dilakukan secara bertahap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lalu menjelaskan langkah-langkah sporadis yang harus dilakukan secara bertahap. Hampir mirip seperti seorang pekerja perusahaan Multilevel Marketing yang sedang merayu kliennya.

"Bagaimana? Mantap kan? Cewek kan suka yang romantis"

"Bagus, sih"

"Coba saja tembak Dewi pake cara ini di kelas, dia pasti gak bakalan nyangka"

"Gak bakalan nyangka kalo ditembak?"

"Gak nyangka kalo dia nolak kamu,"

Zul sempat terdiam berpikir.

"Ya, iyalah. Kan namanya surprise. Ya pasti ga bakalan nyangka kalo ditembak"

"Iya, juga ya." Zul Nampak masih berpikir.

Segelas SusuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang