FD - 09

667 94 6
                                    

Chapter Nine : Hardware Store

Sehun dan Soojung melangkah dengan tidak yakin menuju pintu kaca depan toko perangkat keras yang sebagiannya telah ditutup oleh rolling besi. Sejujurnya, mereka agak tidak yakin kalau Jimin dan Seulgi ada di sana. Tapi mereka tidak memiliki pilihan lain. Mereka tidak memiliki kontak Seulgi ataupun Jimin, dan satu-satunya informasi yang bisa mereka dapatkan terkait keduanya adalah bahwa mereka bekerja di tempat itu.

Soojung mendekatkan wajahnya ke depan pintu kaca, mencoba melihat ke dalam tempat itu. Matanya menyipit ketika mendapati siluet seorang perempuan berambut hitam panjang, berjalan menuju tempat sampah dengan sebuah bangkai burung di tangannya. Itu pasti Seulgi, dia cukup yakin akan hal itu.

Dengan sedikit terlalu bersemangat, dia memukul rolling besi di sebelahnya untuk menarik perhatian perempuan itu dan berseru, "Seulgi, ini Soojung dan Sehun!"

Perempuan itu, Seulgi, terperanjat. Dia memegangi dadanya ketika menoleh dan mendekat ke arah pintu kaca. "Kau mengagetkanku!" gerutunya setelah membukakan pintu kaca itu.

"Tunggu sampai kau dengar apa yang akan kami beritahukan padamu," balas Sehun.

Seulgi menaikkan sebelah alisnya. "Dan apakah itu?"

"Ini tentang kecelakaan itu," jawab Soojung. "Dan apa yang terjadi setelahnya."

Seulgi mendesah kesal dan memutar bola matanya. "Aku benar-benar muak dengan pembicaraan terkait kecelakaan bodoh itu," katanya dan berbalik ke dalam toko. Soojung dan Sehun mengekor di belakangnya.

"Tapi kau benar-benar perlu mendengar ini sebelum terlambat," ujar Sehun mencoba meyakinkan.

"Baiklah, baiklah," kata Seulgi dan berhenti di belakang sebuah troli yang berisi macam-macam produk toko itu. "Tapi berjalanlah saat kita berbicara. Aku tidak bisa keluar dari sini sampai aku merapihkan kembali semua benda-benda ini ke tempatnya karena pelangganku terlalu bodoh untuk melakukannya sendiri."

Soojung langsung menyetujui. "Di mana Jimin? Dia perlu mendengar ini juga."

Seulgi menghela napas dan menarik walkie-talkie dari saku celemeknya. "Hei, Jim," katanya ke mic. "Kau di mana sekarang?"

"Lorong enam," jawab suara Jimin yang menyaru dengan statis.

"Aku akan menghampirimu... bersama tamu yang tak diundang," kata Seulgi dengan senyum mengejek. "Mereka ke sini untuk memberitahu kita sesuatu."

"Siapa?" tanya Jimin.

"Kau akan lihat sendiri."

Tanpa berkata apapun pada mereka, Seulgi langsung mendorong trolinya melalui lorong-lorong di antara deretan rak-rak tinggi yang ada. Baik Soojung maupun Sehun memilih hanya mengikuti di belakang perempuan itu tanpa berkata apapun. Mereka sengaja menyimpan penjelasan mereka sampai mereka bertemu Jimin. Dengan begitu, mereka tak perlu membuang tenaga sampai dua kali.

Mereka terus melangkah mengikutinya melalui lorong, sampai akhirnya mereka menemukan Jimin, berada di sebuah forklift. Dia meletakkan sekotak sekrup delapan inci kembali ke rak sekrup dengan berbagai ukuran.

"Lihat, Jim," kata Seulgi, ketika dia berbelok ke lorong. "Tamu tak diundang."

Jimin mendongak. Dia mengangkat sebelah alisnya mengejek. "Well, well," katanya. "If it isn't the popular kids, come to mock us in our wage slave shame. What do they want?"

Juvenile's BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang