FD - 01

479 106 24
                                    

Chapter One : T Express

"Sooj, tolong ambil gambarku di sini," kata Jongin, kemudian berpose di depan wahana.

Soojung menghela nafas, lalu mengangkat kameranya dan memotret. Perasaannya kian memburuk ketika mendengar jeritan pengunjung yang tengah menaiki wahana roller coaster terdengar sangat jelas dari arah belakang Jongin. Soojung memandang cemas ketika Jongin berjalan mendekat untuk membawanya memasuki wahana. Di depan mereka, Sehun dan Joohyun berdiri di pintu masuk, menunggu mereka bergabung.

"Cepatlah, Jong," teriak Sehun tak sabaran. "Kita harus segera mengantri."

"Ya, ya, tunggu sebentar," balas Jongin ikut berteriak. Dia segera beralih pada Soojung ketika menyadari ketidaknyamanan yang saat ini perempuan itu rasakan. "Ada apa?"

"Bukan apa-apa. Hanya..." Soojung menjeda, terlihat sangat tidak nyaman. "Apa kau pernah merasakan déjà vu, kau tahu perasaan seperti kau sudah mengalami sesuatu sebelumnya padahal belum terjadi?"

Jongin terkekeh. "Itu lelucon lama. Vuja de: perasaan bahwa sesuatu tidak akan pernah terjadi." Senyumnya lenyap ketika dia menyadari jika Soojung tidak menganggap leluconnya lucu. Dia mengerutkan kening. "Kau benar-benar merasa takut naik ini, ya?"

Soojung memilih menunduk, lalu mengangkat bahunya.

Jongin melangkah di depannya. Dia memegang kedua bahu wanita itu, dan memiringkan kepalanya. Setelah mengangkat dagu Soojung, dia menatap lembut mata gadis itu.

"Dengarkan aku, Sooj. Aku sudah mengenalmu cukup lama. Kau adalah seseorang yang ingin selalu memegang kendali. Aku pikir itu sebabnya wahana ini membuatmu takut, karena wahana ini tentang tidak memegang kendali. Ketakutanmu itu berasal dari perasaan tidak memegang kendali. Tapi kau harus belajar sedikit tentang menikmati hidup. Tak ada yang salah dari sedikit melepaskan kendali. Dan ini cara paling aman untuk melakukannya di planet ini. Roller coaster lebih aman daripada pesawat, dan pesawat lebih aman daripada mobil. Dan kau tidak panik saat mengendarai mobil, kan?"

Soojung menggelengkan kepalanya.

"Jadi begitulah," Jongin menyimpulkan. "Kau tidak punya alasan untuk panik, kan? Ini seharusnya menyenangkan. Jadi, bersenang-senanglah."

"Kurasa kau benar," balas Soojung, mulai tersenyum kecil. "Aku hanya tidak bisa menahannya. Aku terus mendapatkan perasaan yang tak menyenangkan ini... seakan sesuatu yang buruk akan terjadi."

Tangan Jongin beralih untuk mengusap lembut kepala Soojung. "Semua orang membayangkan hal-hal aneh ketika mereka merasa takut.
Tapi semua yang mereka bayangkan sama sekali tidak pernah terjadi. Sekalipun tidak pernah."

"Hei, kenapa kalian berdua lama sekali?" suara Sehun kembali terdengar, lebih tak sabaran dari sebelumnya.

Soojung menarik napas panjang dan lambat, memaksa dirinya untuk rileks. "Baiklah," katanya. "I'm sorry. I'm over it. Let's go."

Jongin tersenyum dan meraih tangannya, membawanya bergabung dengan yang lain.

Sebenarnya, ini bukanlah kali pertama Soojung berada di dalam situasi menakutkan. Namun yang membuat ini menjadi situasi menakutkan yang paling tidak menyenangkan yang  pernah dia alami adalah apapun yang dia lihat di wahana ini, semuanya nampak mengerikan. Dekorasinya, lintasannya, papan tulisan yang berisi aturan di dalamnya.

Dia membenci dirinya sendiri karena menjadi begitu penakut. Ketika orang-orang di sekelilingnya saat ini tampak begitu santai atau bersemangat dengan wahana ini, tapi dia malah merasa begitu tegang. Dia bahkan tersentak ketika suara kereta coaster menderu di platform dalam hiruk-pikuk desisan hidrolika dan arus listrik yang bermunculan. Suara itu terdengar sekencang kembang api di telinga Soojung. Kereta coaster merah cerah tersegmentasi seperti kelabang, dengan hanya dua kursi berdampingan untuk setiap bagian, dan tersambung satu sama lain sehingga bisa berjalan dengan lancar melalui semua putaran dan lintasan. Ada dua belas bagian, yang berarti kapasitas maksimal yang bisa ditampung wahana ini sebanyak duapuluh empat orang.

Juvenile's BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang