FD - 07

433 104 21
                                    

Chapter Seven : Confused Feelings

Soojung duduk di pintu belakang ambulans dalam tempat parkir restoran. Seorang paramedis memeriksa semua luka dan memar yang didapatnya dari melompat ke trotoar, serta dari semua pecahan kaca dan bagian-bagian mobil.

Paramedis yang sedang membersihkan pecahan kaca dari lengan Soojung mendongak dari pekerjaannya ketika dia merasakan tubuh Soojung yang gemetar. Paramedis itu adalah seorang perempuan tinggi dengan kulit yang buruk dan tubuh yang sedikit gemuk. Dia terlihat simpatik dan serius.

"Maaf," katanya. "Aku tahu ini agak menyakitkan, tapi kau harus berusaha untuk tidak bergerak sedikitpun."

"Oh," kata Soojung, agak merasa bersalah. "Benar. Maaf."

Sehun melintasi tempat parkir, matanya mengamati kerumunan sampai dia menemukan Soojung. Jas berlumuran darahnya dilepas dan disampirkan ke bahu, mempertontonkan kemeja biru mudanya yang sebagian besar bersih, kecuali satu atau dua tempat di kerah. Dia telah melepas dasinya dan memasukkannya ke saku celana. Lelaki itu mendapati luka di salah satu pipinya dan perban yang tebal di pergelangan tangan kirinya. Sama seperti Soojung, dia juga mendapatkan goresan dan memar. Sehun mengerutkan kening padanya, keduanya sama-sama khawatir dan cemas.

"Sooj, kurasa kita harus ..."

Dia menunjuk dengan dagu dan matanya ke arah jalan yang ditandai  dengan palang KELUAR.

"Ya, kau benar," jawab Soojung, mengangguk dan menarik lengannya menjauh dari paramedis. "Dengar, aku baik-baik saja. Aku harus pulang sekarang."

"Tapi, nona...," paramedis itu memprotes.

"Sungguh," desak Soojung. "Aku baik-baik saja. Terima kasih."

Dua petugas polisi melangkah di belakang Sehun. Yang satu tampan dan berambut gelap sementara yang lain berambut cokelat dan terlihat polos.

"Nona Jung Soojung?" kata si petugas yang tampan. "Saya Petugas Jung Haein." Dia menunjuk ke rekannya. "Ini Petugas Hwang Kwanghee."

Soojung hanya mengangguk sekilas.

"Kami memerlukan keterangan singkat dari Anda selalu saksi mata," kata Petugas Hwang.

Soojung menghela napas dan memberikan versi pendek ceritanya kepada dua polisi itu, versi tanpa foto atau perasaan dingin dan menyeramkan yang dia miliki sebelum kecelakaan. Paramedis menggunakan kesempatan itu untuk terus bekerja pada lengan Soojung saat dia berbicara. Petugas Hwang mendengarkan dengan saksama dan mencatat, tetapi ada sesuatu di mata Petugas Jung yang membuat Soojung berpikir dia bisa merasakan sesuatu yang tidak benar dari ceritanya. Hal itu membuat Soojung ingin pergi sejauh mungkin darinya. Meskipun itu adalah suatu keuntungan memiliki polisi dipihak mereka, tapi dia tidak cukup bodoh atau naif untuk berpikir bahwa seorang polisi akan percaya pada teori gilanya tentang kecelakaan ini dan hubungannya dengan kecelakaan di Everland.

"Baiklah kalau begitu," kata Petugas Hwang. "Kurasa kita semua sudah selesai di sini."

"Kalian butuh tumpangan?" Petugas Jung menawarkan, kali ini melihat ke arah Sehun juga. "Mobil kalian tampaknya tidak bisa digunakan lagi."

Sehun memberi Soojung peringatan melalui tatapan dan Soojung mengerti hal itu dengan jelas. Ada begitu banyak hal untuk dibicarakan dan Soojung mau tak mau merasakan gelombang paranoia. Dia tidak ingin berada di dekat polisi, atau orang dewasa apapun dalam hal ini.

"Kurasa itu tidak perlu," tolaknya halus. "Kami bisa berjalan ke rumahku." Dia menoleh pada Sehun. "Aku akan memberimu tumpangan dari sana. Tak apa, 'kan?"

"Bukankah kau meninggalkan mobilmu di pemakaman tadi?" tanya Sehun.

Soojung menggeleng. "Ibuku yang mengantarku dan Chaeyeon ke pemakaman."

Juvenile's BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang