Part 8 {Jimin}

33 8 3
                                    


"Apa ada yang kamu rasakan? Rasa sakit di tubuh mu" ucap jimin sambil memegang tanganku lagi.

Deg!

"Apa sangat terlihat aku merasa kesakitan?" batin sunny

Kali ini tatapannya begitu dalam. Sungguh aku tidak bisa berbohong. Jika ia tau aku berbohong..... Habis sudah.

"Jawab aku sun.. " ucap jimin mengeratkan pegangan tanganya.

"Iyaa.. " ucap ku sedikit ragu.

"Apa? Apa yang kamu rasakan? Di bagian mana rasa sakit itu?" tanya nya yang langsung panik.

Iya aku bisa melihat jelas bahwa wajahnya panik. Bukan sedikit tetapi sangat panik.

"Punggung ku jim" ucap ku sedikit tertunduk menyembunyikan wajahku yang menahan rasa sakit.

Tetapi iya lagi lagi jimin mengangkat daguku agar ia bisa melihat wajahku.

Jimin langsung sedikit membuka baju belakangku. Ia sangat terkejut melihat punggung ku yang memar.

Ia langsung menutup baju belakangku dan membuatku menghadapnya.

"Pasti sangat sakit, kenapa kau menahannya?" ucap jimin menatap mataku dengan sangat khawatir.

Aku hanya terdiam, apa yang harus aku katakan. Aku bingung.

"kenapa bisa sampe memar gitu?! Siapa yang melakukannya?!!" ucap jimin sedikit menaikan nada bicaranya.

"tidak itu hanya--" ucap ku terpotong.

"Jangan membuat alasan yang tidak tidak. Aku ingin kamu jujur pada ku. Aku ini pacarmu. " ucap jimin tegas.

Aku masih saja diam. Aku ragu untuk menajwab, takut jimin kelewat emosi dan ngamuk lagi.

Bisa bisa suho habis di hajarnya.

"Kamu tidak ingin menjawab? Baiklah aku akan pergi dan tidak akan menemui mu lagi" ucap jimin yang langsung beranjak dari duduknya.

Langkah jimin terhenti karna aku memeluk tubuhnya dari belakang. Memeluknya dengan sangat erat. Walau sebenarnya aku merasa sedikit lemas.

Terpaksa aku harus mengatakannya. Jika tidak jimin akan benar" marah padaku.

"Itu karna kejadian kemarin jim. Suho mendorongku hingga terbentur hebat dengan tembok" ucap ku.

"Tapi aku tidak apa jim. Aku mohon jangan marah dan memperpanjang masalah ini" lanjut ku yang langsung meneteskan air mata.

Jimin pun melepas pelukanku dan langsung berbalik badan menghadap ku dan menatapku.

"pacar macam apa aku! Melihat gadisnya sakit tetapi aku tidak tau apa apa" ucapnya pada dirinya dengan kesal.

Jimin jadi menyalahkan dirinya sendiri.

Aku yang melihatnya tidak tahan, air mata ku terus berjatuhan.

"Jim jangan salahin diri kamu. Maafin aku gak bilang sama kamu" ucap ku yang lalu memeluk tubuhnya dengan sangat erat dan menangis di dalam pelukannya.

"Kenapa kamu nutupin hal penting ini dari aku sun" ucap jimin yang melepas pelukanku, lalu memegang kedua pipi ku dan menghapus air mataku.

"Aku cuma gak mau kamu tambah marah dan menghajar dia. Masalah akan tambah rumit jim" ucap ku sesegukan.

"Please my girl, dont cry. Aku tidak bisa melihat mu menangis" ucap jimin menghapus air mataku dan memeluk tubuhku dengan erat.

Hangat. Begitu hangat. Itu yang aku rasakan saat dia memeluk tubuhku. Aku tersenyum di pelukannya.

Tragedi Cinta! - BTS [Short]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang