HS - 02

922 176 67
                                    

Chapter Two : His name is Jung Jaehyun

Yang memenuhi pikiranku saat ini adalah pertanyaan tentang kesalahan apa yang telah kuperbuat sampai ada orang yang berniat memusnahkanku. Maksudku, aku tahu aku pasti pernah menyakiti seseorang baik secara sengaja atau tak disengaja. Tapi aku yakin aku tak pernah menyakiti seseorang sampai separah itu hingga membuatnya berniat memusnahkanku.

"Pasti ada kesalahan," kataku, menolak untuk percaya pada penjelasan pria bernama Oh Sehun tadi. "Aku tidak mungkin melakukan kesalahan sefatal itu sampai seseorang berniat memusnahkanku!"

"Belum," dia mengoreksi. "Tapi kau akan melakukannya." Matanya melirik sejenak pada spion mobil, kemudian kembali lagi pada jalanan di depan. Aku tahu dia sedang memeriksa keberadaan pria yang nyaris membunuhku tadi. Tapi aku cukup yakin kalau kami telah berhasil membuatnya kehilangan jejak. "Sangat penting untuk membuatmu tetap hidup."

"Ini tidak benar..." Aku menggelengkan kepalaku, masih berusaha menolak percaya dengan semua ini. "Bagaimana mungkin orang itu masih bisa bertahanㅡ"

"Dia bukan orang," potong Sehun cepat. "Tapi mesin. Sebuah Terminator. Cyberdyne System model 101."

"Mesin?" ulangku memastikan. "Maksudmu seperti robot?"

"Bukan robot, tapi Cyborg. Cybernetic Organisme."

Aku tak tahu apa bedanya robot dengan sesuatu yang baru saja Sehun sebut. Tapi yang pasti, jika pria itu memang mesin, pria itu tidak mungkin memiliki darah. "Tidak mungkin, aku melihatnya berdarah tadi."

Tiba-tiba, aku mendengar sebuah sirine mobil polisi tepat di sebelah mobil ini. Itu sebenarnya bukan hal yang aneh karena Sehun sejak tadi tidak mengemudi dengan benar. Dia menerobos semua lampu lalu lintas, berkendara diatas batas kecepatan, tidak berhati-hati dengan kendaraan lain. Jadi, bukan hal aneh kalau kami menjadi kejaran polisi.

"Tunggu sebentar."

Bukannya menghentikan mobil, Sehun malah menabrakkan sisi mobil ini ke mobil polisi tersebut hingga membuatnya kehilangan kendali dan menabrak sisi jalan. Namun, mobil polisi lainnya juga ikut mengejar kami di belakang sana. Sehun berbelok di tikungan yang ada, kemudian berbelok lagi di sebuah gang, lalu berhenti. Awalnya kupikir dia berniat menyerahkan diri, walaupun aku agak sedikit skeptis dengan pemikiranku itu. Tapi setelah mobil polisi yang mengejar kami ikut berhenti, Sehun kembali menyalakan mesin mobil. Dia memundurkan mobil hingga menabrak mobil polisi di belakang kami, kemudian melesat pergi dari gang itu. Sepertinya, lelaki ini memang cukup ahli dalam melarikan diri dari kejaran seseorang.

Aku tak tahu kemana dia akan membawaku, tapi dia mulai menurunkan kecepatan mobilnya setelah kami mulai memasuki parkiran sebuah gedung. Tak ada petugas yang berjaga untuk membukakan palang parkiran, namun sepertinya itu bukan masalah untuk Sehun. Tanpa berpikir duakali dia langsung menabraknya hingga palang tersebut patah.

"Baiklah, dengarkan aku," katanya yang masih mengemudi. Matanya berpendar keluar sana, seperti mencari tempat yang bagus untuk memarkirkan mobil ini. "Terminator itu adalah unit penyusup. Setengah manusia, setengah mesin. Di dalamnya adalah mesin seperti robot yang berlapis baja dengan mikroprosesor yang bisa dikendalikan. Sangat tangguh. Tapi di luarnya, ada jaringan manusia yang hidup. Seperti daging, kulit, rambut, dan darah."

Penjelasannya sama sekali tidak membuatku merasa lebih baik. Kepalaku bahkan mulai berdenyut sakit mendengar semua itu.

"Kita tidak bisa lagi menggunakan mobil ini," katanya setelah berhenti dan mematikan mesin mobilnya. Dia keluar dari mobil, kemudian menarikku keluar dari mobil juga untuk mengikutinya.

Juvenile's BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang